Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompleksnya Gunung Taal di Filipina, Gunung Bayi yang Berbahaya

Kompas.com - 15/01/2020, 06:30 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Gunung Taal yang meletus pada Senin (13/1/2020) masih menjadi perbincangan publik. Gunung tersebut merupakan salah satu gunung paling aktif di Filipina.

Dilansir dari BBC, selama beberapa hari terakhir, gunung ini telah memuntahkan lava, memicu gempa bumi, dan memancarkan gumpalan abu besar yang telah menyebar ke seluruh Pulau Luzon dan sekitarnya.

Para ilmuan khawatir akan ada letusan berbahaya yang lebih besar terjadi.

Meskipun masuk dalam kategori gunung berapi kecil, letusannya tidak bisa diremehkan.

"Sangat kecil tapi gunung berapi yang berbahaya," kata Kepala Institus Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Philvolcs), Renato Solidum.

Gunung berapi kompleks

Gunung Taal merupakan gunung berapi kompleks. Gunung tersebut tidak hanya memiliki satu lubang angin atau kerucut, tapi beberapa titik erupsi yang sudah berubah seiring waktu.

"Gunung berapi Taal merupakan gunung berapi bayi yang berada di dalam gunung berapi kaldera yang jauh lebih besar," ujar Profesor vulkanologi fisik University of Canterbury, New Zealand, Ben Kennedy.

Di area Gunung Taal juga terdapat Danau Taal seluas 234 kilometer persegi, yang terbentuk di kaldera letusan masif sebelumnya.

Selain itu, juga terdapat Pulau Volcano dengan 47 kawah, serta 4 kawah vulkanik yang terbentuk saat magma panas bersentuhan dengan air tanah dangkal. 

Sentuhan magma panas dengan air tanah dangkal tersebut dapat menghasilkan ledakan uap yang hebat.

Seluruh Pulau Volcano telah ditandai sebagai zona bahaya permanen oleh Philvolcs.

Baca juga: Gunung Taal di Filipina Meletus, Turis: Pengalaman Sekali Seumur Hidup

Tak dapat diprediksi

Setidaknya dilaporkan, dalam beberapa ratus tahun terakhir, terdapat 35 letusan dan terbaru pada 1977.

Pada 1911, terdapat letusan sangat besar dari kawah utama yang membuat partikel-partikel baru dan percahan-pecahan meletus dari gunung berapi.

Kejadian tersebut menewaskan lebih dari 1.300 orang.

Vukanologis di AS, Jess Phoenix menuturkan, Taal mempunyai sejarah gaya erupsi berganda. Sehingga, menciptakan ancaman di darat dalam bentuk lava dan di udara melalui abu.

Ia menambahkan, ada pula risiko tsunami vulkanik yang dipicu oleh jatuhnya puing-puing setelah letusan menghasilkan gelombang di danau.

"Salah satu dari jenis ancaman ini akan menjadi bahaya besar bagi orang-orang terdekat," ujar Phoenix.

Danau ini juga mempunyai potensi berbahaya, karena air dapat berinteraksi dengan magma dan membuatnya lebih eksplosif.

"Jika air sampai ke permukaan lava yang meledak, air akan meletus menjadi uap dan dengan cepat memadatkan lava yang berinteraksi dengannya, menghasilkan abu yang sangat halus yang meledak lebih tinggi ke atmosfer dan dapat bergerak lebih jauh," tutur Kennedy.

Dekat dengan banyak orang

Salah satu yang perlu diwaspadai dari letusan Gunung Taal adalah letaknya yang berdekatan dengan jutaan orang.

"Metro Manila berjarak beberapa puluh kilometer jauhnya dengan populasi lebih dari 10 juta, dan ada beberapa kota dalam 30 km yang masing-masing memiliki lebih dari 100.000 orang. Tidak termasuk kota-kota kecil di antaranya," Kepala geologi di Universitas Otago, James White.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, lebih dari 450.000 orang diperkirakan tinggal di zona bahaya dengan radius 14 km.

Setelah letusan, sebanyak ribuan orang telah dievakuasi. Tetapi, masih banyak masyarakat yang memilih untuk tinggal di dekat Gunung Taal karena berbagai alasan.

Salah satunya adalah tanah vulkanik yang subur di wilayah sekitar Gunung Taal.

Baca juga: Video Pesawat Terdampak Abu Vulkanik Gunung Taal di Bandara Ninoy Aquino

Situasi sekarang

Pada Selasa (14/1/2020), Phivolcs mengatakan, Taal telah menghasilkan air mancur lava setinggi 500 meter, diatapi gumpalan abu-abu dengan uap kelabu gelap mencapai sekitar 2 km tingginya.

"Asap yang tingginya 2 km sebenarnya kecil. Air mancur lava setinggi 500 meter cukup besar. Tetapi mungkin tidak super kuat atau kuat," papar Phoenix.

James White menambahkan, bagaimanapun, letusan setinggi 500 meter sebagai semburan yang sangat kuat, dan akan ada banyak magma yang keluar.

Abu tebal juga terus turun di kota-kota terdekat, dan total 212 gempa vulkanik telah terjadi sejauh ini.

"Aktivitas seismik tampaknya menunjukkan bahwa ada lebih banyak magma di bawah gunung berapi dan letusan dapat berlanjut," kata Kennedy. Namun, gunung berapi dapat dengan mudah menjadi tenang dan kemudian lebih eksplosif.

Baca juga: Adakah Dampak Erupsi Gunung Taal di Filipina Bagi Indonesia ?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com