Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asteroid Seukuran 3 Lapangan Bola Dekati Bumi pada Sabtu Ini

Kompas.com - 09/01/2020, 17:48 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah asteroid berdiameter 331 meter atau sekitar tiga kali lapangan sepak bola akan berpapasan dengan bumi pada Sabtu (11/1/2020).

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emanuel Sungging menegaskan, meski asteroid 2019 UO tersebut memiliki ukuran terbilang "raksasa", tetapi kecil kemungkinan menimbulkan tabrakan dengan bumi.

"Kalau kita lihat 2019 UO itu miss distance-nya masih 11.8 LD, artinya masih sekitar 11,8 kali jarak bumi-bulan (384.401 km). Jadi potensi bertabrakannya masih sangat kecil," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (9/1/2020).

Emanuel menjelaskan, daftar nama asteroid yang melewati bumi pada 2020 tersaji pada laman spaceweather.com.

Diketahui, asteroid 2019 UO tersebut merupakan asteroid yang mempunyai diameter terbesar pada Januari 2020 ini.

"Kalau misalnya lapangan bola panjangnya 100 meter, berarti kurang lebih tiga kali panjang lapangan sepak bola," katanya menjelaskan perihal ukuran asteroid tersebut.

Baca juga: Dampak Gerhana Matahari Cincin dan Fenomena di 2031...

Sebelumnya, tercatat ada asteroid yang melewati bumi, YT3, yang ditemukan pada 28 Desember 2019 dengan diameter 25 meter.

Astronom amatir asal Indonesia Marufin Sudibyo menambahkan, jika melihat dari ukurannya, masih ada asteroid yang lebih besar yang akan melintasi bumi.

Terkait dengan asteroid 2019 UO, menurut dia, melintas pada 10 Januari 2020 pukul 23.48 UTC.

"Perkiraan dapat disaksikan di Indonesia pada pukul 06.48 WIB pada 11 Januari 2020," kata dia, Kamis (9/1/2020).

Dilihat menggunakan teleskop

Diketahui, asteroid 2019 UO ini berjarak 4,8 juta kilometer dari bumi atau sekitar 11,8 kali lebih jauh ketimbang jarak bumi ke bulan.

Dengan jarak yang begitu jauh, semua asteroid dekat bumi tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Oleh karena itu, masyarakat bisa melihat fenomena langit ini menggunakan teleskop.

"Butuh teleskop besar dengan lensa/cermin obyektif berdiameter 100 cm untuk melihatnya," lanjut dia.

Di Indonesia, tempat yang memiliki teleskop ini hanya ada di Observatorium Bosscha yang terletak di Lembang, Jawa Barat.

Marufin menjelaskan bahwa teleskop tersebut tidak mengkhususkan diri dalam pengamatan asteroid dekat bumi.

Harapannya fasilitas ini akan ada di observatorium lain yang rencananya ada di Gunung Timau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Viral Langit Merah di Muaro Jambi, Ada Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com