Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Timelapse" Video Gerhana Matahari Cincin Tampak Sempurna dari Singkawang

Kompas.com - 27/12/2019, 14:36 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memublikasikan video proses terjadinya gerhana matahari cincin (GMC) pada Kamis (26/12/2019) kemarin.

Dalam video berdurasi satu menit tersebut, terlihat proses tertutupnya Matahari oleh Bulan secara detil.

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa LAPAN Dr. E. Sungging, M.Si mengatakan, video tersebut merupakan pengamatan GMC di Singkawang, Kalimantan Barat.

"Video disunting supaya terlihat prosesnya," kata Sungging saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/12/2019).

Menurut Sungging, proses pengamatan dilakukan melalui teropong yang diarahkan ke Matahari.

"Untuk merekam saat-saat terjadinya gerhana matahari cincin," ujar dia.

Ia menjelaskan, proses dilakukan menggunakan waktu Siak, Riau, dengan waktu pembulatan.

Baca juga: 12 Tahun Lagi, Gerhana Matahari Cincin Akan Lintasi 5 Wilayah Indonesia Ini

Kontak pertama atau proses awal gerhana dimulai pukul 10.22 WIB.

"Masuk fase cincin pukul 12.15 WIB. Annular utama pukul 12.17 WIB," kata Sungging.

Fase cincin berakhir dua menit kemudian, yaitu pukul 12.19 WIB, dan akhir fase gerhana pukul 14.14 WIB.

LAPAN melakukan pengamatan di beberapa titik, yaitu Siak, Singkawang, Bandung, Pasuruan, dan Garut.

Berikut video terjadinya GMC yang dibuat oleh LAPAN:

Mengenal GMC

GMC merupakan peristiwa kedudukan Matahari, , Bulan, dan Bumi tepat segaris. Pada saat itu, piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil dibandingkan piringan Matahari.

Akibatnya, saat puncak gerhana, Matahari akan tampak seperti cincin, yakni gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.

Ketika puncak gerhana, besaran piringan Matahari yang tertutup bergantung pada
magnitudo gerhana.

Baca juga: 20 April 2023, Gerhana Matahari Total Terjadi di Wilayah Timur Indonesia

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com