KOMPAS.com - Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) berlangsung setiap tanggal 12 Desember atau dikenal dengan 12.12.
Pada setiap tanggal tersebut, hampir semua platform belanja online akan memberikan banjir diskon kepada konsumen.
Lalu, bagaimana awal kemunculan Harbolnas?
Dikutip dari Kompas.com, 12 Desember 2017, Harbolnas di Indonesia terinspirasi dari gerakan "Cyber Monday" yang telah ada di negara besar seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan Jepang.
Laman Reader Digest menyebutkan bahwa istilah "Cyber Monday" diciptakan pada 2015 oleh Ellen Davic, wakil presiden penelitian dan inisiatif strategis untuk Federasi Ritel Nasional.
Meski baru tenar dalam beberapa tahun terakhir ini, sejarah Harbolnas sudah dimulai sejak 2012.
Baca juga: Harbolnas, 1 Jam Pertama Shopee Berhasil Jual 1,2 Juta Barang
Laman resmi Harbolnas menyebutkan, kegiatan tahunan ini diprakarsai oleh enam e-commerce besar di Indonesia pada 12 Desember 2012.
Sebut saja Lazada Indonesia, Zalora, Blanja, PinkEmma, Berrybenka dan Bukalapak.
Acara tersebut diadakan guna memperkenalkan belanja online kepada masyarakat.
Pada tahun itu, diskon besar Harbolnas yang ditawarkan sangat menarik animo masyarakat pengguna internet di Indonesia.
Jumlah e-commerce yang ikut berpartisipasi pun terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pada 2013, ada 22 e-commerce yang mengikuti acara tersebut. Lalu, meningkat menjadi 78 e-commerce yang ikut berpartisipasi pada 2014.
Selanjutnya, meningkat lagi menjadi 78 e-commerce pada 2014 dan terdapat 140 e-commerce yang bergabung dalam Harbolnas 2015.
Kini, angka tersebut berkembang signifikan dengan jumlah pesertanya mencapai lebih dari 250 platform pada 2019.
Baca juga: Ini Waktu yang Tepat Berbelanja di Harbolnas 12.12
Pesta belanja dengan diskon terbesar ini juga didukung sejumlah mitra seperti pelaku industri telekomunikasi, perbankan, logisitik hingga media.