Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AIP Diet, Pola Diet untuk Redakan Gangguan Autoimun

Kompas.com - 24/11/2019, 07:51 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak divonis menderita autoimun, penyanyi Ashanty dilarang mengonsumsi beberapa makanan, terutama yang mengandung zat tepung.

Istri Anang Hermansyah itu harus mengonsumsi makanan organik tanpa campuran zat kimia buatan.

Riset 2014 yang diterbitkan dalam The Journal Current Allergy and Asthma Reports juga membuktikan, gejala-gejala autoimun sangat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi.

Oleh karena itu, mengatur pola makan sangat penting bagi penderita gangguan autoimun.

Melansir laman Healthline, salah satu pola diet yang disarankan bagi penderita autoimun adalah Diet Autoimmune Protocol (AIP).

Pola diet ini juga dikenal dengan nama Protokol Autoimun Paleo.

Baca juga: Mengenal Gejala Autoimun dan Cara Mendeteksinya...

Diet ini merupakan versi diet paleo dalam versi jauh lebih ketat dari diet paleo pada umumnya, yang menerapkan pola makan alami tanpa pemrosesan.

Dalam diet ini, kita harus menghindari makanan yang dapat menyebabkan peradangan di usus dan wajib mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi.

Diet AIP dirancang dengan keyakinan bahwa kondisi autoimun disebabkan oleh kebocoran usus, atau yang secara medis disebut sebagai permeabilitas usus yang berubah.

Teorinya adalah lubang kecil di usus menyebabkan makanan bocor ke dalam tubuh.

Hal ini diduga menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan dan mulai menyerang jaringan tubuh karena kesalahan.

Dengan mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan menghindari makanan, diet AIP bertujuan untuk menyembuhkan lubang di usus yang bermanfaat untuk hal berikut ini:

  • Mengatur ulang sistem kekebalan tubuh
  • Mencegah respons autoimun
  • Mengurangi gejala penyakit autoimun
  • Mencegah terjadinya penyakit autoimun sekunder

Orang yang melakukan diet AIP harus mengikutinya dengan ketat selama beberapa minggu dan kemudian secara perlahan memperkenalkan kembali makanan yang telah dihindari.

Baca juga: Bisakah Autoimun Menyerang Anak-anak?

Cara ini dilakukan untuk melihat apakah ada reaksi ketika makanan diperkenalkan kembali. Jika ada reaksi, maka kita harus menghindari makanan tersebut untuk jangka panjang.

Berikut makanan yang bisa dikonsumsi dalam diet AIP:

  • Daging dan ikan
  • Sayuran hijau
  • Buah
  • Alpukat, zaitun, dan minyak kelapa
  • Makanan fermentasi bebas susu, seperti kombucha, kefir dibuat dengan santan, dan kimchi
  • Rempah segar non-biji, seperti kemangi, mint, dan oregano
  • Teh hijau dan teh herbal non-biji
  • Kaldu tulang

Makanan yang harus dihindari:

  • Semua biji-bijian, seperti gandum dan beras
  • Semua produk susu
  • Telur
  • Polong-polongan, seperti kacang dan kacang
  • Sayuran nightshade sepertitomat, terong, paprika, dan kentang
  • Semua jenis pemanis kecuali madu
  • Mentega
  • Semua minyak kecuali minyak kelapa dan zaitun
  • Zat aditif makanan
  • Alkohol
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Tren
Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com