Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Informasi Ledakan di Laut China Selatan Sebabkan Radiasi Nuklir

Kompas.com - 23/11/2019, 17:22 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah informasi menyebutkan telah terjadi ledakan yang diindikasi menyebabkan paparan radiasi nuklir di Laut China Selatan.

Melalui keterangan tertulis bersama, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menyatakan, informasi tersebut dimuat salah satu pemberitaan media online.

Disebutkan bahwa terjadi ledakan di kedalaman 50 meter di bawah permukaan Laut China Selatan.

Setelah melakukan pemantauan BMKG dan Bapeten menyatakan tidak menemukan adanya ledakan di Laut China Selatan yang diperkirakan terjadi pada Kamis (21/11/2019).

"Berita adanya paparan radiasi Nuklir di Laut Cina Selatan tidak terbukti," demikian bunyi pernyataan BMKG dan Bapeten.

Klarifikasi mengenai hal ini disampaikan melalui keterangan tertulis dan diunggah oleh akun media sosial sejumlah kementerian, di antaranya Facebook Kementerian Hukum dan HAM RI.

Konfirmasi Kompas.com

Untuk memastikan lebih jauh informasi ini, Kompas.com menghubungi Kepala Sub Bagian Humas BMKG Dwi Rini Endra Sari.

Rini mengungkapkan, informasi terjadinya ledakan yang menyebabkan paparan radiasi nuklir adalah tidak benar.

"Jadi, isu yang terkait ledakan nuklir di Laut China Selatan itu memang hoaks, tidak benar," ujar Rini saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (23/11/2019).

Ia mengatakan, BMKG telah melakukan upaya untuk mengecek informasi tersebut.

Berdasarkan pantauan dari jaringan stasiun monitoring gempa bumi yang masuk dalam sistem prosessing di BMKG dan hasil analisis rekaman seismik di dua lokasi yang diperkirakan dekat dengan Laut Chin Selatan, yakni Vietnam dan Taiwan, BMKG tidak mendeteksi adanya ledakan nuklir yang terjadi.

"Adanya anomali sinyal seismik yang menunjukkan akibat dari ledakan nuklir, yang diperkirakan ledakan itu akan terjadi pada tanggal 20 November 2019 pukul 18.22 waktu Eastern US atau diperkirakan pada 21 November 2019 pukul 06.22 WIB," ujar Rini.

"Jadi, berdasarkan proses itu yang ada di Taiwan dan Vietnam tidak terdeteksi anomali sinyal elektrik," lanjut dia.

Selain itu, Bapeten juga melakukan pengukuran radioaktiv lingkungan menggunakan monitor radiasi lingkungan atau sensor Radiological Data Monitoring System (RTMS) yang telah terpasang di enam lokasi stasiun CTBTO.

Lokasi tersebut di beberapa stasiun BMKG antara lain, di Deli Serdang; Lembang Bandung; Kappang Sulawesi Selatan; Kupang NTT; Sorong Papua Barat, dan Jayapura, Papua.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

Tren
Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Tren
Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Tren
55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

Tren
Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Tren
Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Tren
Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Tren
8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

Tren
20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

Tren
Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Tren
Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Tren
100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Tren
5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com