Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta Penipuan Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Capai Rp 960 Juta

KOMPAS.com - Dua pengusaha katering asal Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah berinisial SP dan KSW menjadi korban dugaan penipuan pesanan katering fiktif untuk Masjid Sheikh Zayed Solo.

Kalono selaku kuasa hukum korban mengatakan, dua pengusaha katering tersebut berasal dari Kecamatan Baki dan Tawangsari.

Korban mengalami kerugian sebesar Rp 960 juta setelah mengirim 800 menu buka puasa setiap hari (selama 28 hari) ke Masjid Sheikh Zayed Solo.

Korban sama sekali belum mendapat bayaran walau seluruh pesanan sudah dikirim ke masjid tersebut.

"Total pesannya itu 28 hari. Total kerugian Rp 960 juta, dari dua katering. Belum ada pembayaran sama sekali dan barang sudah dikirim semua," ujarnya dikutip dari Kompas TV, Jumat (19/4/2024).

Berikut fakta dugaan penipuan pesanan katering fiktif Masjid Sheikh Zayed Solo.

1. Identitas pengirim tidak jelas

Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Munajat mengatakan, dugaan penipuan pesanan katering fiktif bermula ketika pihaknya menerima 800 porsi makanan untuk berbuka puasa setiap hari.

800 pesanan tersebut terdiri dari 400 kardus makan besar dan 400 takjil.

Namun, Munajat menyebut identitas pihak yang mengirim 800 menu buka puasa ke Masjid Sheikh Zayed tidak jelas.

"Awalnya pas sahur. Kan kita tolak karena tidak ada orang. Yang mendistribusikan siapa, itu juga dari mana tidak jelas," katanya dikutip dari Kompas.com, Jumat.

2. Pihak Masjid Sheikh Zayed sempat menolak

Munajat mengatakan, setelah menerima pesanan ketika sahur, pihaknya mendapat kiriman makanan untuk berbuka puasa pada sore keesokan harinya.

Pihak masjid sebenarnya sempat menolak kiriman makanan tersebut, namun dari pihak pengirim memaksa.

"Dengan alasan itu shodaqoh (sedekah). Kebetulan yang antar (namanya) E itu," imbuh Munajat.

Ia menyampaikan, pengurus Masjid Sheikh Zayed sempat bertanya kepada pihak katering soal kualitas makanan dan pembayaran.

Namun, pengirim mengaku hal tersebut merupakan sedekah sehingga pihak Masjid Sheikh Zayed tidak menolak.

"Kalau nanti ada makanan yang kualitasnya jelek akan jadi masalah. Yang kedua, jangan-jangan nanti minta bayaran. Tapi waktu itu dia jawabnya ini sudah dibayar. Shodaqoh dari hamba Allah. Namanya shodaqoh masa kita tolak," imbuh Munajat.

3. Makanan dibagikan ke warga sekitar

Munajat membeberkan, makanan yang dikirim ke Masjid Sheikh Zayed kemudian dibagikan ke warga sekitar.

Hal tersebut dilakukan karena jumlah makanan yang dikirimkan sangat banyak.

"Awal Ramadhan. Ya lumayan (banyak). Dibagikan ke warga. Yang bagikan pihak katering sendiri," tutur Munajat.

Ia menambahkan, pihak Masjid Sheikh Zayed sebenarnya sudah memesan makanan sendiri kepada katering melalui proses lelang sehingga makanan yang diterima menjadi berlebihan.

Munajat menegaskan, katering yang sudah bekerja sama dengan Masjid Sheikh Zayed tidak bermasalah.

"Yang jelas semua katering yang menjalin kerja sama dengan Zayed beres tidak ada persoalan," ucapnya.

4. Korban tidak curiga

SP dan KSW menjadi korban dugaan penipuan pesanan fiktif oleh E yang merupakan warga Tawangsari.

E merupakan menantu dari SW sekaligus teman sekolah KSW semasa SMA.

SP mengatakan, dugaan penipuan yang dialaminya bermula ketika E mengaku mendapat pesanan berbuka puasa di Masjid Sheikh Zayed.

Kepada SP, E mengaku pesanan tersebut berjumlah 800 paket yang kemudian dibagikan oleh KSW.

"Mendapatkan orderan 800 paket. Setiap porsi makanan harganya Rp 25.000, dan takjil Rp 15.000," ujar SP dikutip dari Kompas.com, Jumat.

SP bersama anaknya kemudian mengirimkan menu berbuka puasa ke Masjid Sheikh Zayed setiap hari.

Ia juga diminta untuk mengirimkan nota pembayaran kepada E setiap minggunya selama bulan Ramadhan.

E mengatakan, ia akan membayar pesanan tersebut tiga hari kemudian. Namun, janji ini tidak ditepati.

SP mengaku, ia tidak curiga dengan E karena terduga pelaku adalah menantunya. Terduga pelaku menurut SP juga sering beraktivitas di Masjid Sheikh Zayed.

5. Korban terpaksa berutang

KSW yang menjadi korban dugaan penipuan pesanan katering fiktif mengaku terlilit utang karena kasus ini.

Ia juga mengatakan, dirinya kehabisan dana untuk modal sehingga berutang.

KSW berharap ia mendapat bayaran dari pengirim supaya utangnya dapat dilunasi.

"Modal saya itu berjibaku utang ke pasar, tetangga. Di situ minta jatuh temponya sebelum Lebaran, tapi saya belum bisa melunasi," ungkap KSW.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/20/170000965/5-fakta-penipuan-katering-di-masjid-sheikh-zayed-solo-kerugian-capai-rp-960

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke