KOMPAS.com - Takbiran adalah kegiatan yang dilakukan oleh umat Islam dalam menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Biasanya, takbiran dilaksanakan pada malam hari sebelum lebaran yang ditandai dengan mengucapkan kalimat takbir ‘Allahu Akbar'.
Di Indonesia sendiri salah satu tradisi di malam takbiran adalah melantunkan kalimat takbir sambil melakukan pawai keliling, yang tema dan bentuknya bisa bervariasi untuk setiap daerah.
Lantas, seperti apa sejarah dan makna takbiran?
Makna takbiran menyambut Idul Fitri
Kalimat takbir adalah bentuk pengagungan akan kebesaran Allah. Pada saat yang sama, ini adalah ungkapan kesadaran bahwa kebesaran itu hanya milik Allah.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama RI, makna tersebut membawa pada kesadaran akan fitrah seseorang sebagai manusia.
Sehebat apa pun manusia, setinggi apa pun derajatnya, atau sebanyak apa pun hartanya, fitrah manusia sebagai manusia adalah hamba Allah.
Oleh sebab itu, lafal yang biasa dikumandangkan saat takbiran adalah ‘Allahu akbar’, yang artinya ‘Allah Maha Besar’.
Setelah menyempurnakan puasa di bulan Ramadan, umat muslim akan menyambut Idul Fitri dengan menggemakan takbir, dengan mengagungkan asma Allah.
Ramadan mengajarkan manusia akan kekuasaan Allah, yang menumbuhkan sikap tawadhu atau merendahkan diri kepada Allah dan tidak berbuat semena-mena terhadap sesama.
Sejarah tradisi takbiran
Dikutip dari Kompas.com (27/3/2023), sejarah lantunan takbiran diketahui bermula peristiwa Nabi Ibrahim a.s. menyerahkan anaknya, Ismail, kepada Allah.
Ketika Nabi Ismail a.s. berusia tujuh tahun, ada sebagian ulama yang menyebutkan 13 tahun, Allah SWT memintanya kepada Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim a.s. pun memenuhi dengan menyerahkan putra semata wayangnya, sebagai bentuk ketaatan.
Nabi Ibrahim a.s. kemudian berdoa agar Allah SWT tidak menyiksa satu pun umat Nabi Muhammad SAW.
Lalu, setelah mendengar doa tersebut, Malaikat Jibril berkata: "Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar".
Lalu, Nabi Ismail a.s. berucap "Laa ilaaha Illallahu wallahu akbar". Kemudian Nabi Ibrahim menimpali, "Allahu akbar walillahilhamd".
Kisah inilah yang kemudian menjadi asal-usul kalimat takbir yang dikumandangkan saat malam takbiran menyambut lebaran.
https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/09/201500465/latar-belakang-dan-makna-tradisi-takbiran-saat-malam-lebaran