Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kronologi 2 Lansia Ibu dan Anak Meninggal di dalam Rumah di Jakarta Selatan

Kapolsek Cilandak Kompol Wahid Key mengatakan, saat ditemukan, keduanya sudah dalam kondisi membusuk dengan beberapa bagian tubuhnya yang rusak.

Kedua korban dikatakan memiliki riwayat penyakit serius. Di mana M mengidap stroke dan hanya bisa terbaring ditempat tidur.

Sedangkan P mengidap diabetes akut yang membuatnya kesulitan untuk berjalan.

"Jadi, memang (korban) sudah tua semua," ujar Wahid dikutip dari Kompas.com, Sabtu (30/3/2024).

Dugaan penyebab kematian

Wahid mengungkapkan, keduanya diduga meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya.

Namun, keduanya diperkirakan meninggal dalam waktu yang berbeda. P diperkirakan meninggal terlebih dahulu dibanding ibunya, M.

"Dugaan awalnya, si ibu meninggalnya baru sekitar sehari atau dua hari. Sementara anaknya, sudah sekitar empat hari," ucap Wahid.

Kronologi penemuan jenazah 

Ketua RT setempat, Khumayanah menyampaikan kronologi penemuan jenazah dari kedua lansia, ibu dan anak tersebut.

Ia mengatakan, ibu dan anak itu terakhir kali terlihat pada 22 Maret 2024 atau seminggu sebelum jasad kedua korban ditemukan.

"Mereka tinggal berdua di sini, tapi sejak tanggal 22 Maret itu tidak ada komunikasi," ujarnya dikutip dari Tribun, Jumat (29/3/2024).

"Komunikasi terakhir dengan kader saya di Dasawisma. Setelah itu tidak ada komunikasi lagi," tambah dia.

Selanjutnya, pada Jumat (29/3/2024) pagi sekitar pukul 07.30, asisten rumah tangga (ART) korban mendatangi rumah kedua korban.

ART itu berkali-kali mengetuk pintu rumah korban, namun tidak ada jawaban.

"Dia tanya tetangga kanan kirinya minta tolong juga. Tapi nggak ada reaksi, enggak ada respons. Tapi kok TV-nya nyala," tambah Khumayanah.

Lantaran tak mendapatkan jawaban, ART itu kemudian datang ke kediaman Khumayanah dan bertanya tentang keberadaan majikannya.

Kemudian, tak lama setelahnya, anak dan menantu salah satu korban juga mendatangi rumah Khumayanah.

Mereka meminta izin untuk mendobrak pintu rumah korban.

"Dia bilang 'Tante gimana kalau saya dobrak saja pintunya?' 'Ya sudah oke'. Dia nanya, 'ada yang punya linggis enggak?'. 'ENggak ada yang punya linggis, ini hari Jumat, orang pada salat semua'. Saya bilang gitu," ungkap Ketua RT.

Khumayanah kemudian melihat pedagang barang rongsok dan meminta tolong untuk membuka pintu rumah korban.

Setelah dibuka pintu rumah tersebut, mereka menemukan P dan M yang sudah tak bernyawa dengan kondisi yang membusuk.

"Dibukalah pintu yang paling depan. Setelah dibuka, 'Pak, tolong lagi pak yang di dalam'. Tukang rongsokannya enggak berani karena di belakang pintu itu ada dua orang itu," ucap dia.

Selanjutnya, kedua jenazah dievakuasi ke RSUP Fatmawati untuk dilakukan visum et repertum.

Rencananya, hari ini, Sabtu (30/3/2024) pagi, kedua jenazah lansia ibu dan anak ini dimakamkan pihak keluarga di TPU Kampung Kandang, Jakarta Selatan.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/30/103000265/kronologi-2-lansia-ibu-dan-anak-meninggal-di-dalam-rumah-di-jakarta-selatan

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke