Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fenomena Bocah Pengejar Telolet dan Penanganannya

Pada perkembangannya, telolet tidak hanya mengeluarkan irama standar klakson, namun dimodifikasi hingga bisa mengeluarkan suara dengan nada-nada lagu tertentu.

Suara telolet bagi kalangan tertentu, termasuk anak-anak, dianggap menghibur. Maka tidak heran terjadi fenomena di sekitar terminal atau area pariwisata yang banyak busnya, ada sekumpulan orang, kebanyakan anak-anak, yang menunggu bus lewat hanya untuk mendengar suara teloletnya.

Misalnya, di dekat terminal Poris Tangerang, di pintu keluar TMII Jakarta Timur, dan banyak tempat lain.

Tak jarang mereka yang menunggu klakson telolet tidak memperhatikan keselamatan mereka maupun pengguna jalan lain.

Dari menyeberang dengan tidak memperhatikan arus lalu lintas, menunggu bus telolet di tengah jalan, hingga mengejar bus, baik dengan berlari maupun menggunakan sepeda motor.

Sehingga tidak jarang kegiatan menunggu telolet berakibat fatal. Dari kecelakaan ringan sampai yang terbaru seorang anak usia 5 tahun tewas terlindas bus di area Pelabuhan Merak (17/3/24).

Dilihat dari sisi aturan, penggunaan telolet di bus bukanlah aksesoris yang melanggar aturan. Berbeda dengan Strobo atau lampu isyarat tertentu yang oleh UU 22/2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan diatur peruntukannya.

Meski begitu, jatuhnya korban akibat fenomena klakson telolet harus menjadi perhatian pihak berwenang.

Di sisi lain, kehadiran telolet telah membuat pemeo "bahagia itu sederhana" menjadi nyata. Cukup mendengar suara telolet, banyak orang terhibur. Bisa dibilang telolet hiburan gratis, yang mungkin banyak orang bisa akses.

Usulan solusi

Telolet bak pisau bermata dua. Satu sisi menghibur banyak orang, satu sisi upaya menunggu bus telolet tidak jarang membahayakan para pengguna jalan termasuk pemburu telolet itu sendiri. Maka sudah seharusnya pemburu telolet diatur.

Bagaimana caranya? Caranya adalah melokalisir tempat para pemburu telolet berkumpul. Jadi tidak menyebar seperti sekarang, melainkan di tempat yang sudah disediakan.

Tempat itu bisa di lokasi dekat terminal atau tempat wisata. Dengan syarat tidak berada di badan jalan, misal di trotoar atau tanah lapang di pinggir jalan.

Perlu dibuat garis sebagai pembatas para pemburu telolet. Jika melewati garis tersebut, maka perlu dibuat aturan untuk memberi sanksi kepada si pemburu telolet.

Para orangtua pun harus bisa mengedukasi bahaya berada di pinggir jalan, apalagi sampai mengejar bus yang sedang melaju. Orangtua juga perlu menyadarkan ke anak manfaat maupun mudharatnya suatu hobi, termasuk hobi terkait bus.

Hal ini juga bisa menjadi sarana sosialisasi berlalu lintas yang aman jika pihak berwenang mau hadir di area tersebut. Atau bagi orangtua bisa menjadi sarana sosialisasi penanaman nilai tertib berlalu lintas yang sama kepada anaknya.

Para pengemudi bus telolet pun dilarang membunyikan telolet selain di area-area aman tersebut. Apalagi jika memang daerah tersebut potensial menyebabkan kemacetan atau kecelakaan, seperti di pintu masuk terminal Merak, tempat terjadinya kecelakaan yang menewaskan anak usia 5 tahun yang mengejar telolet.

Apabila sopir bus masih membunyikan telolet selain di tempat yang sudah disediakan untuk pemburu telolet, atau di tempat potensial terjadinya gangguan lalu lintas atau kecelakaan lalu lintas, maka polisi berhak untuk menilang bus tersebut. Peran tegas aparat kepolisian menjadi penting.

Perusahaan otobis yang mengizinkan armadanya menggunakan telolet juga harus mengedukasi sopirnya agar mengutamakan keselamatan ketimbang eksis membunyikan telolet.

Adanya beberapa kecelakaan karena memburu telolet, bisa menjadi bahan renungan sopir maupun PO dalam mempertimbangkan urgensi memasang dan membunyikan telolet di bus mereka.

Namun jika memang sulit dilakukan, maka tindakan tegas berupa pelarangan telolet mau tidak mau harus diberlakukan.

Semoga tidak ada lagi korban jatuh karena memburu telolet.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/18/092506865/fenomena-bocah-pengejar-telolet-dan-penanganannya

Terkini Lainnya

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Tren
Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Tren
Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Tren
Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Tren
Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Tren
Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Tren
Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Tren
Mengenal Jampidsus, Unsur 'Pemberantas Korupsi' Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Mengenal Jampidsus, Unsur "Pemberantas Korupsi" Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Tren
Starlink dan Literasi Geospasial

Starlink dan Literasi Geospasial

Tren
Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Tren
5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

Tren
Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke