Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Prediksi Cuaca Awal Ramadhan 2024, BMKG Ungkap Cuaca Ekstrem 11-12 Maret

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, cuaca ekstrem akan melanda sejumlah wilayah Indonesia pada awal Ramadhan 1445 Hijriah.

Awal Ramadhan tahun ini berpotensi ditetapkan berbeda oleh Muhammadiyah dan Kementerian Agama (Kemenag).

Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada 11 Maret 2024, sedangkan pemerintah diprediksi memutuskan 12 Maret 2024 meski masih menunggu sidang isbat.

Namun demikian, BMKG memperkirakan, dua hari tersebut sama-sama dilanda cuaca ekstrem untuk beberapa daerah tertentu.

Penyebab cuaca ekstrem

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan, terdapat sejumlah kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan.

Pertama, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang aktif di wilayah Indonesia.

"Peningkatan kecepatan angin dari utara Indonesia hingga melintasi ekuator melalui Selat Karimata yang mengindikasikan aktivitas Cross Equatorial Northerly Surge (CENS)," ujar Guswanto kepada Kompas.com, Jumat (8/3/2024).

Kondisi lainnya, yakni potensi pembentukan pusat tekanan rendah di Samudra Hindia Barat Daya hingga selatan Jawa dan Australia bagian utara.

"Dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di Indonesia bagian selatan," kata Guswanto menambahkan.

Potensi cuaca ekstrem awal Ramadhan 2024

Guswanto memaparkan, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat atau angin kencang berlangsung pada periode 11-14 Februari 2024.

Artinya, bukan hanya 1 Ramadhan 1445 H, cuaca ekstrem masih menghantui sejumlah wilayah selama hari-hari awal puasa wajib bagi Muslim.

Wilayah yang diperkirakan akan dilanda cuaca ekstrem tersebut, meliputi:

Potensi banjir rob bertepatan dengan sidang isbat

Sementara itu, khusus wilayah Jabodetabek, BMKG juga meminta untuk mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau angin kencang hingga 14 Maret 2024.

Kehadiran fenomena super new moon atau fenomena bulan baru bersamaan dengan perige (jarak terdekat bulan ke bumi) pun berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.

Fenomena tersebut akan berlangsung pada 10 Maret 2024, bertepatan dengan pelaksanaan pemantauan hilal dan sidang isbat awal Ramadhan 1445 H.

Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir atau rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, antara lain:

  • Pesisir Sumatera Utara
  • Pesisir Kepulauan Riau
  • Pesisir Banten
  • Pesisir Jawa Tengah
  • Pesisir Jawa Timur
  • Pesisir Kalimantan Barat
  • Pesisir Sulawesi Utara
  • Pesisir Maluku Utara.

Menurut Guswanto, potensi banjir pesisir dapat berbeda waktu, baik jam maupun hari di setiap wilayah.

Namun, fenomena ini secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/10/110000365/prediksi-cuaca-awal-ramadhan-2024-bmkg-ungkap-cuaca-ekstrem-11-12-maret

Terkini Lainnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Jawa Tengah 11-20 Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Jawa Tengah 11-20 Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Tren
Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

Tren
Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai 'Juara'

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai "Juara"

Tren
NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke