KOMPAS.com - Kue keranjang adalah salah satu sajian khas perayaan tahun baru Imlek yang terbuat dari tepung beras ketan.
Nama "keranjang" disematkan lantaran proses pembuatannya dicetak pada wadah berbentuk keranjang.
Kue berwarna khas coklat ini memiliki sebutan lain, termasuk kue bakul, kue manis, atau dodol China karena rasa yang manis dengan tekstur kenyal dan lengket.
Sementara di negeri asalnya, China, istilah untuk kue keranjang adalah nian gao yang bermakna kue lengket.
Cerita dan mitologi menghiasi sejarah perkembangan kue keranjang sebagai makanan khas tahun baru Imlek.
Dilansir dari laman Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya, setidaknya ada tiga kisah yang menceritakan asal-usul kue ini.
Salah satu yang paling populer, yakni kedudukan kue keranjang sebagai cadangan makanan saat berperang.
Cerita asal-usul kue keranjang
Kue keranjang awalnya merupakan persembahan dalam ritual upacara adat, tetapi perlahan berubah menjadi makanan khas di festival musim semi.
Menurut cerita, kue keranjang berasal dari daerah Suzhou, dan telah ada sejak sekitar 2.500 tahun silam.
Kala itu, China masih terpecah-pecah menjadi beberapa kerajaan, yang sewaktu-waktu dapat berlangsung perang.
Suzhou adalah ibu kota Kerajaan Wu, yang dikelilingi oleh benteng kokoh untuk melindungi dari serangan musuh.
Kehadiran benteng sedikit mengusir rasa cemas semua orang di ibu kota akan kemungkinan perang, kecuali Perdana Menteri Wu Zixu.
Dia berkata kepada para pengawalnya, "Perang tidak bisa dianggap remeh. Tembok yang kokoh memang melindungi kita. Namun, bila musuh mengepung kerajaan kita, tembok juga menjadi penghalang untuk melarikan diri atau mencari makanan. Apabila kelak sesuatu yang buruk terjadi, ingatlah untuk menggali lubang di bawah tembok itu."
Beberapa tahun kemudian, setelah kematian Wu Zixu, perkataannya menjadi kenyataan. Banyak orang mati kelaparan karena kehabisan pasokan pangan saat ibu kota dikepung oleh musuh.
Para pengawal kerajaan lantas teringat pesan dari Zixu untuk menggali tanah di bawah tembok benteng.
Mereka terkejut ketika menemukan dinding benteng di bagian bawah dibangun dengan menggunakan bata yang dibuat dari tepung ketan dan gula. Makanan inilah yang menyelamatkan banyak nyawa dari kelaparan.
"Bata" itulah yang kemudian disebut-sebut sebagai asal-usul nian gao atau kue keranjang.
Sejak saat itu, orang mulai membuat nian gao setiap tahun untuk memperingati jasa Wu Zixu. Lama-kelamaan, kue ini menjadi kudapan umum dan lazim disajikan ketika tahun baru.
Aneka resep kue keranjang untuk Imlek
Bentuk, tekstur, dan rasa kue keranjang yang lengket dan manis melambangkan makna manisnya kebersamaan yang utuh.
Selain dimakan langsung, kue keranjang dapat disulap menjadi beragam olahan lezat dengan resep yang relatif mudah.
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (15/2/2022), berikut olahan kue keranjang yang patut dicoba:
Sajian ini membutuhkan bahan pelapis yang terdiri dari tepung beras, tepung sagu, tepung terigu, dan air.
Simak resep kue keranjang goreng berikut:
Bahan:
Cara membuat kue keranjang goreng tepung:
2. Roti goreng kue keranjang
Masyarakat juga dapat menggoreng kue keranjang dengan lembaran roti tawar tanpa kulit yang sudah ditipiskan.
Berikut resepnya:
Bahan:
Cara membuat roti goreng kue keranjang:
Kue keranjang dapat dikreasikan bersama pisang dan singkong menjadi sajian kolak yang manis.
Cara membuat sajian ini, ikuti langkah-langkah berikut:
Bahan:
Cara membuat kolak:
4. Ongol-ongol kue keranjang
Kue keranjang dapat disulap menjadi ongol-ongol, jajanan tradisional dari tepung yang dimakan bersama taburan kelapa.
Namun, kue keranjang harus dikukus hingga lembek terlebih dahulu sebelum dikreasikan menjadi ongol-ongol.
Berikut resepnya:
Bahan:
Cara membuat ongol-ongol kue keranjang:
5. Putri mandi kue keranjang
Selain dimakan langsung, kue keranjang bisa dikreasikan menjadi isian putri mandi dengan kuah santan yang gurih.
Simak resep putri mandi kue keranjang berikut:
Bahan:
Cara membuat putri mandi kue keranjang:
https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/09/140000265/sejarah-dan-resep-olahan-kue-keranjang-makanan-khas-perayaan-imlek