Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Faktor Umum yang Menyebabkan Tanaman Menjadi Layu

KOMPAS.com - Layu adalah sebuah kondisi di mana tumbuhan atau tanaman sudah tidak segar lagi, terutama bagian daunnya terkulai.

Tanaman yang layu tidak sama dengan tanaman mati, artinya mereka masih hidup dan berpotensi untuk kembali segar dengan beberapa treatment tertentu.

Bahkan, layu adalah adaptasi yang digunakan banyak tanaman untuk mengurangi kehilangan air selama cuaca panas di siang hari.

Berikut adalah beberapa penyebab umum yang membuat tanaman dapat menjadi layu:

1. Tanaman mengalami dehidrasi

Dilansir dari laman Britannica, banyak tumbuhan non-kayu hampir sepenuhnya bergantung pada tekanan air, atau turgor, di dalam selnya untuk menjaganya tetap tegak.

Namun, tumbuhan terus-menerus kehilangan air melalui lubang kecil di daunnya (stomata) dalam proses yang disebut transpirasi.

Meskipun transpirasi sangat penting untuk fotosintesis dan membantu mengangkut nutrisi dari akar ke seluruh tanaman, sebagian besar air yang diserap oleh akar hilang melalui proses ini.

Pada hari yang panas dan kering, atau setelah lama tidak turun hujan dan tidak disiram, transpirasi menyebabkan lebih banyak air yang hilang dibandingkan air yang masuk.

Hal ini menyebabkan keseimbangan air di dalam tanaman dapat terganggu. Sel-sel yang mengalami dehidrasi pada daun dan batang tidak dapat lagi tegak, dan tanaman mulai layu.

Menariknya, kondisi layu juga berfungsi mengurangi kehilangan air. Daun yang layu memiliki luas permukaan yang lebih sedikit terkena sinar matahari sehingga tidak akan kehilangan air dengan cepat.

Kebanyakan tanaman dapat pulih dengan cepat dan segar kembali jika diberi air. Namun, dehidrasi yang berkepanjangan dapat berakibat fatal atau menyebabkan tanaman mati.

Layu permanen dapat terjadi ketika tanaman terkena penyakit tertentu yang ditularkan melalui tanah, seperti Fusarium wilt, jamur, bakteri, dan Phytophthora.

Mereka dapat menginfeksi batang atau akar tanaman dan benar-benar menghentikan aliran air. Ciri utamanya adalah tanaman akan tetap layu meskipun sudah disiram.

Ini adalah masalah umum pada sayuran seperti tomat dan tanaman lanskap tertentu seperti rhododendron. Dimulai dengan satu atau dua cabang dan akhirnya seluruh tanaman layu.

Dilansir dari laman University of Georgia, tanaman yang terinfeksi sering kali mengalami layu yang lebih parah pada tahap awal penyakit, terutama pada sore hari.

Ini menyebabkan masyarakat lebih sering menyiramnya. Sayangnya, penyiraman yang berlebihan justru membantu penyebaran penyakit ini.

Untuk menghilangkan penyakit jamur, tanaman yang mati akibat infeksi beserta tanah di sekitar akar, harus dihilangkan seluruhnya.

Spora penyakit ini dapat bertahan di dalam tanah selama bertahun-tahun dan dapat menginfeksi tanaman berikutnya yang Anda coba tanam di sana.

3. Kondisi nyctinasty

Beberapa tanaman, terutama kacang-kacangan, akan layu pada malam hari. Kondisi tersebut dikenal sebagai fenomena nyctinasty.

Dikutip dari laman Biology Online, nyctinasty mengacu pada pergerakan nastik daun atau kelopak tanaman tingkat tinggi sebagai respons terhadap kegelapan (atau pergantian siang dan malam).

Salah satu contoh dari fenomena ini adalah menutupnya kelopak bunga saat senja. Itu merupakan peristiwa ritmis biologis yang normal.

Daun dari banyak spesies tanaman dilengkapi dengan pertumbuhan mirip sendi yang disebut pulvini, yang memungkinkan daun atau selebaran layu sebagai respons terhadap kegelapan dan suhu.

Tekanan air di pulvini sebagian besar diatur oleh fotoreseptor kimia yang memicu air berpindah dari sendi pada malam hari dan mengisinya kembali pada siang hari.

Tujuan dari adaptasi yang tidak biasa ini masih belum diketahui dengan jelas, meskipun penelitian genetik menunjukkan bahwa hal itu dapat membantu pertumbuhan.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/13/123000165/3-faktor-umum-yang-menyebabkan-tanaman-menjadi-layu

Terkini Lainnya

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke