Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Kondisi di Mana Mengonsumsi Jagung Buruk bagi Kesehatan

KOMPAS.com - Jagung adalah tanaman yang cukup populer di dunia. Mereka umumnya diolah menjadi sayuran, popcorn, atau dalam produk seperti sereal dan bubur jagung.

Secara umum, selain memiliki rasa yang enak, jagung juga mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. 

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, jagung memiliki banyak serat tidak larut, menjadikannya makanan dengan indeks glikemik rendah.

Ini berarti tubuh dapat mencernanya secara perlahan, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang tidak sehat secara tiba-tiba.

Jika Anda menderita diabetes, tidak perlu menghindari mengonsumsi jagung, cukup perhatikan ukuran porsi.

Jagung adalah sumber magnesium, fosfor, mangan, selenium, tiamin, dan vitamin D yang sangat baik.

Jagung juga mengandung prebiotik yang disebut pati resisten, yang menstimulasi dan menciptakan mikrobioma usus yang lebih sehat. Ini juga dapat membantu Anda merasa kenyang lebih lama.

Namun, dalam kondisi tertentu, jagung ternyata memiliki potensi risiko yang buruk bagi kesehatan.

Potensi efek negatif mengonsumsi jagung

Olahan jagung umumnya adalah makanan yang aman dikonsumsi. Namun, ada beberapa potensi negatif yang perlu Anda waspadai, yaitu:

1. Mikotoksin

Dilansir dari laman Healthline, beberapa sereal biji-bijian dan kacang-kacangan rentan terhadap kontaminasi jamur. Ini dapat terjadi jika jagung tidak disimpan dengan benar.

Golongan utama mikotoksin pada jagung adalah fumonisin, aflatoksin, dan trichothecenes. Fumonisin adalah yang patut diperhatikan.

Mengonsumsi jagung yang terkontaminasi mikotoksin dalam jumlah besar diduga merupakan faktor risiko kanker dan cacat tabung saraf.

Pada April 2004, 125 orang meninggal di Kenya karena keracunan aflatoksin setelah memakan jagung lokal yang disimpan dengan tidak benar.

2. Antinutrisi dalam jagung

Sama seperti semua biji-bijian sereal, jagung gandum utuh mengandung asam fitat yang dapat mengganggu penyerapan mineral makanan, seperti zat besi dan seng.

Ini bukan masalah bagi Anda yang menjalani pola makan seimbang. Namun, hal tersebut mungkin menjadi masalah serius di negara-negara berkembang, di mana biji-bijian sereal dan kacang-kacangan merupakan makanan pokok.

Merendam dan memfermentasi jagung, diketahui dapat menurunkan kadar asam fitat secara signifikan.

3. Intoleransi terhadap jagung

Intoleransi gluten atau penyakit celiac adalah kondisi umum yang disebabkan oleh respons autoimun terhadap gluten. Gejalanya berupa kelelahan, kembung, diare, dan penurunan berat badan.

Jagung mengandung protein yang dikenal sebagai zein yang berhubungan dengan gluten.

Penelitian menunjukkan bahwa zein jagung menyebabkan reaksi peradangan pada subkelompok penderita celiac. Namun, reaksi terhadap zein jauh lebih kecil dibandingkan gluten.

Para ilmuwan berhipotesis bahwa mengonsumsi jagung dapat menjadi penyebab gejala terus-menerus pada beberapa penderita celiac. Meski kasus tersebut jarang terjadi.

4. Gangguan pencernaan

Jagung juga dilaporkan menjadi pemicu gejala pada penderita sindrom iritasi usus besar atau intoleransi FODMAP (kategori serat larut yang sulit diserap).

Dilansir dari laman Everyday Health, jagung dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada penderita gangguan pencernaan.

Jagung termasuk karbohidrat yang sulit dicerna yang disebut sebagai FODMAP atau oligosakarida disakarida, monosakarida, dan poliol yang dapat difermentasi.

Mengonsumsi jagung dapat memicu gas, kembung, dan ketidaknyamanan perut pada orang yang sensitif terhadap FODMAP, seperti penderita sindrom iritasi usus besar dan radang usus.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/03/113000565/4-kondisi-di-mana-mengonsumsi-jagung-buruk-bagi-kesehatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke