Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Danau Asin antara Israel dan Yordania Disebut Laut Mati?

KOMPAS.com - Laut Mati, atau yang juga disebut sebagai Laut Asin, adalah danau garam yang terkurung daratan di antara Israel dan Yordania.

Pantai timurnya milik Yordania, dan separuh selatan pantai baratnya milik Israel. Sungai Yordan adalah tempat Laut Mati menerima hampir seluruh airnya.

Laut Mati memiliki kedalaman hampir 300 meter, dan merupakan perairan terendah di permukaan bumi.

Di permukaannya, Laut Mati berada sekitar 430 meter di bawah permukaan laut, dan pada titik terdalamnya berada sekitar 730 meter di bawah permukaan laut.

Mengapa dinamakan Laut Mati?

Dilansir dari laman Science ABC, diketahui referensi paling awal tentang Laut Mati tercatat dalam Kitab Kejadian, kitab suci Ibrani, yang disebut sebagai “Salt Sea (laut garam)”.

Hal itu karena kandungan garamnya yang sangat tinggi, dengan tingkat salinitas mendekati 35 persen. Ini menjadikannya danau paling asin di bumi.

Selain itu, danau ini terkurung daratan dan tidak ada aliran keluar, yang berarti garam terperangkap dan tidak dapat keluar.

Pada zaman Romawi, orang-orang yang datang ke sana menyebutnya “Laut Mati”. Hal itu karena tidak terdapat bentuk kehidupan “normal”, seperti ikan, tumbuhan, dan hewan.

Sejak saat itu, danau asin ini populer dengan nama Laut Mati. Meski ia juga dikenal dengan nama Laut Asin, Laut Dataran, hingga Laut Setan dalam berbagai kebudayaan.

Secara sederhana, “Laut Mati” memang sulit untuk mendukung kehidupan layaknya di lautan atau danau pada umumnya.

Dikutip dari laman ThoughtCo, garam umum digunakan untuk mengawetkan makanan. Ion mempengaruhi tekanan osmotik sel, yang menyebabkan semua air di dalam sel keluar.

Ini pada dasarnya membunuh sel tumbuhan dan hewan serta mencegah berkembangnya sel jamur dan bakteri.

Oleh karena itu, karena kandungan garam di “Laut Mati” sangat tinggi, maka akan sangat sulit bagi hewan dan tumbuhan untuk hidup di sana.

Meski demikian, terdapat beberapa bakteri, jamur, dan sejenis alga yang disebut Dunaliella yang hidup di sana. Alga ini memasok nutrisi untuk halobacteria (bakteri pencinta garam).

Ada juga spesies yang tinggal di sekitarnya. Beberapa spesies burung dan juga mamalia termasuk kelinci, serigala, rubah, hingga macan tutul.

Salinitas air Laut Mati

Dilansir dari laman Encyclopedia Britannica, perairan Laut Mati sangat asin dan konsentrasi garam semakin meningkat di dasar danau.

Fenomena tersebut dapat menciptakan dua massa air yang berbeda di dalam danau dalam jangka waktu yang lama.

Situasi seperti ini berlangsung selama sekitar tiga abad, dan berlangsung hingga akhir tahun 1970-an.

Hingga kedalaman sekitar 40 meter, suhu bervariasi dari 19 hingga 37 derajat celsius. Salinitasnya sedikit kurang dari 300 bagian per seribu, dan airnya sangat kaya akan sulfat dan bikarbonat.

Di bawah zona transisi di kedalaman antara 40 dan 100 meter, airnya memiliki suhu 22 derajat celsius, dan tingkat salinitasnya lebih tinggi sekitar 332 bagian per seribu.

Di wilayah ini mengandung hidrogen sulfida dan konsentrasi magnesium, kalium, klorin, dan bromin yang kuat.

Perairan dalam Laut Mati penuh dengan natrium klorida, yang mengendap ke dasar. Dan krena sangat asin dan padat, maka perairan tersebut tetap berada di dasar secara permanen.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/12/074500365/mengapa-danau-asin-antara-israel-dan-yordania-disebut-laut-mati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke