Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Latar Belakang dan Hasil Sidang PPKI pada 18, 19, dan 22 Agustus 1945

KOMPAS.com - Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) merupakan kelompok yang melanjutkan tugas Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Tugas-tugas tersebut berkaitan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia, merumuskan dasar negara, dan merumuskan lembaga negara.

Sejarah latar belakang sidang PPKI berawal ketika posisi Jepang dalam Perang Pasifik mulai terancam.

Ini membuat Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso, pada 7 September 1944 menjanjikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.

Hal tersebut dilakukan dengan harapan dapat simpati rakyat Indonesia, guna mempertahankan sisa kekuatan mereka.

Pada 1 Maret 1945, kepala pemerintahan pendudukan militer Jepang, Jenderal Kumakichi Harada, mengumumkan pembentukan badan khusus bernama BPUPKI untuk menyelidiki upaya persiapan kemerdekaan Indonesia.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (6/2/2023), sidang BPUPKI dilakukan pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Pada periode pertama, Indonesia menerima bentuk dasar negara.

Ini diramu oleh Prof. Herr. James, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno dengan gagasan lima dasar yang dikenal dengan istilah pancasila.

Rapat kedua dilaksanakan pada 7 Agustus 1945, dan setelah itu BPUPKI resmi dibubarkan, karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya menyusun konstitusi Indonesia.

Setelah BPUPKI dibubarkan, maka dibentuklah PPKI, dengan Ir. Soekarno sebagai presiden dan 21 orang yang berasal dari berbagai suku bangsa di Indonesia.

PPKI sendiri bertugas membuka pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 dan melanjutkan pekerjaan BPUPKI, seperti menyiapkan penyerahan kekuasaan dari pemerintah Jepang kepada pemerintah Indonesia.

PPKI diresmikan oleh Jenderal Terauchi pada 9 Agustus 1945 di Ho Chi Minh City, Vietnam dengan membawa tiga tokoh dari Indonesia yaitu Ir. Soekarno, dr. Moh Hatta, dan Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat.

Dilansir dari laman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Setelah Soekarno, Hatta, dan Radjiman pulang, pertemuan pertama PPKI dijadwalkan pada 16 Agustus 1945.

Namun, pergerakan golongan muda akhirnya membuat sidang ditunda dan dilaksanakan setelah Proklamasi Kemerdekaan.

Ini dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok, yakni penculikan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo.

Rapat PPKI pertama akhirnya dilaksanakan pada 18 Agustus 1945, di Gedung Pancasila, membahas perubahan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Hal ini karena anggota PPKI dari wilayah Indonesia Timur merasa keberatan dengan beberapa pasal yang kalimatnya cenderung Islamsentris.

Para pemimpin Islam yang hadir dalam sidang PPKI saat itu bersedia untuk menyesuaikan kembali UUD 1945.

Dikutip dari laman Kompas.com (29/7/2022), berikut adalah hasil dari tiga sidang PPKI pada tanggal 18,19, dan 22 Agustus 1945:

2. Hasil Sidang kedua PPKI, 19 Agustus 1945

  • Pembagian wilayah Indonesia yang terdiri dari delapan provinsi, yakni Sunda Kecil, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi.
  • Membentuk Komite Nasional (daerah) di setiap daerah yang tugasnya membantu presiden.
  • Menetapkan 12 departemen beserta menterinya yang mengepalai departemen dan empat menteri agama.

3. Hasil Sidang ketiga PPKI, 22 Agustus 1945

  • Pembentukan Komite Nasional Pusat untuk pemilu yang akan dilakukan mendatang. Fungsinya sebagai pusat dari Dewan Perwakilan Rakyat dengan Kasman Singodimedjo sebagai ketua.
  • Pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI) guna membantu negara Indonesia menjadi adil, makmur, dan berdaulat yang berdasarkan kedaulatan rakyat. Namun akhirnya, rancangan ini tidak jadi dilaksanakan
  • Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) atau Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan organisasi lain, seperti Heiho, Laskar Rakyat, dan PETA dibubarkan.

Demikian sejarah latar belakang dan hasil sidang PPKI pada tanggal 18,19, dan 22 Agustus 1945.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/07/121500365/latar-belakang-dan-hasil-sidang-ppki-pada-18-19-dan-22-agustus-1945

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke