Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Efek Samping Wortel bagi Tubuh, Apa Saja?

KOMPAS.com - Wortel kaya akan nutrisi penting, seperti beta karoten, serat, kalium, vitamin K, vitamin C, dan sejumlah antioksidan yang dapat mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Dilansir dari Healthline, beta karoten atau zat pemberi warna jingga pada wortel akan diubah menjadi vitamin A saat proses metabolisme dalam tubuh.

Kandungan tersebut membantu meningkatkan kesehatan mata dan menunjang sistem kekebalan tubuh.

Beta karoten dalam sayuran ini turut menawarkan penurunan risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, penyakit degeneratif, serta jenis kanker tertentu.

Tak hanya itu, wortel juga ramah untuk kelompok orang yang tengah menurunkan berat badan, orang dengan kadar kolesterol tinggi, maupun tekanan darah tinggi.

Kaya akan manfaat, lantas apa saja efek samping wortel?

Efek samping wortel

Wortel mengandung sangat sedikit lemak dan protein, yakni masing-masing 0,2 gram dan 0,9 gram per 100 gramnya.

Namun, sayuran berwarna oranye ini memiliki banyak air, sekitar 88 persen, dengan kandungan serat sebanyak 2,8 gram.

Jenis sayuran yang mempunyai nama ilmiah Daucus carota ini umumnya dianggap aman jika dalam jumlah moderat.

Sementara itu, Medical News Today melaporkan, terlalu banyak mengonsumsi wortel akan berujung pada efek samping yang tidak diinginkan.

Berikut efek samping wortel yang dapat terjadi:

1. Masalah pencernaan

Sebagai salah satu sayuran dengan kandungan serat yang melimpah, mengonsumsi wortel dalam jumlah banyak dapat memicu masalah pencernaan.

Seseorang yang mengonsumsi serat dalam jumlah besar kemungkinan akan mengalami kembung, sembelit, dan masalah pencernaan lainnya.

Dilansir dari Livestrong, wortel adalah sumber utama beta karoten, yang akan diubah menjadi vitamin A oleh tubuh.

Namun, banyak mengonsumsi wortel tak lantas membuat tubuh kelebihan vitamin A. Sebab, tubuh hanya akan mengubah beta karoten sesuai dengan kebutuhan.

Akibatnya, kelebihan beta karoten akan mengendap dalam darah dan menyebabkan karotenemia atau perubahan warna kulit menjadi kuning kejinggaan.

Kondisi ini lebih sering terlihat pada telapak tangan, telapak kaki, dan telinga. Tergolong tidak berbahaya, karotenemia akan hilang dengan sendirinya.

3. Rasa ASI berubah

Wanita yang makan banyak wortel selama kehamilan dan menyusui kemungkinan akan menularkan rasa sayuran ini kepada bayinya.

Efek samping wortel tersebut telah dibuktikan dalam tinjauan studi American Journal of Clinical Nutrition pada 2019, seperti dikutip laman Eat This.

Studi menemukan, rasa tumbuhan adas manis, bawang putih, dan wortel dari makanan selama kehamilan dapat memberi rasa pada cairan dan air susu ibu (ASI).

Studi turut menunjukkan, bayi dapat mendeteksi rasa pada ASI hanya dalam kurun waktu satu jam setelah ibunya mengonsumsi makanan tersebut.

Tidak hanya jika dimakan dalam jumlah berlebihan, efek samping wortel meski sedikit juga bisa muncul pada sebagian orang yang sensitif.

Menurut sebuah penelitian yang terbit di Journal of Allergy and Clinical Immunology (2001), wortel dapat menyebabkan reaksi alergi pada sekitar 25 persen pengidap alergi makanan.

Alergi sayuran ini menjadi salah satu bentuk reaktivitas silang, saat antibodi bereaksi tidak hanya dengan alergen atau penyebab alergi asli, tetapi juga alergen yang mirip.

Khusus wortel, alergi disebabkan proteinnya yang mirip dengan protein pada jenis serbuk sari tertentu.

Jika seseorang sensitif terhadap serbuk sari pohon birch atau mugwort, kemungkinan besar akan menunjukkan reaksi serupa saat mengonsumsi wortel.

Beberapa gejala alergi paling umum sendiri meliputi mulut dan bibir terasa gatal, ruam, kemerahan, serta pembengkakan tenggorokan.

Pada kasus yang parah, reaksi alergi dapat berkembang menjadi anafilaksis yang berpotensi mengancam nyawa.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/01/063000065/4-efek-samping-wortel-bagi-tubuh-apa-saja-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke