Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Misteri Keluarga Ulas di Turkiye, Jalan Merangkak dengan Kaki dan Tangan seperti Kera

KOMPAS.com - Anggota keluarga bernama Ulas asal Turkiye mendapatkan sorotan berkat perilakunya yang tidak biasa. Mereka terkenal karena sehari-hari berjalan dengan cara merangkak.

Keluarga Ulas merangkak dengan tumpuan kedua telapak kaki dan tangannya. Posisi jalan mereka seperti menungging, beda dari bayi yang merangkak dengan tumpuan lutut.

Cara jalan yang berbeda ini bahkan membuat keluarga Ulas mendapatkan catatan Buku Rekor Dunia sebagai "anggota keluarga terbanyak yang berjalan dengan empat kaki".

Muncul pertama kali lewat jurnal penelitian ilmiah oleh peneliti asal Turkiye serta film dokumenter dari BBC berjudul "The Family That Walks on All Fours" pada 2006, penyebab keluarga Ulas berjalan merangkak tetap menjadi misteri hingga saat ini.

Keluarga Ulas

Keluarga Ulas merupakan penduduk Suku Kurdi yang tinggal di Turkiye bagian tenggara.

Dilansir dari film dokumenter program "60 Minutes Australia" milik BBC, keluarga Ulas dipimpin oleh sepasang orangtua bernama Resit dan Hatice Ulas. Keduanya memiliki 18 anak dengan 12 orang terlahir normal seperti manusia biasa.

Namun, enam anak lainnya lahir memiliki keterbatasan gerak. Mereka akan berjalan dengan merangkak. Dari keenam anak tersebut, satu anak telah meninggal dunia.

Anak-anak dengan keterbatasan tersebut berusia remaja hingga dewasa. Seorang anak bernama Hussein bahkan telah merangkak selama lebih dari 28 tahun.

Seorang psikolog evolusioner dari London School of Economics, Profesor Nicholas Humphrey yang terlibat dalam studi keluarga Ulas menyatakan bahwa para ilmuwan Turkiye menganggap cara jalan tersebut sebagai bagian dari "devolusi" mahkluk hidup.

"Devolusi" merupakan kebalikan dari proses evolusi atau perubahan struktur tubuh makhluk hidup. Perilaku berjalan dengan empat kaki diyakini membalik evolusi yang terjadi selama tiga juta tahun di mana manusia mampu berjalan dengan dua kaki.

Humphrey mengecam anggapan tersebut. Menurutnya, hal itu sangat menghina dan tidak bertanggung jawab secara ilmiah.

“Saya tidak pernah menyangka bahwa bahkan di bawah fantasi ilmiah yang paling luar biasa sekalipun, manusia modern dapat kembali ke kondisi hewan,” kata Humphrey, seperti dikutip dari New York Post, Selasa (29/8/2023).

Meskipun begitu, ia tidak menyangkal bahwa perilaku keluarga Ulas memang di luar batas kewajaran.

Padahal, menurutnya, hal yang membedakan manusia dan hewan terlihat dari caranya berjalan kaki. Manusia berjalan dengan dua kaki dan mengangkat kepala, beda dari spesies hewan.

Humphrey menjelaskan dugaannya terkait perilaku keluarga Ulas. Menurut dia, cara jalan keluarga tersebut mungkin berhubungan dengan teori evolusi manusia.

Dalam teori evolusi, nenek moyang manusia berjalan dengan empat kaki. Kemudian, mereka berevolusi sehingga mampu berjalan dengan dua kaki.

“Saya pikir mungkin saja apa yang kita lihat dalam keluarga ini adalah sesuatu yang berhubungan dengan masa ketika kita tidak berjalan seperti simpanse (dengan dua kaki)," ujarnya.

Namun di sisi lain, Humphrey mengungkapkan bahwa anak-anak keluarga Ulas tidak didorong untuk berdiri setelah usia 9 bulan. Hal ini mungkin dapat memengaruhi cara mereka berjalan.

Gangguan gerak dan keseimbangan tubuh

Dilansir dari Times Now News (7/9/2022), sebuah penelitian membuktikan bahwa anak keluarga Ulas yang kesulitan berjalan ternyata memiliki kondisi "ataksia serebelar kongenital non-progresif".

Kondisi tersebut merupakan gangguan gerak dan keseimbangan tubuh yang disebabkan oleh kelainan di otak akibat penyakit atau cedera saraf.

Selain itu, mereka juga mengalami disabilitas intelektual ringan dan kesulitan menjaga keseimbangan saat berjalan dengan dua kaki. 

Meskipun memiliki gangguan gerak dan kesembangan, para ilmuwan menyebutkan hal tersebut tidak menentukan gaya berjalan unik yang keluarga Ulas terapkan.

Di sisi lain, ada juga orang dengan gangguan serupa yang bisa kembali berjalan dengan dua kaki.

Para peneliti di Universitas Liverpool juga menemukan bahwa anak-anak keluarga Ulas memiliki kerangka yang lebih mirip dengan kera dibandingkan manusia. Mereka juga memiliki otak yang ukurannya menyusut.

Namun, kondisi ini biasanya tidak memengaruhi kemampuan manusia untuk berjalan dengan kedua kaki mereka. Selain itu, cara jalan keluarga Ulas juga tidak benar-benar mirip dengan kera.

Meski penyebab pasti cara jalan keluarga Ulas belum ditemukan, Humphrey dan timnya berusaha mengatasi kesulitan gerak yang mereka alami.

Humphrey  mengajak para anak keluarga Ulas menjalani fisioterapi dan memberikan alat bantu jalan bagi mereka. Hasilnya, mereka perlahan mulai bisa berjalan dengan dua kaki.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/31/200000165/misteri-keluarga-ulas-di-turkiye-jalan-merangkak-dengan-kaki-dan-tangan

Terkini Lainnya

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Tren
Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke