Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Pepper Projectile Launcher yang Dibeli Polri Seharga Rp 49 M?

KOMPAS.com - Polri mengakui adanya kesalahan input data dalam pengadaan 1.857 unit pepper projectile launcher pada tahun anggaran 2022. Disebutkan, pengadaan tersebut menghabiskan anggaran Rp 49 miliar. 

Hal tersebut diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, Jumat (14/7/2023).

Sebelumnya, Indonesian Corruption Watch (ICW) bersama Trend Asia sempat menyoroti potensi kelebihan bayar pengadaan pepper projectile launcher. 

Sebab, jumlah pepper projectile launcher yang dibeli sebanyak 1.857 unit namun alat yang diinput hanya 187 unit dengan total anggaran Rp 49.860.450.000.

Menurut Ramadhan, kesalahan input data terjadi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

"Kelebihan bayar itu ada kesalahan input, kesalahan input mestinya 1.857 terinput 187," kata Ramadhan, dikutip dari Kompas.com.

Lantas, apa itu pepper projectile launcher yang dibeli Polri seharga Rp 49 miliar?

Apa itu pepper projectile launcher?

Ramadhan menjelaskan, pepper projectile launcher yang dibeli sebanyak 1.857 unit seperti senjata api laras pendek. Alat tersebut diadakan guna menunjang operasional anggota Polri di lapangan.

Pepper projectile launcher digunakan polisi untuk melumpuhkan ketika menangani unjuk rasa namun disebutkan alat ini sifatnya tidak mematikan.

Secara khusus, pepper projectile launcher dapat digunakan ketika polisi mengambil tindakan represif ketika menangani unjuk rasa yang anarkistis dan kejahatan.

"Agar tidak terjadi korban di masyarakat," ujar Ramadhan, dikutip dari Kompas TV.


Pepper projectile launcher dibekali 2 jenis amunisi

Lebih lanjut, Ramadhan mengatakan, pepper projectile launcher yang dibeli Polri dibekali 2 jenis amunisi, yakni bubuk lada dan bubuk lada dengan tambahan gas air mata.

Pengadaan alat tersebut diperlukan karena Polri dituntut memperhatikan nilai-nilai hak asasi manusia.

"Sehingga penggunaan pepper projectile launcher bagi Polri sangat dibutuhkan," jelas Ramadhan.

Ia menambahkan, Polri telah menganggarkan pengadaan pepper projectile launcher pada 2022.

Hal tersebut dimaksudkan sebagai program modernisasi sarana dan prasarana Polri dengan pagu anggaran sebesar Rp 49.966.763.000.

Rincian pengadaan pepper projectile launcher

Ramadhan juga membeberkan harga satuan pepper projectile launcher yang disebut bisa digunakan polisi ketika menangani unjuk rasa.

Ia mengatakan, Polri membeli alat tersebut sebanyak 1.857 unit termasuk perlengkapan dan pendukung yang diperlukan.

Harga per unit pepper projectile launcher dibanderol Rp 9.406.000. Bila Polri membeli 1.857 unit, artinya uang yang digelontorkan sebesar Rp 17.466.942.000.

Sementara itu, dana sebesar 32.393.508 sisa dari anggaran tersebut digunakan untuk perlengkapan pendukung pepper projectile launcher.

Berikut rinciannya:

  • 55 pcs pepper powder lada dan 55 pcs powder lada ditambah gas air mata projectile
  • Extra magazine 2 pcs
  • Holdster
  • Magazine pouch.

Ramadhan menjelaskan, pengadaan pepper projectile launcher yang sempat dinilai ICW ada potensi kelebihan bayar sudah selesai dilakukan pada 23 Agustus 2022.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/15/190000065/apa-itu-pepper-projectile-launcher-yang-dibeli-polri-seharga-rp-49-m-

Terkini Lainnya

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Pengakuan Istri, Anak, dan Cucu SYL soal Dugaan Aliran Uang dari Kementan

Pengakuan Istri, Anak, dan Cucu SYL soal Dugaan Aliran Uang dari Kementan

Tren
Biaya Maksimal 7 Alat Bantu Kesehatan yang Ditanggung BPJS, Ada Kacamata dan Gigi Palsu

Biaya Maksimal 7 Alat Bantu Kesehatan yang Ditanggung BPJS, Ada Kacamata dan Gigi Palsu

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke