KOMPAS.com - Beberapa daerah di Indonesia menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) rabies.
Di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), jumlah orang yang terkena rabies akibat gigitan anjing mencapai 26 orang.
Dari puluhan korban gigitan anjing rabies tersebut, satu di antaranya meninggal dunia.
"Kita terus kolaborasi karena ini sudah masuk fase kejadian luar biasa (KLB)," ucap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan, dikutip Kompas.com, Kamis (15/6/2023).
Kondisi lebih parah terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT.
Hingga Senin (12/6/2023), orang yang terkena gigitan anjing mencapai 270 orang.
Jumlah korban yang meninggal akibat rabies berjumlah tiga orang. Dua di antaranya anak kecil, sementara satunya berusia dewasa.
Lantas, apa itu rabies yang mewabah di Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS)?
Apa itu rabies?
Rabies adalah penyakit zoonis yang virusnya ditularkan dari hewan berdarah panas kepada manusia.
Rabies yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian setelah tanda dan gejalanya muncul pada korban.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengatakan, 95 persen kasus rabies di Indonesia disebabkan oleh gigitan anjing yang terindeksi.
"Ada juga beragam hewan liar yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai benua seperti rubah, rakun, dan kelelawar, tapi 95 persen karena gigitan anjing," ujarnya, dikutip dari Sehat Negeriku.
Menurut catatan Kemenkes, hingga April 2023 telah terjadi 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies.
Imran mengatakan, rabies merupakan tantangan besar di Indonesia selama tiga tahun terakhir.
Pasalnya, rata-rata kasus gigitan hewan yang terinfeksi rabies lebih dari 80.000 kasus dengan jumlah kematian rata-rata 68 orang.
Terkait hal tersebut, ia menyampaikan bahwa korban rabies meninggal karena terlambat dilarikan ke fasilitas kesehatan (faskes).
Korban baru berobat ketika kondisi mereka sudah parah dan seringnya di atas satu bulan setelah digigit hewan yang terinfeksi rabies.
Bila virus itu masuk ke tubuh manusia, penyakit ini dapat memunculkan gejala seperti:
Yang terjadi pada tubuh ketika terkena rabies
Rabies dapat ditularkan kepada manusia melalui kontak langsung melalui kulit yang terluka atau selaput lendir di mata, hidung, atau mulut.
Penularan berasal dari air liur atau jaringan otak atau sistem saraf dari hewan yang terinfeksi rabies.
Dilansir dari Health Essentials, ada beberapa hal yang terjadi pada tubuh ketika terkena rabies. Berikut penjelasannya:
1. Inkubasi
Virus rabies masuk ke dalam tubuh ketika air liur hewan yang terinfeksi masuk ke dalam luka terbuka yang biasanya disebabkan oleh gigitan.
Virus kemudian bergerak sangat lambat di sepanjang saraf menuju sistem saraf pusat.
Ketika mencapai otak, kerusakan yang terjadi akan menyebabkan gejala-gejala neurologis. Setelahnya, rabies dapat menyebabkan koma dan kematian.
Tapi, virus butuh waktu selama berhari-hari hingga berminggu-minggu sebelum masuk ke dalam sistem saraf. Fase ini dinamakan inkubasi.
Korban tidak akan mengalami gejala apa pun ketika selama inkubasi.
Bagi korban yang mendapat perawatan awal setelah digigit hewan yang terkena rabies, mereka bisa selamat dari penyakit ini.
2. Fase prodromal
Virus rabies kemudian bergerak melalui sel-sel saraf ke otak dan sumsum tulang belakang yang menyebabkan kerusakan saraf saat berjalan.
Kemudian, dimulailah fase prodmoral ketika virus masuk ke sistem saraf dan pada tahap ini sistem kekebalan tubuh akan berusaha melawannya.
Kerusakan saraf akibat masuknya virus rabies dapat menyebabkan gejala, seperti flu, kesemutan, nyeri, atau mati rasa di bagian tubuh yang digigit.
Korban akan merasakan gejala tersebut selama dua hingga sepuluh hari.
Tetapi, tidak ada pengobatan yang efektif untuk mengatasi tubuh korban yang memasuki fase prodmoral.
3. Fase neurologis akut
Virus rabies kemudian akan merusak otak dan sumsum tulang belakang.
Kondisi ini membuat dua pertiga korban mengalami gejala yang parah, seperti:
Kondisi rabies yang sudah parah bisa berlangsung dalam hitungan hari bahkan minggu.
4. Koma
Ketika infeksi semakin parah, korban rabies dapat mengalami koma. Hal ini terjadi pada tahap akhir rabies.
Di sisi lain, rabies yang awalnya ditandai dengan demam atau sakit kepala bisa berujung pada kematian.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/16/211500065/kejadian-luar-biasa-kasus-rabies-dan-gejalanya-