Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Kebiasaan Buruk Ini Ternyata Bisa Merusak Otak, Apa Saja?

KOMPAS.com - Kebiasaan sehari-hari mempengaruhi kesehatan seseorang, salah satunya kesehatan otak.

Kesehatan otak sangat penting karena organ tubuh ini berperan sebagai pusat kendali tubuh.

Namun, fungsi otak bisa menurun seiringnya bertambahnya waktu, terlebih apabila Anda melakukan beberapa aktivitas buruk setiap hari.

Lantas, apa saja kebiasaan buruk yang bisa merusak dan menurunkan fungsi otak? Simak penjelasannya. 

7 Kebiasaan buruk yang bisa merusak otak

Berikut kebiasaan buruk yang merusak otak menurut Direktur Unit Penelitian Genetika dan Penuaan dan direktur Pusat Kesehatan Otak McCance di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Rudolph Tanzi. 

Dilansir dari Health Harvard, berikut kebiasaan yang bisa merusak otak:

1. Duduk terlalu lama

Orang dewasa rata-rata duduk selama 6,5 jam per hari. Studi 2018 di PLOS One menemukan, terlalu banyak duduk berdampak pada perubahan otak, terutama kemampuan untuk menyimpan memori.

Para peneliti menggunakan pemindaian MRI untuk melihat lobus temporal medial (MTL) pada orang berusia 45-75 tahun.

Mereka kemudian membandingkan pemindaian dengan jumlah rata-rata jam per hari orang duduk.

Hasilnya, orang yang duduk paling lama memiliki wilayah MTL yang lebih tipis. Menurut para peneliti, penipisan MTL bisa menjadi awal dari penurunan kognitif dan demensia.

Untuk mengatasinya, Tanzi menyarankan agar seseorang bergerak setelah duduk selama 15-30 menit. Cobalah mengatur alarm di ponsel Anda sebagai pengingat kapan Anda harus bergerak.

Anda bisa memulai dengan gerakan sederhana yang aktif, seperti berjalan, push-up, squat atau lunge di sekitar lingkungan.

2. Kurang berinteraksi

Terbiasa sendiri dan mengalami rasa sepi kerap mengakibatkan timbulnya depresi yang berisiko tinggi terkena Alzheimer.

Sebuah studi Juli 2021 di The Journals of Gerontology: Seri B menemukan, orang yang kurang aktif akan cenderung kehilangan lebih banyak materi abu-abu di otak, yakni lapisan luar yang memproses informasi.

Untuk mencegahnya, temukan dua atau tiga orang yang bisa menemani dan berbagi cerita dengan Anda.

Lakukan komunikasi sesering mungkin, misalnya dengan membuat grup, berkirim pesan, dan bersua. Interaksi dengan seseorang bisa merangsang kesehatan mental.


3. Kurang tidur

Kesulitan tidur juga dapat menyebabkan penurunan fungsi otak. CDC menyatakan, sepertiga orang dewasa tidak mendapatkan waktu tidur yang ideal, yakni 7-8 jam per hari.

Penelitian dalam Sleep edisi Desember 2018 menemukan bahwa keterampilan kognitif, seperti ingatan, penalaran, dan pemecahan masalah akan menurun ketika orang tidur kurang dari tujuh jam per malam.

Mengubah kebiasaan sulit tidur bukan hal yang mudah. Mulailah dengan memberi waktu untuk lebih banyak tidur. Coba pula menyusun jadwal tidur satu jam lebih awal dari biasanya.

Anda juga dapat mencoba untuk mengganti kebiasaan menonton TV dan menatap layar ponsel ketika hendak tidur. Gantilah dengan membaca buku yang bisa merangsan rasa kantuk.

4. Stres

Stres yang kronis dapat membunuh sel-sel otak dan mengecilkan korteks prefrontal, area yang bertanggung jawab untuk memori dan pembelajaran.

Pemicu stres bisa karena pola pikir ekspektasi tinggi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Akibatnya, timbul reaksi negatif yang menyebabkan stres.

Untuk mengatasinya, cobalah bersikap lebih fleksibel papda apa yang terjadi.

Saat Anda hendak marah, tarik napas dalam-dalam dan ingatkan diri sendiri bahwa Anda tidak selalu tahu apa yang terbaik. Kemudian, terimalah bahwa pendekatan lain mungkin lebih baik.

Tenangkan diri Anda dengan mengulangi positif. Misalnya, "Saya baik-baik saja, sekarang." atau "Semua akan baik-baik saja."

5. Sering makan junk food

Dilansir dari WebMD, terlalu banyak makan junk food atau makanan siap saji juga bisa berpotensi merusak otak.

Studi menunjukkan, bagian otak yang berkaitan dengan pembelajaran, ingatan, dan kesehatan mental lebih kecil pada orang yang mengonsumsi banyak hamburger, kentang goreng, keripik kentang, dan minuman ringan dalam makanannya.

Sebagai upaya pencegahan, cobalah mengganti kebiasaan tersebut dengan menyimpan makanan bernutrisi sebagai camilan.

Misalnya, buah beri, biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau. Makanan tersebut bisa menjaga fungsi otak dan memperlambat penurunan mental.

6. Mengenakan headphone terlalu lama

Kebiasaan mendengarkan musik menggunakan headphone bervolume penuh bisa merusak pendengaran dan menimbulkan masalah otak, seperti Alzheimer dan hilangnya jaringan otak.

Hal ini terjadi karena otak Anda harus bekerja sangat keras untuk memahami apa yang dikatakan lingkungan sekitar Anda.

Di sisi lain, otak juga akan kesulitan mengingat apa yang didengar.

Untuk mengatasinya, cobalah mematikan headphone yang sudah Anda dengarkan selama berjam-jam.

Biasakan pula untuk tidak memutar volume lebih dari 60 persen volume maksimal.

7. Merokok

Masih dari sumber yang sama, kebiasaan merokok dapat mengecilkan otak Anda. Hal itu bisa berakibat pada kemampuan menyimpan ingatan yang lebih buruk.

Tak hanya itu, Anda juga dua kali lebih mungkin terserang demensia, termasuk Alzaimer dan penyakit kronis lain, seperti jantung, diabetes, stroke, dan tekaknan darah tinggi.

Menurut NHS, Anda bisa menulis hal-hal yang memicu Anda untuk merokok supaya bisa menghindari kebiasaan tersebut.

Masukkan rutinitas olah raga untuk menghindari keinginan untuk merokok.

Nah, itulah sejumlah kebiasaan buruk yang dapat merusak otak yang sebaiknya segera Anda hindari. 

https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/16/150000965/7-kebiasaan-buruk-ini-ternyata-bisa-merusak-otak-apa-saja-

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke