Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Urutan Lengkap Pelaksanaan Ibadah Haji dari Awal hingga Akhir

Dalam hal ini, mampu adalah mereka yang berkecukupan memiliki harta untuk berangkat haji dan memiliki fisik yang mampu untuk melaksanakan ibadah haji saat di Mekkah.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (23/5/2023), ibadah haji 2023 atau 1444 Hijrah di Indonesia sudah mulai diberangkatkan untuk kloter pertamanya.

Jemaah haji kloter pertama diberangkatkan menuju Madinah mulai Rabu (24/5/2023) dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG)

Bagi Muslim, penting untuk mengetahui apa saja ibadah dan kegiatan yang dilakukan oleh jemaah haji di Tanah Suci.

Berikut ini cara pelaksanaan ibadah haji (manasik haji) dari awal hingga akhir.

Ada dua macam miqat, yaitu miqat zamani (batas waktu) dan miqat makani (batas tempat).

Batas waktu untuk melakukan ibadah haji adalah pada bulan Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah. Sementara itu, batas tempat untuk memulai ibadah haji terletak di beberapa kota dan tergantung dari arah kedatangan jamaah haji.

Untuk urutan pelaksanaan ihram sendiri terdiri dari beberapa tahap, seperti halnya berikut ini:

  • Melakukan mandi sunnah
  • Berwudhu
  • Mamakai pakaian ihram
  • Mengucapkan niat haji
  • Berangkat menuju Arafah dengan membaca talbiyah

2. Wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah

Wukuf di Arafah dilaksanakan pada 9 Zulhijah. Wukuf akan dimulai setelah Matahari tergelincir hingga terbit fajar pada hari nahar di 10 Zulhijah (hari menyembelih kurban).

Pada pelaksanaan wukuf, terdapat beberapa amalan yang bisa dikerjakan, yaitu:

3. Mabit (menginap) di Muzdalifah, Mekkah

Muzdalifah merupakan tempat yang berada di antara Arafah dan Mina. Sesaat setelah tengah malam sampai sebelum terbitnya fajar, jemaah haji akan mulai berangkat dari Arafah menuju Mina.

Sesampainya di Muzdalifah, jemaah haji harus berhenti walaupun sebentar. Amalan ini disebut dengan mabit.

Jemaah haji yang datang sebelum tengah malam, diwajibkan untuk menunggu hingga tengah malam. Ini karena waktu waktu pelaksanaan mabit adalah dari tengah malam sampai terbit fajar.

Saat berada di Muzdalifah, ada beberapa amalan yang bisa jemaah haji kerjakan, seperti berikut ini:

  • Membaca talbiyah
  • Memperbanyak bacaan dzikir, beristighfar, dan berdoa
  • Membaca Al-Quran
  • Mencari kerikil sebanyak 49 dan 70 butir.

4. Melontar jumrah Aqabah

Selanjutnya, jemaah haji akan melontar jumrah aqabah yang dilakukan pada 10 Dzulhijjah dengan 7 butir kerikil.

Jumrah aqabah adalah sebuah tugu batu yang terletak di Bukit Aqabah di Mina.

Setelah itu, jemaah haji menyembelih hewan kurban.

5. Tahalul

Tahalul adalah melepaskan diri dari ihram haji setelah selesai mengerjakan amalan-amalan haji. Tahalul dilakukan dalam dua tahap.

Tahalul awal dilaksanakan setelah selesai melontar jumrah aqabah dengan cara mencukur sekurang-kurangnya tiga helai rambut.

Setelahnya, jemaah haji boleh mengerjakan semua hal yang dilarang pada waktu ihram, seperti memakai pakaian biasa, kecuali melakukan hubungan suami istri.

Kemudian, selesai menyelesaikan tahalul awal, jemaah haji yang akan melaksanakan tawaf ifadhah yang juga dilakukan pada hari itu dan dapat langsung menuju Mekkah untuk tawaf.

Selesai tawaf disunahkan untuk mencium Hajar Aswad (batu hitam), lalu shalat sunah 2 rakaat di dekat makam Ibrahim, berdoa di Multazam, dan shalat 2 rakaat di Hijr Ismail (semuanya ada di kompleks Masjidil Haram).

Kemudian jemaah melakukan sa’i antara bukit Shafa dan Marwa yang dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwa.

Setelah itu, dilanjutkan dengan tahalul kedua, yaitu mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai.

Dengan demikian, seluruh perbuatan yang dlarang selama ihram telah dihapuskan, sehingga semuanya kembali ke Mina sebelum matahari terbenam untuk mabit di sana.

Selepas itu, jemaah haji sudah diperbolehkan untuk mengerjakan larangan ihram, termasuk melakukan hubungan suami istri.

Hari tasyrik yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Setelah Matahari tergelincir pada setiap siang hari di hari tasyrik, maka jemaah haji melontar tiga jumrah yang masing-masing sebanyak tujuh kali.

Tiga jumrah itu adalah jumrah ula, wusta, dan aqabah.

Kendati demikian, bagi yang menghendaki nafar tsani atau nafar akhir (meninggalkan Mina pada 13 Dzulhijjah setelah jumrah sore hari), melontar jumrah dilakukan selama tiga hari yaitu 11,12, dan 13 Dzulhijjah.

Dengan selesainya melontar jumrah, maka selesai sudah seluruh rangkaian ibadah haji dan jemaah kembali ke Mekkah.

Sementara jamaah haji yang meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah itu lebih sempurna. Dengan demikian, jamaah haji tersebut melontar jumrah selama tiga hari dalam hari Tasyrik yang disebut dengan nafar sani.

7. Thawaf ifadhah

Bagi jemaah haji yang belum melaksanakan thawaf ifadhah ketika berada di Mekkah, maka mereka harus melakukan tawaf ifadhah dan sa’i.

Setelah itu, jemaah juga harus melakukan thawaf wada’ sebelum meninggalkan Mekkah untuk kembali pulang ke daerah asal.

(Sumber: Kompas.com/Erwina Rachmi Puspapertiwi | Editor: Inten Esti Pratiwi)

https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/26/074500165/urutan-lengkap-pelaksanaan-ibadah-haji-dari-awal-hingga-akhir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke