Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Santriwati Dirudapaksa Pimpinan Ponpes di Lombok Timur, Kemenag Buka Suara

"Saya diminta bersedia (melayani), maka dijanjikan surga, jika tidak saya dan keluarga diancam akan disiksa di akhirat, saya takut, saya tak berdaya," kata AD pada Senin (8/5/2023), dilansir dari Kompas.com, Selasa (9/5/2023).

Dalam kejadian tersebut, AD menyatakan pelaku memaksanya dengan dalih agama, mengatakan bahwa tindakannya tersebut dilakukan atas perintah nabi.

Kronologi kejadian

AD menjelaskan, awalnya dia belajar dengan lancar di pondok pesantren tersebut. Namun, pada 2022, ia didatangi oleh kakak tingkat yang memintanya melayani pimpinan pondok yang mereka panggil dengan sebutan Mamiq (Bapak).

Ketika jam belajar selesai, AD mengaku dipanggil untuk menemui LM. Pelaku sengaja membujuk korban dengan dalih agama, kemudian melakukan aksi bejat itu beberapa kali.

Lebih lanjut, korban mengungkapkan bahwa 13 temannya bahkan dikeluarkan dari pondok karena menolak paksaan LM.

Para korban sama-sama mengaku diancam. Pelaku menyebut keluarga korban akan mendapatkan masalah di akhirat kalau perintahnya ditolak.

Melihat banyak santri bernasib sama, korban akhirnya melaporkan kejadian ini. Orangtua salah satu korban, AA (50), mengaku sangat terpukul. Ia kemudian melaporkan kejadian itu ke Polres Lombok Timur.

Sementara para korban mendapat perlindungan dan pendampingan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB), Dinas Sosial Kabupaten Lombok Timur, dan Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Universitas Mataram (BKBH Unram).

Saat ini, pimpinan ponpes LM telah ditangkap, ditetapkan tersangka, dan ditahan di sel Mapolres Lombok Timur.

"Modus tersangka ini meyakinkan korban anak, bahwa hubungan mereka telah direstui oleh nabi kemudian korban termakan bujuk rayu tersangka sehingga terjadilah pemerkosaan tersebut," terang Kasat Reskrim Polres Lombok Timur AKP Hilmi Manosson Prayogo, Sabtu (6/5/2023).

Sementara itu, Direskrimum Polda NTB, Kombes Pol Teddy Rustiawan berharap agar korban-korban yang lain berani untuk melapor jika mengalami kasus serupa.

"Setelah dilakukan pendalaman dan investigasi, yang bersangkutan bukan pimpinan ponpes karena TKP bukan ponpes, hanya kos asrama penampungan santri, tidak memiliki izin operasional ponpes, hanya tempat mondok. Santrinya sekolah di luar," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/5/2023).

Waryono mengatakan, kasus ini murni terkait dengan masalah individu dari pelaku. Tidak berhubungan dengan posisi pimpinan ponpes di tengah masyarakat.

Menurutnya, lokasi kejadian hanya berupa padepokan pengobatan alternatif dan majelis taklim biasa, bukan sebuah lembaga.

"Tapi ada yang nginep di rumahnya, sebenarnya bukan mondok juga tapi sekedar nginep-nginep biasa dan tidak punya lembaga sekolah," lanjut dia.

Ia menyebut, LM memang dianggap sebagap guru spiritual dan pernah mengajar di beberapa pesantren lain.

Kemudian, banyak orang datang menginap di rumahnya untuk cari barokah. Ini termasuk anak sekolah yang tertarik dengan ilmu kanuragan dan ilmu kedigdayaan, sehingga sering menginap di sana.

Imbau masyarakat waspada

Lebih lanjut, Waryono mengimbau agar masyarakat terus berhati-hati dalam memilih guru dan tempat menitipkan anaknya untuk menimba ilmu.

"Untuk tindakan preventif, dalam minggu ini, dibentuk Tim Satgas Pengawasan Ponpes Kemenag Lombok Timur, termasuk pembentukan Dewan Masyaikh (DM) pada tiap ponpes," jelasnya.

Selain itu, pihaknya akan mengidentifikasi secara menyeluruh ponpes berasrama yang berada di Kabupaten Lombok Timur.

Ia juga meminta masyarakat untuk tenang dan tidak menilai komunitas ponpes sebagai tempat yang tidak nyaman untuk menitipkan putra putrinya.

"Kepada pimpinan pondok, para pembimbing, mudabbir (santri senior), agar menjadikan ini sebagai terapi alamiah untuk menjaga marwah ponpes dan para asatidz (tenaga pendidik)," ujar dia.

"Kepada semua pihak, lebih mengutamakan sikap tabayyun (mencari kejelasan) sehingga tidak menimbulkan ekses negatif di tengah-tengah masyarakat," pungkasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/09/173000965/santriwati-dirudapaksa-pimpinan-ponpes-di-lombok-timur-kemenag-buka-suara

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke