Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Modus Penipuan "Phising" Kuras Saldo, Ini Cara Mencegahnya

Unggahan itu diposting oleh akun ini pada Sabtu (11/4/2023).

Terdapat foto memperlihatkan saldo milik pengunggah di salah satu aplikasi keuangan yang nol dalam keterangan unggahan itu.

“Ya Allah gemeter sender abis kena phishing. Td neken (meneka) link dana kaget dan ga ngeh masukin nmr dan otp. Pas liat dana saldo udah nol, klo kaya gini akun dana masih bisa dipake ga sih? Atau bakal ketarik terus?” curhat sang pengunggah.

Hingga Rabu (12/4/2023), unggahan itu sudah dilihat sebanyak 776.000 kali dan mendapat 4.141 likes.

Penjelasan pakar

Pakar keamanan siber Pratama Persadha menjelaskan, phising merupakan modus paling banyak digunakan dalam kejahatan siber.

“Phising bisa dilakukan oleh semua orang, tidak harus memiliki kemampuan coding dan hacking. Minimal para pelaku memiliki data target calon korban serta bisa melakukan pendekatan persuasi atau social engineering,” katanya kepada Kompas.com, Rabu (12/4/2023).

Dalam kasus ini, Pratama menjelaskan bahwa pelaku mengetahui nomor ponsel korban dan mengirimkan link phising menyerupai aplikasi keuangan korban.

“Masyarakat yang kebetulan memakai aplikasi yang dimaksud, maka kemungkinan besar akan melakukan klik link dan mengisi data nomornya yang terdaftar dan password,” jelasnya.

Setelah korban memasukkan data di link phising tersebut, pelaku akan melakukan upaya log in hingga muncul request one time password (OTP) ke nomor korban.

“Saat pelaku bisa masuk, di sana lah akhirnya pelaku bisa leluasa melakukan penarikan dana karena sudah masuk dengan OTP dan memiliki password korban, ponsel pelaku dikenali sah karena melewati OTP tadi,” jelas Pratama.

Pratama mengatakan, akun yang sudah dijebol tetap bisa digunakan, namun segera ubah password dan PIN transaksi.

“Sehingga ponsel pelaku otomatis log out dari aplikasi keuangan tersebut,” tandasnya.

Senada dengan Pratama, pakar keamanan siber Alfons Tanuwijaya menjelaskan, phising adalah tautan yang dikirimkan dan jika di klik akan menjalankan aksi yang merugikan.

“Aksi itu seperti menginstall malware, (virus) trojan, mencuri kredensial, dan sejenisnya,” ucap Alfons kepada Kompas.com, Rabu (12/4/2023).

Alfons mengungkapkan, tautan-tautan yang dikirim bervarisasi, seperti tautan pendek, situs yang terlihat resmi, atau situs resmi yang berhasil diretas dan disalahgunakan.

Tautan-tautan tersebut diketahui dapat dikirimkan melalui chat, SMS, atau pun email.

“Kalau kasus di atas kemungkingnan phising-nya mengakibatkan korbannya menyetujui pengiriman saldo, atau bisa juga berakibat kredensial dananya dicuri,” ungkapnya.

Cara menghindari aksi phising

Menurut Alfons, cara untuk menghindari sekaligus mencegah aksi phising salah satunya adalah tidak mudah percaya pada tautan yang dikirim oleh seseorang.

“Jangan mudah percaya dengan tautan yang diberikan oleh siapa pun, baik orang dikenal apalagi tidak dikenal,” tuturnya.

Selain itu, juga bisa memasang antivirus tertentu yang dapat memantau tautan-tautan berbahaya dan membantu mengamankan perangkat dari phising.

Namun, Alfons mengingatkan meskipun perangkat telepon sudah diberi antivirus, tetapi pengguna tetap harus waspada terhadap tautan yang diterima.

“Karena tautan phising sangat cepat berubah dan kecepatannya lebih tinggi dari kemampuan antivirus mendeteksi tautan phishing baru,” tandasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/12/181500365/ramai-soal-modus-penipuan-phising-kuras-saldo-ini-cara-mencegahnya

Terkini Lainnya

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal Usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal Usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa 'Santo Suruh' yang Unik

[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa "Santo Suruh" yang Unik

Tren
Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Tren
Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Tren
4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

Tren
Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Tren
Ada 'Andil' AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Ada "Andil" AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Tren
Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Tren
Geliat Bursa Pilkada Jateng 2024, Sudah Ada Tiga Nama yang Berpeluang Maju

Geliat Bursa Pilkada Jateng 2024, Sudah Ada Tiga Nama yang Berpeluang Maju

Tren
Daftar Harga Sapi dan Kambing untuk Idul Adha 2024

Daftar Harga Sapi dan Kambing untuk Idul Adha 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke