Mengenal Kassian Cephas, Fotografer Pertama Indonesia

KOMPAS.com - Sejarah mencatat, Kassian Cephas sebagai orang Indonesia pertama yang menjadi fotografer.

Lahir pada 1844, Cephas merupakan juru foto andal Keraton Yogyakarta sejak masa Sultan Hamengkubuwono VII.

Dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 19 Januari 2019, perkenalan Cephas dengan fotografi berkat Simon Willem Cemerik.

Ia merupakan fotografer sekaligus pelukis dari Eropa yang menjadi orang kepercayaan Sultan HB VI.

Selama tinggal di Indonesia (1861-1880), Cemerik melatih Cephas menjadi pelukis dan fotografer.

Selanjutnya, Cephas dipercaya menjadi pelukis dan fotografer keraton, sekaligus abdi dalem.

Berkat Cephas juga, lingkungan keraton, Benteng Vredeburg, hingga Malioboro tempo dulu masih tersimpan sampai saat ini.

Selain itu, ia juga membuat potret raja, keluarga kerajaan, upacara-upacara keraton, dan aktivitas masyarakat.

Harian Kompas, 18 November 2008 memberitakan, hidup Cephas sebagai seorang fotografi terbilang cukup mapan. Ia bahkan pernah dibayar 3.000 gulden untuk memotret 300 gambar Candi Borobudor.

Sebagai informasi, satu cetakan kala itu diperkirakan setara dengan nilai 100 gram emas.

Untuk memotret Candi Borobudur, Cephas bahkan harus membongkar ribuan batu penutup kaki candi untuk mendapat jarak pandang yang tepat.

Selain Candi Borobudor, ia juga berhasil memotret satu per satu dari semua relief panel Ramayana di Candi Prambanan.

Caphes juga disebut pernah mendapat medali emas dari Ratu Belanda Wilhelmina pada 1901.

Kendati demikian, Cephas disebut sebagai seorang fotografer narsis karena dirinya kerap muncul di foto-foto karyanya.

Di Indonesia, kehadiran fotografi sudah ada sejak paruh pertama abad ke-19, dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 25 Februari 1996.

Pada 18 Agustus 1839 (tanggal resmi ditemukan fotografi), seorang ilmuwan Perancis Louis Jasques Maude Daguerre mengumumkan hasil eksperimennya.

Proses fotografi ala Daquerre merupakan imaji ke dalam pelat tembaga (disebut Daquerreotype).

Beberapa tahun setelah metode ini digunakan akhirnya diganti oleh cara yang lebih modern.

Pada 1841 atau dua tahun setelah temuan Daquerre diumumkan, Jurriaan Munnich datang ke Indonesia.

Karenanya, Jurriaan Munnich yang merupakan seorang perwira militer ini menjadi fotografer pertama yang tiba di Indonesia.

Ia mendapat tugas dari pemerintahan Kolonial Belanda untuk membuat rekaman-rekaman gambar Indonesia.

Dengan demikian, Indonesia telah berkenalan lama dengan dunia fotografi dan hampir sama tuanya dengan fotografi itu sendiri.