Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meninggal Dunia, Berikut Profil Sastrawan Remy Sylado

KOMPAS.com - Yusbal Anak Perang Imanuel Panda Abdiel Tambayong yang akrab disapa Remy Sylado meninggal dunia, Senin (12/12/2022).

Kabar berpulangnya sang seniman serba bisa ini diumumkan oleh Fadli Zon melalui akun Twitter pribadinya @fadlizon.

Dalam cuitannya, ia mengunggah momen kebersamaannya bersana Remy yang terbaring dalam kondisi lemas di ranjang.

"Selamat jakan Bang Remy Sylado," tulis anggota DPR RI asal Fraksi Gerindra ini pukul 10.51 WIB.

"Baru beberapa hari lalu ngobrol ttg Elvis Presley n manajernya Tom Parker. RIP," tambahnya.

Berikut profil Remy Sylado:

Profil Remy Sylado

Remy yang baru saja menghembuskan napas terakhirnya dikenal publik Tanah Air sebagai seniman serba bisa.

Dilansir dari Ensiklopedia Kemdikbud, Remy lahir di Malino, Sulawesi Selatan pada 12 Juli 1945.

Ia lahir dari ayah bernama Johannes Hendrik Tambajong dan ibu bernama Juliana Caterina Panda.

Remy dikenal publik Tanah Air karena sosoknya yang serba bisa, mulai dari menjadi ilustrator, penata rias, penyair, cerpenis, termasuk novelis.

Diketahui, ia juga berprofesi sebagai kritikus sastra, pemusik, penyanyi, dramawan, bahkan wartawan.

Remy yang merupakan seniman keturunan Minahasa sempat menempuh pendidikan di Makassar namun pindah ke Semarang pada tahun 1954.

Di Semarang, ia banyak menghabiskan waktu anak-remajanya dan lulus dari bangku SMA pada tahun 1950.

Ketika tinggal di Port of Java inilah Remy ikut mementaskan drama yang diangkat dari karya Shakespeare dengan judul "Midsummer Night's Dream".

Kecintaannya pada dunia seni lantas membawanya ke Kota Solo, tempat Remy melanjutkan studi di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI).

Pada tahun 1959-1962, ia juga melanjutkan studinya di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), Solo, kemudian Akademi Bahasa Asing.

Ia kemudian diangkat menjadi Redaktur Pelaksana Tempo di Semarang (1965-1966), Redaktur Majalah Fokus (1982-1984), hingga berlanjut menjadi Redaktur Majalah Vista (1984).

Ada pun, Remy sempat bekerja sebagai dosen di Akademi Sinematografi Bandung pada tahun 1971 dan menjadi redaktur pertama rubik "Puisi Mbeling" di Majalah Aktuil tahun 1972-1975.

Dilansir dari Badan Bahasa Kemdikbud, nama Remy Sylado lebih dikenal dalam dunia kepenulisan karena ia mempelopori penulisan puisi mbeling.

Ia membuat puisi tersebut sebagai bagian dari gerakan mbeling yang artinya nakal atau bandel dalam bahasa Jawa.

Gerakan mbeling diciptakan Remy untuk menghadapi rezim Ode Baru (orba) yang ia anggap munafik dan feodal.

Ada pun, gerakan mbeling mulai diperkenalkan Remu ketika ia menampilkan drama dengan judul "Messiah II".

Drama ini dipertontonkan oleh Remy pada tahun 1971 di Bandung, tetapi kata mbeling belum dipertunjukkan.

Barulah pada tahun 1972, ia mempopulerkan kata mbeling lewat Genesis II yang digelar di Kota Kembang.

Lewat drama yang ia pertontonkan, Remy yang vokal ketika rezim Orba menjuluki pentasnya dengan nama Teater Mbeling.

Selain berkecimpung di dunia seni, Remy juga pandai berbicara dalam beberapa bahasa asing, seperti bahasa Mandarin, Arab, Inggris, Belanda, Yunani.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/12/12/123100165/meninggal-dunia-berikut-profil-sastrawan-remy-sylado

Terkini Lainnya

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke