Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Bung Karno Ngotot Proklamasi Kemerdekaan Tanggal 17 Agustus?

Meskipun ditekan para pemuda hingga "diculik" ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Soekarno tak mau buru-buru mempercepat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Lalu apa alasan Soekarno ingin Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan pada 17 Agustus 1945?

Jepang menyerah pada Sekutu

Pertanyaan kenapa Proklamasi harus tanggal 17 pernah ditanyakan Sukarni, golongan pemuda yang mendatangi Sokarno pada 15 Agustus 1945, sehari sebelum terjadi "penculikan" atau peristiwa Rengasdengklok.

Sebelumnya pada 14 Agustus 1945 Kaisar Jepang Hirohito memutuskan untuk menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Keesokan harinya, pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito menyampaikan langsung keputusan menyerahnya Jepang tanpa syarat terhadap Sekutu melalui radio nasional.

Nah pada malam hari tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.00 malam, sekelompok pemuda mendatangi Soekarno.

Saat itu Bung Karno sedang bersama Sayuti Melik dan istrinya Trimurti sedang merencanakan rincian strategi Proklamasi.

"Sekarang, Bung. Sekarang, malam ini. Mari kita kobarkan revolusi ang hebat malam ini," kata Khairul Saleh, salah satu pemuda kepada Soekarno.

Menurut Saleh, mereka sudah memiliki pasukan Pembela Tanah Air (Peta), pemuda, dan Barisan Pelopor yang bersenjata lengkap dan bisa mengatasi pasukan Jepang.

"Anggaplah kalian dapat mengobarkan revolusi di Jakarta," jawab Soekarno dikutip dari buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

"Baik. Tapi apa rencana kalian dengan tempat-tempat lain yang jauh dari sini...? Hmmm? Kalian tidak tahu, bukan? Bahkan tak seorang pun berpikir mengenai hal itu, benar tidak? Baik, itu yang aku lakukan," kata Bung Karno.

"Apakah kalian mengira, aku tidak siap sepenuhnya dengan suatu rencana sebelum kalian memberi tahu tentang bagaimana dan apa yang harus dilakukan?" tanya Bung Karno.

Soekarno lalu membeberkan sejumlah taktik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang sudah dipikirkannya.

Pertama-tama proklamasi harus dibacakan secara serentak di tiap daerah.

Kedua, satu pidato yang menggeledek dan membangkitkan semangat untuk berontak dan yang terakhir mengobarkan revolusi.

Soekarno menjelaskan, yang paling penting menurutnya dalam suatu peperangan dan revolusi adalah waktu yang tepat.

Soekarno mengatakan saat di Saigon, Vietnam saat bertemu Jenderal Terauchi Hisaichi dia sudah merencanakan Proklamasi dijalankan tanggal 17.

"Mengapa tanggal 17, tidak lebih baik sekarang saja atau tanggal 16?" tanya Sukarni.

"Aku percaya pada mistik. Aku tidak dapat menerangkan yang masuk akal mengapa tanggal 17 memberikan harapan kepadaku. Tetapi aku merasakan di dalam relung hatiku bahwa dua hari lagi adalah saat yang baik," jawab Soekarno.

"Tujuh belas adalah angka yang suci. Tujuh belas adalah angka keramat. Pertama-tama, kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita berpuasa sampai Lebaran, benar tidak?"

"Ya," kata Sukarni.

"Ini berarti saat yang paling suci, bukan?"

"Ya," jawab Sukarni lagi.

"Hari Jumat ini Jumat Legi. Jumat yang manis. Jumat suci. Dan hari Jumat tanggal 17. Alquran diturunkan tanggal 17. Orang Islam melakukan sembahyang 17 rakaat dalam sehari. Mengapa Nabi Muhammad memerintahkan 17 rakaat, bukan 10 atau 20? Karena kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia," papar Soekarno.

"Ketika aku pertama kali mendengar berita penyerahan Jepang, aku ber pikir kita harus segera memproklamirkan kemerdekaan. Kemudian aku menyadari, adalah takdir Tuhan bahwa peristiwa ini akan jatuh di hari keramat-Nya. Proklamasi akan berlangsung tanggal 17. Revolusi akan mengikuti setelah itu," jelas Soekarno.

Percakapan itu terjadi pada malam tanggal 15 Agustus 1945. Lalu pada dini hari jelang makan sahur tanggal 16 Agustus 1945 Soekarno dibawa ke Rengasdengklok.

Kemudian pada 17 Agustus 1945 Soekarno kembali ke Jakarta dan membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 

https://www.kompas.com/tren/read/2022/08/15/122700065/mengapa-bung-karno-ngotot-proklamasi-kemerdekaan-tanggal-17-agustus-

Terkini Lainnya

Bisakah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Cair Sebelum Pensiun?

Bisakah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Cair Sebelum Pensiun?

Tren
Ini Nasib Barang yang Tertahan Bea Cukai tapi Tidak Diambil Pemiliknya

Ini Nasib Barang yang Tertahan Bea Cukai tapi Tidak Diambil Pemiliknya

Tren
Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke