Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tanggal 21 April Hari Kartini, Apakah Termasuk Hari Libur Nasional?

Lalu apakah Hari Kartini termasuk hari libur? 

Hari Kartini setiap tanggal 21 April merupakan peringatan hari lahir Pahlawan Kemerdekaan indonesia Raden Ajeng (RA) Kartini. 

RA Kartini merupakan perempuan asal Jepara, Jawa Tengah yang gigih dalam menyuarakan emansipasi perempuan.

Kartini gemar menulis buah pikirannya melalui surat-surat yang dikirim kepada teman-temannya.

Pada 1992, surat-surat tersebut dikumpulkan menjadi satu dan bukukan dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeh Pikiran, oleh Balai Pustaka.

Lantas apakah setiap Hari Kartini ditetapkan sebagai hari libur nasional?

Sejarah penetapan Hari Kartini

Penetapan Hari Kartini berawal dari dikeluarkannya Keputusan Presiden RI No. 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964.

Kepres yang diluarkan pada masa Presiden Soekarno itu menetapkan bahwa RA Kartini merupakan Pahlawan Kemerdekaan Indonesia lantaran telah berjasa kepada Tanah Air, Indonesia.

Selama masa hidupnya, RA Kartini dianggap telah memimpin suatu kegiatan yang teratur guna menentang pemerintahan koloniah Belanda yang saat itu menjajah Indonesia.

Kegiatan yang dimaksud adalah memberikan akses pendidikan bagi perempuan Jawa yang saat itu tidak memperoleh hak untuk bersekolah.

Dikutip dari Kompas.com, RA Kartini mendirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini (Sekolah Kartini) di Semarang pada 1912,

Sekolah yang sama kembali didirikan di kota lainnya, seperti Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya.

Dengan didirikannya Sekolah Wanita ini, perempuan di Indonesia mendapat akses untuk bersekolah sehingga dapat belajar untuk menulis, membaca, berhitung, dan mengasah keterampilan lainnya.

Hari Kartini tidak ditetapkan sebagai hari libur

Kendati diperingati setiap tahun, tepatnya pada 21 April, kalender Indonesia tidak menetapkan Hari Kartini sebagai tanggal merah.

Oleh karena itu, Hari Kartini bukan termasuk hari libur nasional.

Meskipun bukan merupakan hari libur nasional, Hari kartini selalu mendapat perhatian yang spesial di hati para perempuan di Indonesia.

Sering kali sejumlah perkantoran di Indonesia memperingati Hari Kartini dengan mengadakan tema-tema yang berkaitan dengan perempuan Jawa, misalnya dengan menggunakan pakaian trandisional Jawa, yakni kebaya.

Tak hanya di perkantoran, sejumlah sekolah juga acap kali memperingati Hari Kartini dengan mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan RA Kartini. Bahkan beberapa sekolah juga mewajibkan siswinya untuk menggunakan kebaya lengkap pada peringatan Hari Kartini.


Kilas balik perjuangan RA Kartini

Meskipun pada masa itu perempuan tidak memperoleh pendidikan sebagaimana laki-laki pada umumnya, RA Kartini cukup beruntung.

Ia dapat bersekolah hingga usia 12 tahun di (Europese Lagere School). Setelah usia 12 tahun, ia kembali ke rumah sebagaimana perempuan Jawa pada umumnya. Bahkan di usianya yang ke 15 tahun, RA Kartini sudha harus menjalani masa pengit.

Selama masa itu, RA Kartini tetap ingin terus belajar dan bermimpi untuk melanjutkan pendidikan. Ia bahkan terus belajar menmbaca dan menulis hingga membatik.

Dilansir dari Kompas.com, tulisan RA Kartini pernah dimuat dalam majalah perempuan di Belanda yang bernama e Hoandsche Lelie, De Nederlandasche Taal, De Gida, dan Soerabainsche Nieus Handelsblad pada periode tahun 1896 hingga 1903.

Pada masa itu, RA Kartini juga sering berkirim suratyang berisi buah pikirannya kepada kawan dekatnya di Belanda, yakni Rosa Abendanon.

Abendanon diketahui sangat mendukung perjuangan RA Kartini terkait emansipasi perempuan yang saat itu masih dianggap sebelah mata lantaran kentalnya budaya patriarki di Jawa.

Pada 19 Oktober 1903, RA Kartini bercerita keda Abendanon bahwa ia akan dinikahkan dengan bangsawan asal Rembang yang bernama KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiingrat. Pernikahan tersebut akan berlangsung pada 8 November 1903.

Kendati telah menikah, RA Kartini tetap memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia. KRM Adipati yang saat itu telah menjadi suaminya juga turut mendukung RA Kartini dengan memberikan kebebasan.

Atas pernikatannya dengan KRM Adipati, RA Kartini dikaruniai anak bernam Soesalit Djojo Adhiningrat pada 13 September 1904.

Kendati demikian, 4 hari setelaha melahirkan anak pertamanya, RA Kartini mengembuskan napas terakhir di usianya yang baru menginjak 25 tahun, tepatnya pada 17 September 1904.

Nah itulah penjelasan terkait peringatan Hari Kartini 21 April yang tidak termasuk dalam hari libur nasional. 

https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/20/204348465/tanggal-21-april-hari-kartini-apakah-termasuk-hari-libur-nasional

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke