Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapan Awal Puasa 2022 dan Cara Menentukan Ramadhan: NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah

KOMPAS.com - Penentuan 1 Ramadhan 1443 Hijriah atau 2022 merupakan saat yang ditunggu oleh masyarakat terutama umat Muslim di Indonesia.

Sebab, pada masa itu umat Muslim melaksanakan ibadah puasa.

Sebelumnya, Muhammadiyah sudah menentukan awal Ramadhan 1442 Hijriah yang jatuh pada 2 April 2022.

Sedangkan, Nahdlatul Ulama (NU) dan pemerintah atau Kementerian Agama (Kemenag) belum memaparkan pelaksanaan rukyatul hilal atau menggelar sidang isbat.

Lantaran memiliki cara masing-masing dalam penetapan awal Ramadhan, berikut awal puasa dan cara menentukan awal Ramadhan 1443 H atau 2022 dari Muhammadiyah, NU, dan pemerintah.

Muhammadiyah

Mengutip Kompas.com, Sabtu (12/2/2022), Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan awal puasa Ramadhan 1443 H jatuh pada Sabtu, 2 April 2022.

Hal itu tercantum pada Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H yang ditandatangani Prof Haedar Nashir selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Agung Danarto selaku Sekretaris.

"1 Ramadhan 1443 H jatuh pada hari Sabtu Pon, 2 April 2022 Masehi," demikian isi maklumat tersebut.

Selain itu, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1443 H atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Senin Pon, 2 Mei 2022.

Sedangkan, 1 Zulhijah 1443 H jatuh pada Kamis Pahing, 30 Juni 2022 M, sehingga warga Muhammadiyah merayakan Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijah) pada Sabtu Legi, 9 Juli 2022 M.

Nahdlatul Ulama (NU)

Mengutip Kompas.com, (11/4/2021), NU menentukan awal ibadah puasa melalui pelaksanaan rukyatul hilal yang dilakukan di 35 titik di seluruh Indonesia.

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar NU (LF PBNU) telah melakukan perhitungan terhadap hilal Ramadhan 1442 H.

NU menggunan metode penghitungan hisab jama’i di markaz Kantor PBNU di Jalan Kramat Raya 164 Jakarta dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.

Dari hisab tersebut diperoleh data ketinggian hilal sudah mencapai 3 derajat 37 menit 01 detik.

Sementara, durasi kemunculannya mencapai 17 menit 11 detik, sedangkan ijtimak atau konjungsi terjadi pada Senin, 12 April 2021 pukul 09:29:29 WIB.

Hal ini mengartikan, tinggi hilal sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah dan kemungkinan hilal terlihat, yakni sebesar 2 derajat.
Sementara itu, tinggi hilal di wilayah lain juga masih di atas tiga derajat.

Hanya tiga provinsi yang tinggi hilalnya di bawah tiga derajat dan di atas 2 derajat, yakni Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Dari hasil hisab dapat diketahui bahwa parameter hilal terkecil terjadi di Kota Jayapura Provinsi Papua (tinggi +2º 46’, lama hilal 13 menit 28 detik), sedangkan parameter hilal terbesar terjadi di kota Pelabuhan Ratu Sukabumi Provinsi Jawa Barat (tinggi +3º 38’, lama hilal 17 menit 11 detik).

Kementerian Agama (Kemendag)

Di samping itu, pemerintah menentukan awal Ramadhan dengan pengamatan hilal di seluruh wilayah Indonesia.

Kemudian, mereka mengadakan sidang isbat yang terbagi menjadi tiga tahap, yakni:

1. Pemaparan posisi hilal awal Ramadhan 1443 H oleh anggota Rim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag.

2. Sidang isbat awal Ramadhan yang akan digelar setelah Salat Maghrib.

3. Konferensi pers hasil sidang isbat oleh Menteri Agama.

Cara penentuan awal Ramadhan

Seperti diketahui, Indonesia menggunakan metode Hisab dan Rukyat dalam menentukan awal bulan pada Kalender Hijriyah.

Dua metode tersebut digunakan oleh umat Islam karena berbasiskan pada peredaran bulan. Sehingga, penentuannya dilandaskan pada penampakan hilal atau bulan sabit muda.

1. Hisab

Hisab dapat diartikan dengan penghitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah.

Ada beberapa rujukan atau kitab yang digunakan untuk metode hisab di Indonesia. Metode hisab juga ada yang menggunakan metode kontemporer.

Caranya yakni menggunakan rumus-rumus yang ada pada kitab tersebut, seperti bagaimana cara untuk menghitung awal bulan dengan data astronomis yang ada.

2. Rukyat

Sementara, Rukyat adalah aktivitas pengamatan visibilitas hilal (bulan sabit) saat Matahari terbenam menjelang awal bulan di Kalender Hijriah.

Umumnya, metode Rukyat digunakan guna menentukan awal bulan Zulhijah, Ramadhan, dan Syawal.

Dalam melakukan pemantauan, Kemenag bekerja sama dengan organisasi masyarakat Islam, pakar BMKG, pakar Lapan, dan pondok pesantren yang telah melakukan penghitungan di wilayahnya.

Penghitungan tersebut dilakuakn untuk menghindari terjadinya "salah lihat".

Sebab, jika tinggi hilal berada di bawah 2 atau 4 derajat, maka kemungkinan obyek yang dilihat bukan hilal, melainkan bintang, lampu kapal, atau obyek lainnya.

Hilal bisa dilihat dengan ketinggian minimal 2 derajat, elongasi (jarak sudut matahari-bulan) 3 derajat, dan umur minimal 8 jam saat ijtimak.

(Sumber: Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta, Mela Arnani | Editor: Sari Hardiyanto, Rendika Ferri Kurniawan)

https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/14/183000865/kapan-awal-puasa-2022-dan-cara-menentukan-ramadhan--nu-muhammadiyah-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke