Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Tabuk, Satu-satunya Kota di Arab Saudi yang Diselimuti Salju

Terletak di barat laut Arab Saudi, Tabuk terdiri dari berbagai elemen geografis dan topografi laut, dataran, pegunungan, serta cuaca cerah sepanjang tahun.

Tak heran, kota yang terletak di antara Gurun Nafud dan Laut Merah ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Arab Saudi.

Kota Tabuk dikenal sebagai salah satu kota terpenting dan terbesar di sisi utara Arab Saudi. Kota ini disebut sudah ada sejak 500 SM.

Nama Tabuk sendiri sudah digunakan sejak era Islam hingga saat ini, dikutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata Arab Saudi.

Dengan lokasinya yang berada di ujung Arab Saudi, Tabuk kerap dijuluki sebagai "Gerbang Utara" Jazirah Arab dan "Mawar Tabuk", karena produk mawarnya yang mendunia.

Wilayah Tabuk terkenal sebagai daerah pertanian utama di Arab Saudi, dengan sifat geografisnya yang dikenal mampu menyimpan air.

Di antara hasil pertanian terpenting di Tabuk adalah gandum, buah-buahan, sayuran, dan bunga mawar yang dipasarkan secara lokal dan internasional.

Tabuk juga merupakan rumah situs-situs arkeologi Arab Saudi.

Misalnya, Benteng Tabuk yang menjadi lokasi Nabi Muhammad SAW bertempat tinggal dalam ekspansinya ke wilayah Tabuk.

Di sebelah benteng, terdapat mata air yang disebut tak pernah kering sampai saat ini.

Lebih jauh, Tabuk juga menyimpan situs penting peninggalan era Nabatean dan terkenal dengan formasi alamnya yang menakjubkan.

Situs tersebut menyimpan beragam prasasti kaum Tsamud, Nabatean, dan sebuah sumur yang konstruksinya sudah ada sejak abad Sebelum Masehi.

Karena berada di pesisir Laut Merah, Kota Tabuk juga menyimpan bangkai kapal dan artefak yang ditinggalkan oleh para pelayar yang pernah singgah di kawasan bersejarah ini.

Para pelaut mencoba menghidupkan kembali mesin, tetapi justru menimbulkan percikan api yang memicu kebakaran berhari-hari sebelum akhirnya tenggelam.

Kisah kapal ini juga bahkan menjadi subyek legenda urban setempat, dikutip dari Visit Saudi.

Di era Turki Utsmani, pemerintah membangun rel kereta api Hijaz yang membentang antara Damaskus dan Madinah. Rel ini resmi beroperasi pada 1908.

Pada 1918, kurang dari dua dekade setelah dimulainya proyek, rel kereta api itu menjadi reruntuhan, setelah mengalami serangan pada Perang Dunia I.

Jalur ini secara tidak resmi ditinggalkan pada 1920. Salah satu stasiunnya di Tabuk kini menjadi museum yang menyimpan artefak, manuskrip, dan foto-foto di masa lalu.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/13/203000565/mengenal-tabuk-satu-satunya-kota-di-arab-saudi-yang-diselimuti-salju

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke