Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Emilie du Chatelet, Perempuan Jenius yang Berkontribusi pada Teori Newton

KOMPAS.com - Pembuktian atas teori Newton tidak akan terwujud tanpa sosok Emilie du Chatelet. Siapa Emilie du Chatelet?

Emilie du Chatelet merupakan matematikawan, fisikawan, penerjemah, dan filsuf berkebangsaan Perancis.

Tanpa Emilie, teori Newton akan sulit disebarluaskan dan dipelajari di sekolah-sekolah seperti sekarang.

Zaman dulu, ketika ilmuwan dan penemu didominasi oleh kaum laki-laki, Emilie menjadi sosik jenius yang kontribusinya pada teori dan misi Newton untuk membuat literatur ilmiah lebih mudah diakses membantu membuka jalan bagi fisika modern.

Ilmuwan perempuan dianggap tabu

Emilie du Chatelet lahir dengan nama Gabrielle-Emilie Le Tonnelier de Breteuil. Dia lahir di Paris pada 17 Desember 1706.

Emilie dibesarkan dalam keluarga bangsawan. Ayahnya, seorang pejabat di istana "Sun King" Louis XIV.

Dia cukup beruntung karena gelar bangsawan keluarganya memungkinkan Emily mendapat pendidikan yang baik di tengah diskriminasi perempuan di abad ke-18.

Dilansir dari Space, Kamis (17/12/2021), Emilie merupakan perempuan yang giat belajar. Dia mendapat pengetahuan dari para ilmuwan dan matematikawan terkemuka yang sering datang ke keluarganya.

Emelie menuntaskan studi formal untuk bidang matematika, sains, bela diri anggar, dan linguistik, serta belajar enam bahasa pada usia 12 tahun.

Kala itu, masa di mana jarang ada perempuan yang mengejar karier intelektual secara terang-terangan, Emilie bersikukuh untuk terus belajar.

Meski dia tidak bisa menerbitkan karya dan ide-idenya sebebas kaum laki-laki pada masa itu.

Pada usia 20-an, dia menikah dengan Marquis Florent-Claude du Chatelet, seorang perwira militer yang memiliki perpustakaan dengan koleksi sekitar 21.000 buku.

Karena keberadaan ilmuwan perempuan ditentang masyarakat, Emilie selama berbulan-bulan melakukan penelitian dan eksperimen rahasia.

Berkolaborasi dengan Voltaire

Pekerjaan Emilie banyak dilakukan secara independen di luar lembaga ilmiah utama Perancis pada saat itu, Académie des Sciences, yang hanya mengizinkan kaum pria untuk menghadiri pertemuan.

Emilie memanfaatkan jaringan soialnya yang memiliki keahlian di bidang matematika, filsafat, dan bidang terkait lainnya.

Setelah melakukan penelitian dan eksperimen rahasia, Emilie mencoba menyerahkan makalah fisika terobosannya ke Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis pada 1737. Melalui makalah itu, dia memprediksi mengenai keberadaan radiasi inframerah.

Voltaire, seorang penulis terkemuka dari pencerahan Perancis mengakui bakat Emilie dan pada 1738, keduanya berkolaborasi menerbitkan "Elemen Filsafat Newton".

Mengutip Physics World, 10 Juni 2004, kebijakan diskriminatif membuat buku terbitan itu hanya mencantumkan nama Voltaire saja di halaman judul.

Sebagai penghormatan kepada Emilie du Chatelet, bagian depan buku mereka mengilustrasikan Emilie melalui sosok dewi kebenaran yang sedang memegang cermin.

Buku perintis ini menguraikan fisika Newton yang kompleks menjadi istilah-istilah yang mudah dipahami secara umum oleh pembaca Perancis.

Buku itu sangat berpengaruh karena mampu membujuk para peneliti Perancis untuk meninggalkan pahlawan nasional mereka sendiri, René Descartes, dan beralih kepada Newton serta teori-teorinya.

Karya lainnya

Pada 1740, Emilie mempublikasikan karyanya secara anonim berjudul "The Foundations of Physics", sebuah karya filsafat alam yang menggabungkan fisika Newton dengan metafisika.

Karyanya memainkan peran penting dalam penerimaan fisika Newton di seluruh Eropa.

Meskipun anonim, Emilie terus merevolusi fisika modern dengan menerjemahkan "Principia" sebuah manifesto teori Newton untuk hukum gerak dan gravitasi.

Terjemahan ini diterbitkan secara anumerta pada 1759, dan menjadi terjemahan versi Perancis terkemuka hingga kini.

Emilie dapat menjelaskan versi baru dari fisika Newton dengan memecahkan masalah penggambaran gaya dan gerakan. Meski diterbitkan secara anonim, bukunya mendapat ulasan cemerlang di jurnal bergengsi.

Selanjutnya, dia tertarik dengan kalkulus.

Emilie menerjemahkan geometri Newton ke dalam aljabar kontinental baru. Akhirnya, dia berhasil merangkum penelitian matematika dan melakukan pembuktian eksperimental atas teori Newton.

Akhir hidup Emilie

Sebagai pendatang baru, Emilie mengubah matematika kompleks menjadi prosa yang elegan, dilengkapi dengan contoh-contoh yang dibuatnya sendiri.

Emilie hamil pada usia 43 tahun. Ini adalah kehamilan yang berisiko mengingat usianya.

Belum lagi kebiasaan Emilie yang menghabiskan 18 jam sehari untuk bekerja demi menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu.

Emili berhasil melahirkan bayinya, tetapi dia meninggal segera setelah bayi itu lahir.

Di hari-hari terakhirnya, Emilie mencatat tanggal pada komentar Newton-nya. Principia baru diterbitkan 10 tahun kemudian, pada 1759, bertepatan dengan kembalinya komet yang menjadi bukti besar teori fisika Newton.

Akibat diskriminasi di masa lalu, perempuan harus berupaya keras untuk mendapat pengakuan dan penghargaan atas keterlibatan mereka dalam dunia sains.

Kendati demikian, melalui karya, perbobaan, dan catatan-catatannya, Emilie berperan besar bagi perkembangan fisika modern.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/28/183200765/emilie-du-chatelet-perempuan-jenius-yang-berkontribusi-pada-teori-newton

Terkini Lainnya

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke