Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berbagai Mitos soal MSG, Apa Saja?

KOMPAS.com – Monosodium Glutamat atau MSG adalah salah satu bahan yang kerap kali digunakan dalam bahan masakan.

MSG disebut memberikan cita rasa kelima selain rasa yang selama ini dikenal yakni manis, asin, pahit dan asam.

Adapun cita rasa tersebut dikenal dengan nama umami.

Sebenarnya, MSG juga terjadi secara alami yang terbentuk di beberapa makanan seperti pada wortel, kembang kol, kentang, kuning telur, kecap dan udang.

Terkait dengan penggunaan MSG, selama ini ada sejumlah mitos yang berkaitan dengan MSG.

Mitos-mitos tersebut yakni:

1. MSG tinggi garam

Salah satu mitos yang selama ini ada yakni MSG tinggi garam atau mengandung banyak natrium.

Dikutip dari MedicalNewsToday, faktanya MSG memang mengandung natrium. Namun, tidak seperti garam meja yang biasanya mengandung 40 persen natrium.

MSG hanya mengandung natrium sebesar 12 persen.

Jumlah ini sepertiga dari jumlah garam meja.

Para peneliti justru telah mengeksplorasi MSG untuk digunakan sebagai alternatif garam guna mengurangi asupan natrium dan meningkatkan kesehatan masyarakat.


2. Jika label kemasan makanan tak memiliki MSG maka bukan berarti makanan itu bebas dari MSG

Faktanya tidak selalu demikian. Produsen makanan memang diharuskan mencantumkan pada kemasannya yang ditambahkan MSG dengan tambahan tulisan monosodium glutamate di keterangannya.

Namun bukan berarti makanan yang tidak mencantumkan itu sebagai makanan yang seratus persen bebas dari MSG.

Hal ini karena MSG sendiri terjadi secara alami pada bahan makanan nabati maupun hewani.

Sehingga FDA (BPOM Amerika) juga menyebut bahwa produk dalam bahan makanan yang mengandung MSG tak dapat diklaim bebas MSG.

3. Tubuh tak dapat memproses MSG secara efektif

Faktanya di dalam usus dan sistem saraf, terdapat banyak reseptor glutamate.

Tubuh akan memetabolisme glutamate yang dikonsumsi dari makanan alami dengan cara yang sama seperti memetabolisme glutamate dari bahan tambahan makanan.

Sebuah studi yang terbit pada 2013 juga menunjukkan bahwa konsumsi MSG bermanfaat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap glutamate dan meningkatkan jumlah reseptor di usus.


4. Makanan yang mengandung MSG juga mengandung gluten

Gluten adalah protein perekat yang ada dalam makanan berbasis gandum yang menyebabkan masalah kesehatan bagi orang-orang dengan penyakit Celiac atau gluten sensitive.

Sekitar 35 persen protein gluten terdiri dari asam aminoglutamin.

Namun glutamate pada MSG berbeda dengan gluten.

Glutamate merupakan asam amino utama dalam MSG ditemukan terutama dalam makanan kaya protein dan merupakan neurotransmitter penting yang merupakan bahan bakar sel-sel di usus.

5. MSG menyebabkan asma atau yang disebut "Sindrom Restorna China"

Dikutip dari laman Unilever Food Solution, tidak ada bukti konklusif yang menghubungkan MSG dengan asma atau 'Sindrom Restoran Cina' yang banyak dipercaya di Amerika Serikat.

Adalah hal yang wajar ketika sejumlah kecil orang mungkin mengalami sensitif terhadap makanan tertentu.

Terutama mereka yang mengalami asma, mungkin sensitif terhadap glutamat.


6. MSG adalah racun bagi tubuh kita

Menurut NSW Food Authority, tubuh manusia memperlakukan MSG sama alaminya dengan glutamat yang ditemukan dalam makanan.

Misalnya, tubuh tidak membedakan antara glutamat yang ada pada tomat, keju atau jamur dan glutamat dari MSG yang ditambahkan ke makanan.

FDA sendiri juga mengklasifikasikan MSG sebagai bahan yang aman.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/05/080500265/berbagai-mitos-soal-msg-apa-saja-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke