Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Depresi pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannya

Depresi pada anak disebabkan oleh banyak hal, dan memiliki gejala yang sangat berbeda-beda. 

Kemarahan dan sifat agresif anak yang berlangsung terus menerus, menetap dalam jangka waktu lama, bisa jadi adalah gejala anak tengah terjebak dalam depresi.

Depresi pada anak harus segera mendapat pertolongan. Karena jika tidak, depresi ini akan menganggu proses belajar, sosialisasi, dan tumbuh kembang anak baik fisik maupun psikis.

Hal ini lantaran gejala yang ada, tak jauh beda dengan sifat anak sedari kecil.

Dilansir dari WebMD, berikut ini adalah tanda atau gejala bahwa buah hati tengah terjebak dalam sedih berkepanjangan atau depresi:

  • Anak gampang tersinggung dan kecewa sehingga berujung dengan marah.
  • Anak terlihat selalu murung, nampak sedih dan kesepian.
  • Anak menarik diri dari lingkungan sosial dan keluarga. Jika dulu anak suka bermain dengan anggota keluarga yang lain, kini anak menjadi lebih sering mengurung diri di dalam kamar.
  • Menjadi lebih sensitif dengan penolakan.
  • Perubahan pola makan, bisa menjadi susah makan atau malah sebaliknya, selalu menuntut makanan dan kudapan lebih dari biasanya.
  • Perubahan pola tidur, baik susah tidur maupun memiliki waktu tidur terlalu lama.
  • Susah berkonsentrasi.
  • Terlihat selalu lesu dan lemah.
  • Sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut namun menolak dibawa ke medis.
  • Mengalami kesulitan dalam pelajaran atau kegiatan ekstra di sekolah.  

Masing-masing anak menunjukkan gejala depresi yang berbeda-beda. Di beberapa kasus, ada pula anak yang menjadi berubah penampilannya. 

Namun depresi pada anak ini biasanya dikaitkan dengan kondisi kesehatan fisik anak, kejadian besar dalam lingkup keluarga yang bisa menimbulkan trauma (seperti kematian), riwayat keluarga, pengaruh lingkungan, kerapuhan genetik, atau pengaruh zat-zat kimia. 

Riwayat kesehatan mental keluarga berpengaruh besar terhadap kondisi mental anak. Dalam penelitian, anak dengan riwayat keluarga pengidap depresi biasanya memiliki kesempatan lebih tinggi terkena depresi.

Apalagi anak dengan orang tua yang juga pernah mengidap depresi. Anak ini akan memiliki fase depresi lebih dini daripada anak yang memiliki orang tua sehat fisik dan jiwa.

Cara penanganan anak depresi

Jika Anda menemukan beberapa gejala di atas berlansung lebih dari dua minggu pada buah hati Anda, maka segeralah waspada.

Untuk penanganan yang lebih tepat, bawa anak ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan pemeriksaan fisik menyeluruh. Pemeriksaan ini untuk memastikan tak ada gangguan kesehatan serius yang bisa menyebabkan anak larut dalam sedih dan murung berlarut-larut.

Konsultasi dengan psikolog juga bisa dilakukan untuk mendapatkan terapi yang dibutuhkan. 

Dalam mencari penyebab depresi, ahli kesehatan jiwa akan mewawancara anak dan lingkungan di sekitar anak. 

Di beberapa sesi, mereka hanya akan melakukan sesi tanya jawab berdua saja dengan buah hati Anda.  

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/23/131000465/depresi-pada-anak-kenali-gejala-dan-penanganannya

Terkini Lainnya

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Tren
Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Tren
Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Tren
Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Tren
Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

BrandzView
Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Tren
KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

Tren
Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa '1.000 Persen' dan Umrah Tiap Saat

Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa "1.000 Persen" dan Umrah Tiap Saat

Tren
Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Tren
Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Tren
Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Tren
SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

Tren
Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri, Kok Bisa?

Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke