Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sajadah, Perjalanan Sejarah dan Cara Merawatnya

Ukuran sajadah beragam, umumnya memiliki lebar dan panjang yang disesuaikan dengan postur tubuh ketika bersujud.

Kata sajadah berasal dari Bahasa Arab "Sajada" yang memiliki arti masjid dan sujud.

Asal muasal sajadah

Dari laman Thenationalnews, disebutkan bahwa asal muasal sajadah berasal dari kisah Nabi Muhammad SAW yang selalu shalat di atas khumrah, sejenis tikar yang terbuat dari daun palem.

Musafir muslim asal Maroko, Ibnu Batutah, menceritakan kesaksiannya dalam kitab Ibnu Batutah mengenai awal mula sajadah.

Di abad pertengahan tersebut, orang-orang di pinggiran Kairo, Mesir, terbiasa melakukan sholat Jumat di luar rumah.

Para pembantu atau asisten mereka banyak yang bergerak menyediakan alas sholat yang terbuat dari pelepah pisang.

Di abad pertengahan itulah, sajadah mulai bergulir dimana-mana. Salah satunya masuk ke Mesir dan hanya digunakan oleh orang-orang kaya.

Sajadah berkembang mengikuti budaya masing-masing tempat dan mengikuti aroma seni yang ada di tempat tersebut.

Awalnya, sajadah hanya memiliki desain yang serupa, yaitu seperti pintu besar yang menuju ke surga. Simbol yang selalu ada adalah adanya mihrab dengan ceruk melengkung menyerupai pintu.

Cara merawat sajadah

Sajadah mengalami banyak perkembangan dari tahun ke tahun. Sajadah terbuat dari beragam material. Mulai dari tenunan wol, tenun, hingga sutera. Mulai dari dihiasai ornamen-ornamen geometris, bunga, atau simbol-simbol islami seperti Ka'bah atau masjid.

Sajadah memiliki cara perawatan sendiri-sendiri, tergantung dari bahan material yang digunakan.

Berikut, adalah cara tepat merawat dan membersihkan sajadah yang bisa Anda aplikasikan menjelang Ramadhan seperti sekarang ini.

1. Sajadah yang berupa karpet, harus sering di-vacuum atau disikat menggunakan bulu sikat halus minimal dua kali dalam seminggu.

2. Jika tak digunakan, sebaiknya gulung karpet sajadah dengan bagian gambar berada di dalam gulungan agar tak terkena debu dan kotoran.

3. Jika sajadah Anda terbuat dari sutera, Anda harus membersihkannya secara rutin dengan metode dry cleaning. Hal ini untuk menjaga serat kain agar tak rusak. 

4. Jika sajadah terbuat dari kain bludru atau tenun, maka Anda bisa mencucinya dengan cara cuci layaknya bahan kain biasa. Tapi ingat, pisahkan dengan bahan cucian lain karena bludru rawan luntur.

5. Untuk menjaga serat sajadah, jangan memerasnya terlalu kuat. Perasan kuat akan meregangkan serat kain dan membuatnya rusak.

6. Hindari mengeringkan dengan mesin. Keringkan saja dengan cara diangin-anginkan.

7. Hindari pula menjemur di bawah sinar matahari langsung karena panas matahari bisa membuat bahan sajadah cepat lapuk  

https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/10/143000365/sajadah-perjalanan-sejarah-dan-cara-merawatnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke