Lebih dari setahun, penyebaran virus corona belum terkendali.
Melansir Worldometers, Kamis (18/3/2021) pukul 06.00 WIB, tercatat 121.780.395 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 secara global.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 98.180.010 kasus telah dinyatakan sembuh dan virus telah menewaskan 2.691.392 orang di seluruh dunia.
Berikut lima negara dengan kasus infeksi terbanyak:
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat masih menduduki peringkat pertama negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Kasus positif di negara ini sebanyak 30.289.082 kasus, dengan 22.444.291 kasus telah sembuh.
Adapun kematian akibat virus corona di AS dilaporkan sebanyak 550.538 orang.
2. Brazil
Brazil menempati posisi kedua negara dengan kasus terkonfirmasi Covid-19 terbanyak di dunia.
Terdapat 90.830 kasus baru dalam satu hari terakhir, membuat kasus infeksi secara keseluruhan di negara ini sebanyak 11.700.431 kasus.
Dari jumlah ini, sebanyak 10.287.057 kasus telah dinyatakan sembuh. Sementara itu, virus SARS-CoV-2 telah menewaskan sebanyak 285.136 orang.
3. India
India berada di posisi ketiga, dengan melaporkan 11.473.946 kasus infeksi Covid-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak 11.060.951 kasus telah dinyatakan pulih.
Adapun virus corona telah menewaskan 159.249 orang di negara ini.
4. Rusia
Rusia berada di posisi keempat, dengan mencatat 4.418.436 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
Dari total kasus infeksi Covid-19, sebanyak 4.024.975 orang telah sembuh.
Sementara itu, sebanyak 93.364 orang dinyatakan meninggal dunia akibat infeksi virus corona.
5. Inggris
Inggris melaporkan 4.274.579 kasus positif infeksi virus corona SARS-CoV-2.
Negara yang berada di urutan kelima kasus terbanyak di dunia ini mencatat sebanyak 3.568.271 kasus telah pulih.
Sementara itu, Inggris mencatat sebanyak 125.831 orang meninggal dunia akibat Covid-19.
Moderna mulai mempelajari vaksin pada anak-anak
Moderna Inc telah mulai memberikan dosis dari vaksin Covid-19, mRNA-1273, pada anak-anak berusia enam bulan hingga kurang dari 12 tahun.
Melansir Reuters, studi yang dilakukan akan menilai keamanan dan efektivitas dua dosis mRNA-1273 yang diberikan dengan selang waktu 28 hari.
Penelitian yang dilakukan bekerja sama dengan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan Biomedical Advanced Research and Development Authority (BARDA).
Perusahaan telah mendaftarkan 6.750 anak di Amerika Serikat dan Kanada.
Sementara itu, vaksin yang dikembangkan Moderna telah diizinkan untuk penggunaan darurat di AS, bagi orang berusia 18 tahun ke atas.
Dalam sebuah studi lain yang dimulai pada Desember, Moderna juga telah menguji mRNA-1273 pada remaja berusia 12-18 tahun.
WHO: Manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar dari risiko
Panel keamanan vaksin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap bahwa manfaat vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca lebih besar daripada risikonya.
Oleh karena itu, direkomendasikan agar vaksinasi dengan vaksin tersebut dilanjutkan.
WHO menyebutkan, Komite Penasihat Global untuk keamanan vaksin sedang menilai dengan cermat data keamanan terbaru yang tersedia untuk vaksin AstraZeneva.
“Begitu peninjauan selesai, WHO akan segera mengomunikasikan temuan itu kepada publik,” ujar WHO seperti dikutip dari CNA, Kamis (18/3/2021).
“Saat ini WHO menganggap bahwa manfaat vaksin AstraZenca lebih besar daripada risikonya, dan merekomendasikan agar vaksinasi dilanjutkan,” lanjut dia.
Sebelumnya, sejumlah negara di Eropa telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca pada minggu ini di tengah kekhawatiran laporan pembekuan darah yang tidak biasa dari penerima vaksinasi.
Europa Medicines Agency (EMA) menyampaikan tengah menyelidiki laporan 30 kasus kelainan darah yang tidak biasa dari 5 juta penerima vaksin AstraZeneca.
Secara total, sebanyak 45 juta tembakan Covid-19 telah dikirim ke seluruh wilayah Eropa.
Meski demikian, Kepala Regulator UE Emer Cooke menuturkan, ia tidak melihat alasan untuk mengubah rekomendasi terhadap AstraZenca, salah satu dari empat vaksin yang telah disetujui untuk digunakan.
Sebagai informasi, WHO mendaftarkan vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford untuk penggunaan darurat pada bulan lalu.
Hal ini memperluas akses suntikan yang relatif murah di negara-negara berkembang.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/18/085400365/update-corona-dunia-18-maret--5-negara-dengan-kasus-tertinggi-uji-coba