Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Bitcoin dan Mengapa Bernilai Tinggi?

KOMPAS.com - Mata uang digital, Bitcoin, belakangan ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Semakin banyak orang yang tertarik untuk mengetahui dan mendapatkan Bitcoin, karena nilai tukarnya yang dikabarkan semakin tinggi.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, Rabu (10/2/2021), satu 'keping' Bitcoin kini setara dengan Rp 647.173.013,20. Data tersebut diperoleh dari Morningstar dan Coinbase.

Bitcoin semakin populer, terutama setelah miliarder pemilik Tesla Inc, Elon Musk, melalui akun Twitter-nya, menyatakan dukungannya terhadap mata uang baru tersebut.

"Saya adalah pendukung bitcoin," tulis Musk, dikutip dari Reuters, Senin (1/2/2021).

Musk mengatakan, pihaknya sedikit terlambat menyadari potensi Bitcoin, dan menyebut bahwa seharusnya dia sudah membeli mata uang itu delapan tahun sebelumnya.

Komentar tersebut, diikuti pemasangan tag "#bitcoin" di profil Twitter-nya, mendorong nilai mata uang digital itu naik hingga 14 persen.

Lantas, apa itu Bitcoin?

Melansir BBC, Jumat (5/2/2021), Bitcoin, sering kali digambarkan sebagai cryptocurrency, mata uang virtual atau mata uang digital, dan merupakan jenis uang yang sepenuhnya virtual.

Secara sederhana, Bitcoin bisa dibayangkan seperti versi digital dari uang tunai. Pemilik Bitcoin dapat menggunakan mata uang digital itu sebagai alat pembayaran untuk membeli produk atau membayar jasa.

Penemu Bitcoin adalah Satoshi Nakamoto, yang diketahui meluncurkan mata uang digital tersebut pertama kali ke internet pada 2009.

Akan tetapi, identitas asli Nakamoto masih belum dapat dipastikan karena nama tersebut ternyata merupakan nama alias. Ada beberapa orang yang mengklaim sebagai pemilik nama samaran itu.

Sejauh ini, sudah ada beberapa layanan yang menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran, salah satunya PayPal. Bitcoin bahkan juga bisa digunakan untuk membeli mobil buatan Tesla Inc.

Bitcoin menjadi berharga karena orang-orang bersedia menukarnya dengan barang atau jasa nyata, dan bahkan rela menukarnya dengan uang tunai.

Para pemilik Bitcoin bertransaksi dengan cara mengirimkan (satu atau sebagian) uang digital tersebut melalui dompet digital.

Lalu, setiap transaksi Bitcoin dicatat dalam daftar publik yang disebut blockchain.

Hal ini memungkinkan pelacakan riwayat Bitcoin, sehingga mencegah seseorang membelanjakan koin yang tidak mereka miliki, membuat salinan (copy) Bitcoin, atau membatalkan transaksi.

Ada tiga cara utama, yang bisa dilakukan seseorang untuk mendapatkan Bitcoin, yaitu:

  • Membeli Bitcoin menggunakan uang 'nyata'
  • Menjual barang dan menerima pembayaran dengan Bitcoin
  • Menambang Bitcoin dengan menggunakan komputer

Menambang Bitcoin

Istilah 'menambang' erat kaitannya dengan cara seseorang mendapatkan Bitcoin. Pada dasarnya, kegiatan ini hanyalah gambaran sederhana dari proses komputer untuk mendapatkan Bitcoin, yang diibaratkan seperti menambang emas.

Agar sistem Bitcoin berfungsi, orang-orang dapat memerintahkan komputer mereka untuk memproses transaksi bagi semua orang.

Komputer diatur sedemikian rupa, agar dapat melakukan proses perhitungan yang sangat rumit. Dari situ, pemilik komputer mendapat imbalan berupa Bitcoin.

Karena proses perhitungan tersebut sangat rumit, maka dibutuhkan komputer yang kuat untuk mendapatkan Bitcoin. Hal inilah yang kemudian disebut sebagai 'menambang'.

Akan tetapi, sistem Bitcoin telah diatur sedemikian rupa, sehingga proses perhitungan yang diperlukan untuk mendapatkan Bitcoin menjadi semakin sulit seiring berjalannya waktu.

Hal ini dilakukan untuk mencegah terlalu banyak Bitcoin yang dihasilkan, dan akhirnya beredar. Jika seseorang mulai menambang sekarang, mungkin butuh bertahun-tahun sebelum akhirnya mendapatkan satu keping Bitcoin.

Di sisi lain, dibutuhkan banyak uang untuk membayar listrik dan merakit komputer yang cukup kuat agar bisa digunakan untuk menambang Bitcoin.

Tren Bitcoin di Indonesia

Pemerhati keamanan siber sekaligus staf Engagement and Learning Specialist di Engage Media, Yerry Niko Borang mengatakan, tren menambang Bitcoin sebetulnya sudah berkembang di kalangan pemerhati teknologi Indonesia, sejak medio 2011-2012.

"Tapi sudah pada dijualin jaman dulu, karena waktu itu udah seneng bisa dijual di harga-harga sebiji Rp 100 ribu," kata Yerry saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/2/2021).

Yerry mengatakan, dari segi keamanan, penambangan Bitcoin tidak ada masalah. Menurut dia, masalah yang harus dihadapi saat akan menambang Bitcoin adalah harus memiliki modal finansial yang kuat.

"Karena kalau sekarang nambang BTC (Bitcoin) enggak bisa pakai komputer lagi atau GPU (Graphics Processing Unit) tapi mesti mesin sendiri yang namanya ASIC (application-specific integrated circuit) yang umumnya dibuat di China," ujar Yerry.

Akan tetapi, dia menyebut, masyarakat awam saat ini kemungkinan hanya bisa membeli Bitcoin dan tidak akan bisa menambang.

Saat ini, tingkat kesulitan menambang Bitcoin sudah sangat tinggi, terlebih alat dan listrik yang dipakai untuk menambang juga sangat mahal.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/10/143500865/apa-itu-bitcoin-dan-mengapa-bernilai-tinggi

Terkini Lainnya

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Tren
Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke