Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menilik Sulitnya Mencari Kamar Kosong di RS untuk Pasien Covid-19...

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 belum berakhir. Saat ini, kasusnya pun dilaporkan terus melonjak dan membuat rumah sakit kewalahan akibat menipisnya daya tampung yang dimiliki.

Sejumah warganet pun mengungkapkan keresahannya terkait kondisi rumah sakit yang penuh.

Diduga penuhnya beberapa rumah sakit di daerah dikarenakan membeludaknya pasien gejala berat Covid-19.

"Serius nanya, karena RS di mana-mana penuh bisa enggak sih alih fungsiin bangunan apa saja gitu jadi rumah sakit darurat?" tulis akun Twitter @cowmeh dalam twitnya.

Bagaimana tanggapan pemerintah?

Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19, Hery Trianto mengungkapkan, ketersediaan tempat tidur di sejumlah rumah sakit memang sedang padat-padatnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menunggu dan bersabar sampai ada cukup tempat tidur untuk menampung pasien selanjutnya.

"Saat ini tempat tidur sejumlah rumah sakit memiliki tingkat keterisian di atas 70 persen. Jadi masyarakat memang perlu bersabar," ujar Hery saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/1/2021).

Menurutnya, lama masa inap pasien yang terinfeksi Covid-19 baik dari RS rujukan maupun RS swasta berkisar antara 10-14 hari.

Hal ini juga bergantung pada kondisi ketahanan tubuh pasien.

Selain itu, Hery juga menyarankan kepada masyarakat untuk menghubungi puskesmas terdekat agar mendapatkan rujukan ke RS mana yang sudah tersedia kamar untuk pasien.

"Silakan hubungi puskesmas terdekat, dari sana akan mendapatkan rujukan ke RS mana saja yang kamar perawatannya tersedia," lanjut dia.

Ia menambahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejak seminggu terakhir sudah mengupayakan agar rumah sakit menambah kapasitas perawatannya hingga 40 persen.

Tak hanya itu, dari Satgas Covid-19 juga terus mendukung untuk merekrut relawan medis.

Pasien bergejala berat tidak boleh di rumah

Di sisi lain, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa pasien bergejala berat tidak boleh melakukan isolasi mandiri di rumah.

Pasien yang dapat dirawat di RS hanya pasien yang mengalami gejala sedang sampai berat.

Apabila pasien Covid-19 hanya bergejala ringan, tidak wajib dirawat di rumah sakit.

Ia menjelaskan, ketika terasa gejala sebaiknya langsung mencoba mendaftarkan pasien ke puskesmas.

"Kadang kalau (butuh) isolasi datang ke puskesmas, nanti di sana akan dikaji dulu apakah perlu isolasi terpusat atau isolasi mandiri," ujar Siti saat dihubungi terpisah, Jumat (8/1/2021).

"Dan kalau setelah diperiksa di puskesmas tidak ada gejala, tidak dirawat di rumah sakit, karena rumah sakit untuk yang bergejala sedang dan berat," lanjut dia.

Sementara itu, gejala sedang sampai ringan yang dimaksud, antara lain:

Gejala sedang Covid-19

  • Demam lebih dari atau sama dengan 38 derajat celsius
  • Sesak napas, batuk menetap, dan sakit tenggorokan
  • Batuk-batuk
  • Anak dengan pneumonia ringan mengalami batuk atau kesulitan bernapas dan napas cepat, frekuensi napas kurang dari 2 bulan yakni sekitar 60 kali napas per menit; 2-11 bulan mengalami napas sekitar 50 kali per menit; dan anak usia 1-5 tahun memiliki napas sekitar 40 kali per menit dan tidak ada tanda pneumonia berat.

Selain itu, dapat juga disertai diare, mual, muntah, sakit kepala, mulut kering, badan terasa nyeri dan linu, dan berkurangnya nafsu makan.

Gejala ini berlangsung selama sekitar 7-14 hari.

Gejala berat Covid-19

Gejala infeksi berat dari Covid-19 yakni:

  • Demam lebih dari atau sama dengan 38 derajat celsius yang menetap
  • Ada infeksi saluran napas dengan tanda-tanda peningkatan frekuensi napas (lebih dari 30 kali per menit) hingga sesak napas, dan batuk
  • Penurunan kesadaran
  • Dalam pemeriksaan lanjut, ditemukan saturasi oksigen kurang dari 90 persen udara luar
  • Dalam pemeriksaan darah, leukopenia, peningkatan monosit, dan peningkatan limfosit atipik

Adapun penderita gejala berat juga mengalami nyeri dada, bibir, kulit, dan wajah tampak kebiruan, kulit pucat, dan keringat dingin.

Khusus pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis dapat dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19 atau rumah sakit lain yang memiliki fasilitas sesuai standar pelayanan yang telah ditentukan.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/08/203100365/menilik-sulitnya-mencari-kamar-kosong-di-rs-untuk-pasien-covid-19-

Terkini Lainnya

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke