Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diduga Bekas Roket China, Ini Penjelasan Lapan soal Obyek Langit yang Jatuh di Kalimantan Tengah

KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah dalam waktu dekat akan melakukan penyelidikan terhadap temuan sejumlah serpihan benda yang diduga bangkai pesawat di perairan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat.

Mengutip Antara, Rabu (6/1/2021), Kabid Humas Polda Kalteng Hendra Rochmawan mengatakan, penemuan benda tersebut bermula dari seorang warga bernama Arfandi yang sedang memancing bersama keluarganya di lokasi tersebut pada Jumat (1/1/2021).

"Benda yang ditemukan berbentuk setengah tabung dengan panjang kurang lebih sekitar delapan meter dan berdiameter sekitar lima meter. Bahan dari serpihan ditemukan adalah fiber, hanecom aluminium atau sejenis plat aluminium," kata Hendra.

Hendra menuturkan, pada sisi luar benda tersebut terdapat logo berbentuk bintang dan berwarna kuning, serta di sisi sebelahnya berlogo bintang seperti bekas terbakar dengan tulisan CNSA dikelilingi gambar padi.

Sampah antariksa milik China

Sementara itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, benda tersebut terindikasi sebagai sampah antariksa milik China.

"Indikasi kuat mengarah pada sampah antariksa bekas roket CZ-3B. Mungkin materialnya yang tahan panas. Ada bagian yang tampak terbakar, misalnya logo CNSA. Setidaknya belum ada argumentasi lain, selain sampah antariksa," kata Thomas saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/1/2021).

Thomas menambahkan, pihak Lapan saat ini masih berkoordinasi dengan mitra mereka di China mengenai temuan benda tersebut.

"Sudah, dalam komunikasi informal dengan mitra Lapan di China," kata Thomas.

Roket Chang Zheng sebelumnya digunakan untuk meluncurkan satelit Beidou 3-IGSO 3 pada tanggal 4 November 2019.

Pada Senin (4/1/2021) pukul 14.01 WIB, sistem pemantauan orbit Lapan mendeteksi empat obyek yang melintas di atas wilayah Indonesia dengan ketinggian rendah.

Obyek CZ-3B R/B yang memiliki nomor katalog NORAD 44710 merupakan obyek dengan orbit lonjong yang mencapai ketinggian minimum (perigee) sekitar 121 kilometer di atas permukaan Bumi.

Sementara ketinggian maksimumnya mencapai hampir 11.500 kilometer.

Model peluruhan orbit yang diadopsi memperkirakan bahwa bekas roket tersebut akan mengalami re-entry dalam waktu dekat, yakni pada bulan Maret 2021.

Dengan input yang sedikit berbeda, model peluruhan tadi sempat memberikan prediksi re-entry pada tanggal 4 Januari 2021.

"Simpangan waktu prediksi re-entry tersebut wajar terjadi, terlebih untuk obyek yang memiliki orbit lonjong," tulis keterangan resmi Lapan.

Berdasarkan pemantauan virtual orbit benda jatuh antariksa yang telah dilakukan, obyek nomor 44710 dianggap sebagai benda antariksa yang paling mungkin jatuh di pesisir Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Potensi dampak

Menurut Lapan, bila memang temuan tersebut merupakan bagian luar dari roket CZ-3B, potensi bahaya radiasi dari zat radioaktif terbilang kecil.

Zat radioaktif biasa digunakan dalam sistem pembangkitan daya di satelit, salah satunya berupa Radioactive Thermoelectric Generator (RTG).

Belum ada indikasi bahwa benda yang ditemukan merupakan bagian dari RTG dengan potensi bahaya radiasi.

"Meski demikian, prinsip pencegahan perlu diterapkan yakni dengan menangani benda temuan dengan hati-hati dengan menghindari kontak langsung dalam waktu yang lama," tulis keterangan resmi Lapan.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/07/070000865/diduga-bekas-roket-china-ini-penjelasan-lapan-soal-obyek-langit-yang-jatuh

Terkini Lainnya

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Tren
Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Tren
Mengenal Jampidsus, Unsur 'Pemberantas Korupsi' Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Mengenal Jampidsus, Unsur "Pemberantas Korupsi" Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Tren
Starlink dan Literasi Geospasial

Starlink dan Literasi Geospasial

Tren
Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Tren
5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

Tren
Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Tren
Benarkah Taruna TNI Harus Tetap Pakai Seragam Saat Pergi ke Mal dan Bioskop?

Benarkah Taruna TNI Harus Tetap Pakai Seragam Saat Pergi ke Mal dan Bioskop?

Tren
Muncul Pemberitahuan 'Akun Ini Tidak Diizinkan untuk Menggunakan WhatsApp', Begini Cara Mengatasinya

Muncul Pemberitahuan "Akun Ini Tidak Diizinkan untuk Menggunakan WhatsApp", Begini Cara Mengatasinya

Tren
Orang-orang Dekat Jokowi dan Prabowo yang Berpotensi Maju Pilkada 2024, Siapa Saja Mereka?

Orang-orang Dekat Jokowi dan Prabowo yang Berpotensi Maju Pilkada 2024, Siapa Saja Mereka?

Tren
Madu atau Sirup Maple, Manakah yang Lebih Menyehatkan?

Madu atau Sirup Maple, Manakah yang Lebih Menyehatkan?

Tren
Studi Buktikan Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Penyakit Kronis

Studi Buktikan Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Penyakit Kronis

Tren
9 Khasiat Bunga Telang untuk Kesehatan, Apa Saja?

9 Khasiat Bunga Telang untuk Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Apakah Tanggal Merah?

Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Apakah Tanggal Merah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke