Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5.000 Pasien Akan Jalani Uji Coba Tahap 3 Antibodi Corona AstraZeneca

KOMPAS.com - Uji coba besar antibodi Covid-19 dari perusahaan farmasi AstraZeneca akan dimulai mingggu ini. Sebanyak 5.000 pasien akan menjalani uji coba efektivitas cocktail antibodi ini. 

Para ilmuwan pun berharap bahwa obat ini dapat melindungi orang-orang dari Covid-19 dan bisa digunakan segera di ruang perawatan saat wabah terjadi.

Saat ini, obat yang dibuat oleh AstraZeneca tersebut menuju uji coba fase tiga skala besar di Inggris. 

Melansir The Guardian, Sabtu (21/11/2020), seorang relawan dari Inggris akan diberikan dosis pertama obat ini.

Suntikan pada otot lengan disebut dapat memberikan efek secara langsung dan bertahan selama enam bulan hingga satu tahun.

Apabila berfungsi sebaik prediksi para ilmuwan, obat ini dapat digunakan untuk melindungi mereka yang tidak bisa diberikan vaksin karena kondisi kesehatan tertentu.

Uji coba tahap 3 

Uji coba tahap 3 yang diluncurkan akhir minggu ini akan merekrut 5.000 pasien secara global untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitasnya. 

Akan ada 9 tempat di Inggris dengan 1.000 pasien di mana setengahnya akan diberikan obat uji coba ini dan setengah lainnya menjadi golongan plasebo. 

Uji coba di Inggris akan mengetes apakah obat dapat melindungi orang-orang yang tidak mengalami infeksi Covid-19.

Kemudian, uji coba selanjutnya akan melihat apakah obat dapat menjadi cara penanganan wabah di rumah perawatan sebelum orang-orang tahu mereka terinfeksi. 

Selain itu, obat ini juga nantinya akan dites sebagai pengobatan pada pasien Covid-19 tahap awal.

Kepala Satgas Vaksin Inggris Kate Bingham mengatakan, obat ini menjadi portfolio mereka untuk melindungi seluruh masyarakat.  

Sebab efektivitas vaksin baru akan bekerja setelah enam minggu dan obat ini dapat melindungi orang dengan lebih cepat.

"Vaksin bekerja pada orang-orang yang memiliki sistem imun fungsional dan jika Anda mengalami imunosupresi dan menjalani transplantasi sumsum tulang atau perawatan yang benar-benar mengurangi kemampuan untuk meningkatkan respons imun, maka ini adalah satu-satunya cara untuk menyediakan imunitas pasif jangka pendek saat ini," jelas Bingham.

Namun demikian, pembuatan obat ini biayanya pun cukup tinggi. Dua perusahaan, yaitu Regeneron dan Eli Lilly, yang memproduksi cocktail antibodi untuk merawat orang di rumah sakit memasang harga 600 dollar AS (Rp 8,5 juta) hingga 1.000 dollar (Rp 14 juta) per dosisnya.

Adapun jumlah orang yang akan diberikan cocktail antibodi dibandingkan vaksin pun terbilang kecil.

Sesuai jadwal

Wakil Ketua Ekekutif R&D Biofarmasi di AstraZeneca, Sir Mene Pangalos mengatakan bahwa perkembangan obat sejauh ini masih sesuai dengan jadwal awal.

Yaitu saat ini masih menunggu data hingga sebelum akhir tahun atau Natal.

"Saya pikir, sekarang kami masih berharap dapat memberikan dosis obat apabila menunjukkan keamanan dan efektif," jelasnya.

Pangalos menyebut bahwa obat antibodi hampir seperti vaksinasi pasif.

"Sekarang, obat ini jelas menjadi sangat penting. Sebab, nantinya akan ada jumlah yang signifikan untuk orang-orang di dunia yang tidak menggunakan atau bahkan tidak merespons vaksin saat nantinya terbukti efektif," tambahnya.

Menurut Pangalos, dengan kondisi ini, memiliki antibodi monoklonal sebagai potensi terapi adalah hal yang penting.

Antibodi monoklonal sendiri diproduksi di laboratorium dan dapat memperbaiki respons sistem imun terhadap virus yang masuk.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/21/153000065/5.000-pasien-akan-jalani-uji-coba-tahap-3-antibodi-corona-astrazeneca

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke