Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada Penyakit Saat Musim Hujan, Perhatikan Ini untuk Kesehatan Anda

Pekan lalu, misalnya, terjadi banjir di beberapa daerah seperti Bandung, Bekasi, dan Jakarta Timur.

Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung, Jawa Barat, mengakibatkan sejumlah sungai di beberapa titik meluap dan mengakibatkan banjir bandang.

Dalam situasi pandemi, penting mengetahui bagaimana menjaga kondisi tubuh dan ancaman penyakit yang mungkin muncul di musim hujan, terutama jika terjadi banjir.

Saat dihubungi Kompas.com, 26 Oktober 2020, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap berbagai setelah banjir.

Merujuk tulisannya di laman Yayasan Gastroenterologi Indonesia pada 6 Januari 2020, Ari menjelaskan, jumlah kasus beberapa penyakit biasanya meningkat setelah banjir dan musim hujan.

"Secara umum peningkatan kasus penyakit ini didasarkan pada penyebaran 3 kelompok penyakit, yaitu penyebaran melalui makanan dan minuman, penyebaran melalui nyamuk, dan penyebaran melalui tikus," kata Ari.

Ia menyebutkan, beberapa penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman antara lain, infeksi kolera, rotavirus, disentri, demam tifoid, dan diare.

Kemudian, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Sementara, penyakit yang ditularkan oleh tikus adalah leptospirosis yang dibawa melalui kencing dan kotoran tikus dalam genangan banjir.

Ari mengatakan, kelompok yang paling rentan terkena penyakit tersebut adalah anak-anak.

"Anak-anak merupakan kelompok rentan yang mudah terkena penyakit setelah banjir," ujar dia.

Penyebab timbulnya penyakit

Ari memaparkan, gangguan kesehatan akibat banjir terjadi karena adanya gangguan pada tiga faktor penting, yaitu faktor daya tahan tubuh, lingkungan, dan bakteri.

1. Faktor daya tahan tubuh

Ketika banjir, masyarakat yang terkena banjir akan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kondisi kebersihan lingkungan serta makanan dan minuman yang tidak memadai akan berpengaruh pada daya tahan tubuh para pengungsi.

Selain itu, para pengungsi pun tidur dengan alas yang tidak memadai. Kondisi ini meningkatkan kerentanan para pengungsi terhadap penyakit-penyakit setelah banjir.

"Cuaca yang tidak mendukung saat ini juga dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang yang tidak terkena dampak langsung banjir," kata Ari.

2. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat memperburuk kondisi masyarakat adalah faktor cuaca, yaitu hujan dan angin kencang melanda.

Dampak buruk ini terutama dialami oleh bayi, anak-anak, dan orang tua. Belum lagi lingkungan sekitar banjir yang kotor dengan sampah bertebaran di mana-mana.

"Genangan air akan mengundang lalat dan kecoa, yang berpotensi mencemari makanan dan minuman kita jika lalat dan kecoa tersebut hinggap di makanan ataupun air yang akan kita konsumsi," ujar dia.

3. Faktor bakteri

Faktor agen pembawa penyakit yang banyak dijumpai akibat bencana banjir adalah lalat, tikus, bakteri, dan kotoran yang menyebabkan tercemarnya air bersih.

Ari menyebut, tikus merupakan agen pembawa penyakit leptospirosis yang ditularkan melalui kotoran dan kencing tikus yang bercampur dengan genangan banjir.

Cara mencegah

Untuk mencegah timbulnya penyakit setelah banjir maupun akibat curah hujan yang tinggi, Ari menyebut ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Memerhatikan makanan yang dikonsumsi

Selalu pastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi higienis. Perhatikan tanggal kedaluwarsa dari makanan yang dikonsumsi baik makanan jadi maupun makanan yang dibuat sendiri, dan usahakan makanan yang dikonsumsi dalam keadaan segar.

2. Cuci tangan menggunakan sabun atau hand antiseptic

Hal ini dilakukan untuk menghindari infeksi usus. Ari menyebut, anak-anak harus diajari untuk selalu mencuci tangan menggunakan sabun, serta orang dewasa pun harus memberi contoh kapan dan bagaimana mencuci tangan dengan baik.

3. Menjaga kebersihan lingkungan

Setelah bajir, Ari mengingatkan untuk segera membersihkan lokasi banjir dengan menggunakan antiseptik. Selain itu, alat pelindung diri juga wajib dipakai oleh orang yang bertugas membersihkan kotoran, khususnya lumpur.

Pelindung diri meliputi masker, sarung tangan, dan memakai sepatu boot. Hindari luka yang dapat berpotensi masuknya kuman ke dalam tubuh

4. Konsumsi suplemen vitamin

Untuk kelompok rentan seperti anak-anak dan orang tua sebaiknya diberikan suplemen yang berisi multivitamin dan mineral apabila terjadi keterbatasan makanan dan minuman dengan zat gizi yang lengkap akibat rumah dan lingkungan yang terkena banjir

5. Sedia obat

Menyiapkan stok obat-obatan untuk penyakit ringan, seperti obat penurun panas, obat anti diare, obat sakit kepala, dan oralit.

6. Jangan bermain air banjir

Anak-anak harus dicegah untuk tidak bermain-main di air banjir. Hal ini karena adanya potensi gangguan kesehatan maupun risiko terbawa arus atau tenggelam karena banjir.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/02/120300765/waspada-penyakit-saat-musim-hujan-perhatikan-ini-untuk-kesehatan-anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke