Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seberapa Besar Dampak Belanja Masyarakat untuk Selamatkan Indonesia dari Resesi?

KOMPAS.com - Resesi menjadi ancaman bagi negara-negara di dunia karena situasi pandemi virus corona yang memengaruhi perekonomian banyak negara.

Sejumlah negara, termasuk di kawasan Asia, mengalami resesi karena pertumbuhan ekonomi yang minus selama dua kuartal berturut-turut.

Di media sosial, sejumlah akun mengajak masyarakat untuk berbelanja agar mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Salah satunya diunggah oleh akun Twitte @tubirfess pada Jumat (7/8/2020).

"Eh kalo klen punya uang, tolong dipake buat jajan ya. Kamu jajan itu bantu banget buat pedagang kecil. Tapi dampak lebih besarnya sebenernya kamu lagi bantu supaya ekonomi negara ini muter terus. Kita kurangi dampak resesi ekonomi. Belanjalah terus ke UMKM," demikian tulisannya.

Beragam respons diberikan terhadap twit ini. Hingga Sabtu (8/8/2020), twit tersebut telah di-retwit sebanyak lebih dari 1.000 kali.

Banyak yang membahas belanja apa saja yang bisa menyelamatkan perekonomian Indonesia dari jurang resesi.

Apakah mendorong belanja masyarakat bisa menyelamatkan Indonesia dari resesi? 

Managing Director Economy and Policy Studies, Anthony Budiawan mengatakan, ada tiga aspek yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yaitu belanja rumah tangga, investasi, dan ekspor.

"Tiga hal ini di luar kendali kita, ekspor itu perdagangan internasional, investasi jangan diharapkan saat ini bisa berinvestasi, terus belanja rumah tangga ini yang bisa diberikan stimulus dari pemerintah," ujar Anthony, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (8/8/2020).

Menurut dia, pemerintah bisa mengeluarkan biaya untuk belanja dengan berfokus pada kelompok yang dianggap bisa membelanjakan uangnya hingga 100 persen.

Adapun kategori itu merupakan kelompok yang berpendapatan rendah.

"Itu ada dua sasaran. Pertama, mereka yang sedang kesulitan keuangan atau bersusah payah untuk dapat makan, Kedua, mereka yang bisa makan dan membelanjakan uang untuk mencari makan," ujar Anthony.

Jika hal ini terjadi, maka stimulus yang diberikan pemerintah itu akan berputar mendorong perekonomian.

Mengenai situasi perekonomian saat ini, menurut dia, resesi di Indonesia sudah tidak bisa dihindari.

Alasannya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II masih akan negatif.

"Resesi sudah terjadi, tidak bisa dihindari. Kuartal II masih akan negatif, tidak bisa dihindari," ujar Anthony.

Menurut dia, kuartal III nantinya akan lebih dalam negatifnya dibandingkan kuartal II.

"Alasannya, PDB kuartal II pada 2020 minus Rp 284 triliun dari kuartal II 2019. Dan PDB kuartal III 2019 bahkan lebih tinggi dari kuartal II 2019. Jadi, kalau PDB kuartal III 2020 ini sama dengan kuartal II 2020 maka ekonomi akan minus 8 persen," lanjut dia.

Anthony mengatakan, tidak ada tanda ekonomi triwulan ini akan jauh lebih baik dari triwulan sebelumnya.

Konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor, semua masih stagnan bahkan melemah.  

Sementara itu, mengenai bantuan yang akan diberikan kepada karyawan bergaji di bawah Rp 5.000.000, Anthony mengatakan, hal itu akan efektif jika memang bisa dijalankan pada September 2020. 

"Dampak stimulus ini dengan total anggaran sekitar Rp 31 triliun, dampaknya terhadap ekonomi sangat minim, hampir tidak terasa. Tapi tentu saja lumayan membantu bagi masyarakat yang terkena dampak pandemi," ujar dia.

Seperti diberitakan, pemerintah akan memberikan bantuan berupa stimulus Rp 600.000 kepada karyawan yang bekerja pada basis swasta dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan dan terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan dengan iuran di bawah Rp 150.000 per bulannya.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/08/195000165/seberapa-besar-dampak-belanja-masyarakat-untuk-selamatkan-indonesia-dari

Terkini Lainnya

Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

Tren
Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai 'Juara'

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai "Juara"

Tren
NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke