Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Banyak Orang Alami Insomnia Selama Pandemi Corona, Ini Penjelasannya

Masalah-masalah tidur tersebut terkait dengan kecemasan atau insomnia.

Perempuan disebut-sebut memiliki kecenderungan yang lebih tinggi mengalami insomnia selama pandemi virus coorona. 

Dari sebuah riset di Inggris menjelaskan, mereka yang menderita kurang tidur karena kekhawatiran virus corona meningkat persentasenya.

Yaitu awalnya satu dari enam orang yang diteliti, menjadi satu dalam empat orang.

Hal itu sebagai akibat langsung dari gangguan besar terhadap kehidupan sosial dan kehidupan masyarakat setelah pembatasan yang dilakukan pada 23 Maret lalu.

Isolasi sosial, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan, sakit, takut terinfeksi virus corona, tekanan kerja, dan kegiatan sekolah di rumah, semuanya berkontribusi pada kenaikan ini.

“Kurang tidur mempengaruhi lebih banyak orang selama empat minggu pertama dari penguncian terkait Covid-19 daripada sebelumnya,” kata Prof Jane Falkingham, peneliti dari Pusat Perubahan Penduduk yang didanai oleh Badan Penelitian Ekonomi dan Sosial di Southampton University.

Falkingham menambahkan, pihaknya mengamati peningkatan orang dalam jumlah besar di Inggris, baik pria maupun wanita, di mana mereka menderita masalah tidur yang disebabkan oleh kecemasan.

"Ini mencerminkan tingkat stres karena kecemasan tentang kesehatan, konsekuensi keuangan, perubahan dalam kehidupan sosial dan rutinitas sehari-hari, yang semuanya dapat memengaruhi tidur," ujarnya.

Perempuan lebih tinggi

Ia dan rekan-rekannya melihat berapa banyak orang berusia 16 tahun ke atas dari 15.360 sampel populasi yang mengalami kesulitan tidur, baik sebelum pandemi melanda pada Maret dan April.

Keseluruhan kejadian dari kurangnya waktu tidur terkait kekhawatiran, meningkat dari 15,7 persen menjadi 24,7 persen.

Namun, peningkatan 9 persen ini secara nasional menutupi yang jauh lebih besar pada kelompok-kelompok tertentu, terutama pada ibu yang mempunyai anak-anak kecil.

Misalnya, jumlah pria yang mengalami kurang tidur meningkat dari 11,9 persen menjadi 16,5 persen, peningkatan di antara wanita jauh lebih jelas peningkatannya, yaitu dari 18,9 persen menjadi 31,8 persen.

Di antara para ibu yang mempunyai anak-anak berusia 0-4 tahun, jumlah orang yang mengalami kurang tidur, naik dua kali lipat dari 19,5 persen menjadi 40 persen. Sedangkan, pada wanita yang memiliki anak berusia 5-18 tahun, meningkat dari 21,7 persen menjadi 38 persen.

Falkingham dan timnya menjelaskan, peningkatan lebih besar dalam insomnia di kalangan wanita berkaitan dengan seorang ibu yang mengambil lebih banyak beban home-schooling untuk anak-anak mereka daripada pria sejak Maret.

Terutama di antara para wanita yang juga bekerja dari rumah, sehingga menyulap kedua peran tersebut.

"Respons pandemi dan kebijakan Covid-19 terhadapnya, termasuk pekerjaan di rumah dan sekolah, telah memperlebar perbedaan kekurangan tidur lintas gender, menempatkan perempuan dan ibu pada kerugian yang jauh lebih besar," ujar Falkingham.

Penyebab insomnia

Insomnia merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di Inggris. Ini mempengaruhi jutaan orang di masa normal dan seringkali disebabkan oleh stres, kegelisahan, atau depresi.

Hal tersebut sering dikaitkan dengan atau dapat memperburuk masalah kesehatan mental atau fisik yang mendasarinya.

Pada Juni, Institute for Fiscal Studies menerbitkan penelitian yang menemukan bahwa perempuan, terutama berusia 16-34 tahun, telah mengalami kemunduran kesehatan mental selama pandemi yang jauh lebih banyak daripada pria.

Masalah tidur di antara pekerja garis depan di bidang kesehatan, perawatan sosial, pendidikan dan pengasuhan anak, di mana semua perempuan terwakili, meningkat dari 16,4 persen menjadi 28,9 persen setelah penguncian.

"Kita dapat berspekulasi bahwa mereka kemungkinan memiliki stres kerja yang lebih tinggi dan tingkat infeksi corona virus yang lebih tinggi secara tidak proporsional," kata Falkingham.

Tak hanya itu, insomnia di antara orang kulit hitam, Asia, dan latar belakang etnis minoritas juga meningkat tajam, dari 20,7 persen menjadi 32 persen, menunjukkan peningkatan sebesar 11,3 persen.

"Kami pikir peningkatan kehilangan tidur di komunitas mencerminkan tingkat infeksi corona virus yang lebih tinggi secara proporsional di antara individu yang mengarah pada potensi kecemasan yang lebih tinggi terkait dengan keadaan spesifik corona virus, serta risiko lebih tinggi mengalami kesulitan keuangan, perasaan kesepian, dan memiliki tanggungan anak," tutur Falkingham.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/03/192700965/banyak-orang-alami-insomnia-selama-pandemi-corona-ini-penjelasannya

Terkini Lainnya

Erick Thohir Bertemu KNVB untuk Jalin Kerja Sama, Ini Poin-poin yang Direncanakan

Erick Thohir Bertemu KNVB untuk Jalin Kerja Sama, Ini Poin-poin yang Direncanakan

Tren
Mengenal 'Kidult', Dewasa Muda di Zona Nyaman Masa Kecil

Mengenal "Kidult", Dewasa Muda di Zona Nyaman Masa Kecil

Tren
Revisi UU MK dan Catatan Panjang Pembentukan Undang-Undang 'Kejar Tayang' Era Jokowi

Revisi UU MK dan Catatan Panjang Pembentukan Undang-Undang "Kejar Tayang" Era Jokowi

Tren
Bangsa yang Menua dan Kompleksitas Generasi Muda

Bangsa yang Menua dan Kompleksitas Generasi Muda

Tren
Duet Minions Berakhir Usai Kevin Sanjaya Pensiun, Siapa Penerusnya?

Duet Minions Berakhir Usai Kevin Sanjaya Pensiun, Siapa Penerusnya?

Tren
Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Tren
9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

Tren
Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Tren
Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Tren
5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke