Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Uji Klinis Vaksin Corona dari China di Indonesia, Melihat Kerja Sama Bio Farma dan Sinovac

Saat ini, sebanyak 2.400 vaksin tersebut telah diterima oleh Biofarma. Uji klinis dijadwalkan pada Agustus 2020 dan ditargetkan selesai pada Januari 2021.

Lebih dari 1.600 relawan akan menjalani uji klinis vaksin Covid-19.

Bagaimana kerja sama Bio Farma dan Sinovac terkait vaksin virus corona? 

Sekertaris Perusahaan PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, dalam kerja sama dengan Sinovac, ada proses transfer teknologi.

“Nanti kerja sama kami berupa transfer teknologi. Jadi dari teknlogi yang diberikan ke kami, walau nanti mulainya dari downstream baru nanti ke upstream,” ujar Bambang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/7/2020). 

“Nantinya bahan aktif diberikan ke Biofarma, baru diracik dan diformulasikan di Indonesia,” lanjut dia.

Menurut dia, kerja sama yang dilakukan dengan Sinovac saat ini merupakan strategi jangka pendek.

Sementara, untuk jangka panjang, dilakukan kerja sama dengan sejumlah lembaga di Tanah Air.

“Strategi jangka panjang ada konsorsium riset vaksin khusus untuk Covid-19 dengan beberapa lembaga penelitian Indonesia,” ujar Bambang.

Beberapa lembaga yang tergabung yakni Lembaga Biomolekuler Eijkman, Kemenristek, Litbangkes Kemenkes, dan Bio Farma.

Lembaga-lembaga ini melakukan riset secara keseluruhan dari hulu ke hilir dengan menggunakan strain virus yang ada di Indonesia.

“Yang memulai dan memimpin penelitian Eijkmaan dari mulai seed virus, dilakukan engineering hingga jadi kandidat vaksin baru. Setelah itu diserahkan ke Bio Farma untuk dipoduksi,” ujar dia.

Bambang juga menekankan, vaksin dari Snovac bukan obat untuk Covid-19, melainkan bagian dari upaya preventif.

Ia menjelaskan, semua vaksin, tak hanya vaksin Covid-19, digunakan untuk mencegah seseorang terinfeksi virus. 

“Jadi masih sehat disuntik biar tetap sehat terus. Kan kunci pandemi di vaksin. Kalau semua orang kebal kan selesai,” kata Bambang.

Bambang mengungkapkan, ada keuntungan bagi Indonesia dengan uji klinis ini. Keuntungannya, kita bisa mengetahui langsung respons vaksin virus corona pada penduduk Indonesia.

Dengan demikian, bisa dilihat kesesuaiannya dibandingkan jika harus membeli vaksin yang sudah jadi.

Vaksin Sinovac yang akan diuji klinis di Indonesia juga telah melalui sejumlah tahap pengujian sehingga aman untuk diujikan pada manusia.

Ia menjelaskan, baik vaksin ataupun obat sesuai standar WHO harus dilakukan uji dari uji hewan terlebih dahulu atau yang disebut dengan praklinis.

Selanjutnya, baru dilakukan uji klinis pada manusia dalam tiga fase yaitu fase I, II, dan III.

Uji klinis fase III akan melihat khasiat, efektivitas, dan reaksi atau efek samping yang muncul.

Jika fase ketiga lulus, maka selanjutnya akan lanjut ke tahap perizinan regulator masing-masing negara.

Di Indonesia, melalui BPOM untuk mendapat izin edar di masyarakat. Saat beredar di masyarakat, penggunaannya juga tetap dimonitor.

Bambang mengatakan, dari keseluruhan uji, jika salah satu uji mengalami kegagalan, maka uji coba harus diulang dari tahap awal.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/24/060500365/uji-klinis-vaksin-corona-dari-china-di-indonesia-melihat-kerja-sama-bio

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke