PRESIDEN Joko Widodo marah besar. Dalam rapat kabinet paripurna di Istana Negara pada Kamis (18/6/2020) lalu, ia menegur para menterinya dengan nada tinggi karena dinilai hanya bekerja biasa-biasa saja di tengah situasi yang luar biasa akibat pandemi Corona.
Presiden menilai para pembantunya tidak memiliki sense of crisis. Keterlambatan para menteri dalam mengeksekusi anggaran stimulus dan bantuan membuat masyarakat semakin menderita dan perekonomian tidak bergerak sesuai harapan.
Jokowi mengatakan tidak ada perkembangan yang signifikan dalam penanganan ekonomi dan kesehatan. Dengan raut muka penuh emosi, ia mengatakan rela mempertaruhkan reputasi politik dan mengancam akan melakukan reshuffle kabinet.
Peristiwa ini baru diketahui publik sepuluh hari kemudian melalui video yang diunggah pada kanal Youtube Sekretariat Presiden. Video tersebut berjudul “Arahan Tegas Presiden Jokowi pada Sidang Kabinet Paripurna, Istana Negara, 18 Juni 2020”.
Kemarahan Jokowi lantas ramai dibahas. Ini bukan kali pertama Jokowi memarahi menterinya, namun dinilai sebagai level paling tinggi selama ini.
Pakar gestur Handoko, yang menganalisis ekspresi Jokowi, menyimpulkan Jokowi sungguh merasa marah, sedih, dan kecewa kepada para menterinya.
Ia menilai ancaman reshuffle yang dilontarkan Jokowi sangat serius dengan kemungkinan 90 hingga 95 persen untuk dilakukan jika tak ada perbaikan kinerja.
Pengakuan Presiden
Marahnya Jokowi membuktikan sejumlah hal. Kemarahan tersebut merupakan pengakuan dari presiden sendiri akan ketidakbecusan kerja para menteri dalam menangani persoalan pandemi.
Ketidakmampuan para menteri dalam menangani persoalan pandemi, utamanya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, sudah lama menjadi sorotan publik. Muncul pula desakan agar ia diganti.
Meski sesekali di depan publik mengritik kebijakan menteri, Jokowi selama ini terkesan mengamini bahkan pasang badan atas kinerja buruk pembantunya.
Dalam, sebuah wawancara, Jokowi mengatakan Menteri Kesehatan telah menunjukkan kerja keras dan memaklumi kekecewaan publik terhadap kinerja sang menteri. Tampaknnya kini telah habis kesabaran Jokowi.
Namun demikian, yang menarik dicermati adalah langkah Istana yang akhirnya mempublikasikan amarah Presiden Jokowi di depan para menteri sepuluh hari setelah terjadinya peristiwa tersebut yang berlangsung secara tertutup.
Sebagian kalangan menilainya tidak elok lantaran peristiwa tersebut merupakan urusan dapur Istana dan kabinet yang tak perlu diumbar ke publik. Apa yang berlangsung dalam rapat tertutup, seharusnya tidak keluar dari ruang rapat.
Yang dibutuhkan publik adalah output berupa kerja kabinet. Spekulasi pun muncul, bahwa hal ini merupakan pencitraan.
Deputi bidang Protokol, Pers dan Media Sektretariat Presiden Bey Machmudin mengungkapkan alasan mengapa baru menggunggah video itu sepuluh hari kemudian.
Menurutnya, pernyataan presiden dalam rapat tersebut penting untuk diketahui publik karena banyak hal yang baik.
Reshuffle kabinet
Terlepas dari tujuan dibukanya rekaman tersebut, kemarahan Jokowi telah memunculkan isu reshuffle kabinet.
Dalam kondisi pandemi saat ini, spekulasi reshuffle akan kontraproduktif karena akan memicu kegaduhan politik. Para menteri hanya akan fokus mengamankan posisinya, sementara partai politik akan sibuk melakukan lobi-lobi.
Ancaman reshuffle sebenarnya bukan hal yang baru dilontarkan Jokowi. Saat memperkenalkan Kabinet Indonesia Maju, Jokowi mengancam akan menghentikan menteri di tengah jalan jika tak serius bekerja.
Jika memang tujuannya untuk memperbaiki kinerja kabinet, Jokowi seharusnya bisa langsung melakukan bongkar pasang menteri tanpa harus memunculkan spekulasi terlebih dulu.
Memunculkan spekulasi ibarat “mengecek ombak” sebelum sebelum mengambil tindakan karena diliputi keragu-raguan. Dalam hal ini, keragu-raguan atas kekuatan politik yang menaunginya.
Lantas, mengapa amarah Jokowi diumbar ke publik? Apakah ia ragu memecat menteri-menteri yang tak becus bekerja?
Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (1/7/2020), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.00 WIB.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/01/101054165/amarah-jokowi-dibuka-ke-publik-ada-apa