Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

WHO Sebut Pandemi Corona di AS Belum Sampai Puncaknya

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan pandemi virus corona belum mencapai puncaknya di Amerika Serikat.

WHO memproyeksi, infeksi virus corona secara global kemungkinan akan mencapai 10 juta orang di pekan depan.

Dilansir Channel News Asia, Kamis (25/6/2020) WHO menyebutkan, masa puncak wabah corona akan ditentukan tindakan pemerintah.

Tanpa kembali ke pembatasan atau lockdown, wabah tidak dapat dihindari.

Badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini juga mengingatkan, pada tingkat kasus baru saat ini, kekurangan konsentrator atau alat yang memurnikan oksigen untuk membantu pasien yang sakit kritis, meningkat drastis.

"Pada bulan pertama wabah ini, kurang dari 10.000 kasus dilaporkan ke WHO. Pada bulan lalu, hampir empat juta kasus telah dilaporkan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Ia memperkirakan kasus positif corona secara global dapat mencapai total 10 juta kasus di minggu depan.

"Ini adalah pengingat sadar bahwa meskipun kita melanjutkan penelitian vaksin dan terapi, kita memiliki tanggung jawab mendesak untuk melakukan segala yang kita bisa dengan alat yang kita miliki sekarang untuk menekan penularan dan menyelamatkan hidup," kata dia.

Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 diketahui telah menewaskan sedikitnya 477.500 orang dan menginfeksi hampir 9,3 juta orang sejak muncul di China pada Desember tahun lalu.

Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan mengingatkan, virus corona masih akan "mengamuk" di Amerika dan meningkatkan pentingnya tindakan penguncian nasional yang baru.

"Ini sangat kuat di Amerika Tengah dan Selatan," katanya.

Sayangnya, pandemi bagi banyak negara di Amerika belum memuncak dan kemungkinan akan menghasilkan jumlah kasus yang berkelanjutan dan kematian dalam beberapa minggu mendatang.

Ahli epidemiologi Irlandia mengatakan tanpa mengisolasi dan mengarantina pasien, wabah corona akan berlanjut.

Setelah Amerika Serikat, Brasil adalah negara yang paling terpukul, dengan lebih dari 52.600 kematian dari lebih dari 1,1 juta kasus positif corona.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro mendapat kritik pedas karena membandingkan virus corona dengan "flu ringan".

Menurut WHO, pasien dengan Covid-19 yang berat dan kritis berjuang untuk mendapatkan oksigen yang cukup ke paru-paru mereka, membutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi dan dukungan untuk mencegah kegagalan organ dan kematian.

Oksigen medis diproduksi menggunakan konsentrator yang mengekstrak dan memurnikannya dari udara.

"Banyak negara sekarang mengalami kesulitan dalam memperoleh konsentrator oksigen. Delapan puluh persen pasar dimiliki oleh hanya beberapa perusahaan, dan permintaan saat ini melebihi pasokan," kata Tedros.

WHO memperkirakan dengan laju saat ini sekitar satu juta kasus baru dalam seminggu, dunia membutuhkan sekitar 620.000 meter kubik oksigen per hari, yaitu sekitar 88.000 silinder besar.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/25/194500065/who-sebut-pandemi-corona-di-as-belum-sampai-puncaknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke