Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Viral Disebut Mengerikan, Bagaimana Proses Pembentukan Awan?

KOMPAS.com - Sebuah video tentang fenomena awan yang disebut mengerikan dan menyerupai UFO yang terjadi di Gunung Sumbing, viral di media sosial pada Sabtu (4/1/2020).

Beredarnya video tersebut, tak lupa diabadikan oleh pengguna media sosial @andojunior_.

Pemilik akun yang bernama asli Armando tersebut mengungkapkan kejadian itu terjadi pada Jumat (3/1/2020) pukul 08.00 WIB.

Prakirawan Cuaca dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Nanda Alfuadi menyebut, fenomena awan itu adalah jenis awan lenticularis.

Awan lenticularis tersebut umumnya terjadi pada siang hari di saat musim kemarau.

Selain itu, juga dipengaruhi oleh topografi gunung dan tegak lurus terhadap angin.

Lantas, bagaimana proses terjadinya awan?

Sekumpulan Uap Air

Prakirawan Cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Achmad Rifani mengatakan, secara fisis, awan adalah sekumpulan uap air yang mengalami kondensasi (pengembunan) pada suatu ketinggian di atmosfer.

"Proses pembentukan awan dimulai dari proses penguapan yang terjadi di permukaan bumi," katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/1/2020).

Kemudian, bermacam-macam proses penguapan yang berasal dari laut, badan-badan air di darat, hingga penguapan oleh tumbuhan menjadi sumber uap air untuk menjadi awan.

Uap-uap air ini imbuhnya, begitu ringan hingga dapat bergerak naik ke atas.

Ia menambahkan, kecepatan gerak atau kemampuan uap air bergerak ditentukan oleh kondisi labilitas udara, semakin labil udara maka semakin mudah udara bergerak naik.

"Seperti yang kita ketahui bahwa semakin tinggi atau semakin jauh kita dari permukaan bumi, maka suhu udara akan semakin rendah (dingin), hal yang sama terjadi dengan uap air yang bergerak naik," jelasnya.

Lebih lanjut, semakin tinggi maka udara akan semakin dingin sampai akhirnya uap air mengalami pengembunan dan terbentuklah awan.

Banyak faktor yang menentukan kemampuan awan untuk bertumbuh hingga menjadi hujan.

Adapun beberapa di antaranya adalah kondisi labilitas udara, ketersediaan uap air di udara, dan kecepatan angin di bagian atas atmosfer.

"Ketika faktor-faktor tersebut terpenuhi maka sangat dimungkinkan awan untuk terbentuk dan kemudian terjadi hujan," tutupnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/05/183400365/viral-disebut-mengerikan-bagaimana-proses-pembentukan-awan-

Terkini Lainnya

Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke