Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Bunga Bangkai Amorphophallus titanum yang Mekar di Kebun Raya Bogor...

KOMPAS.com - Bunga bangkai yang mempunyai nama latin Amorphophallus titanium mekar di Kebun Raya Bogor.

Dari pengamatan pada Jumat, 3 Desember 2020, tinggi bunga mencapai 194 sentimeter.

Bungai bangkai diketahui merupakan tumbuhan asli Indonesia, di mana populasinya ditemukan di hutan-hutan Sumatera.

Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI, R. Hendrian mengatakan, saat ini habitat bunga bangkai di alam banyak mendapat tekanan dan gangguan dari pengambilan ilegal di hutan, kerusakan habitat, dan penurunan jumlah serangga penyerbuk serta binatang penebar biji.

“Bunga bangkai termasuk suku talas-talasan (Araceae) sehingga memiliki umbi. Umbinya juga berukuran raksasa, beratnya dapat mencapai 117 kilogram,” kata Hendrian dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Sabtu (4/1/2020).

Hendrian menjelaskan, umbi dari bunga bangkai yang mekar tersebut diperoleh dari kerja sama LIPI dengan Kebun Raya Liwa, Lampung.

Saat ini, pihaknya tengah fokus pada upaya konservasi jenis-jenis tumbuhan terancam di Indonesia. 

Salah satunya yakni dengan optimalisasi dan revitalisasi fasilitas penelitian di Kebun Raya Bogor.

Awal tahun ini, lanjut Hendrian, pembangunan rumah kaca dan laboratorium anggrek segera dimulai.

Berbeda dengan Rafflesia Arnoldi

Sementara itu, peneliti bunga bangkai Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI, Dian Latifah menerangkan, Amorphophallus titanum berbeda dengan Rafflesia meski keduanya dikenal masyarakat dengan sebutan bunga bangkai.

“Rafflesia merupakan tumbuhan parasit dengan pohon inang Tetrastigma spp. atau anggur hutan,” ujarnya menjelaskan.

Dian menyampaikan, Amorphophallus titanum memiliki fase daun dan fase bunga yang tidak bersamaan.

“Fase daun dapat mencapai satu sampai dua tahun. Setelah itu umbi akan memasuki masa istirahat atau dorman yang bisa lebih dari satu setengah tahun, kemudian berbunga,” kata dia.

Perbungaan Amorphophallus titanum merupakan sekelompok bunga kecil jantan dan betina yang menempel di bagian dasar tongkol.

“Tongkol atau spadiks yang berwarna kuning dikelilingi oleh seludang bunga yang berwarna merah keunguan,” kata Dian.

Tinggi spadiks dapat mencapai tiga meter menjadikan Amorphophallus titanum dijuluki Bunga Raksasa.

Bunga jantan dan betina tidak masak bersamaan.

“Bunga betina masak di malam hari dan mengeluarkan bau busuk seperti bangkai. Pada proses ini terjadi peningkatan suhu di bagian tongkolnya sehingga kadang-kadang dapat mengeluarkan asap,” papar Dian.

Sementara bunga jantan, imbuhnya, masak keesokan harinya.

Secara alami bunga bangkai sulit menyerbuk sendiri. Penyerbukan dapat terjadi dengan bantuan serangga penyerbuk atau manusia.

LIPI saat ini telah meneliti kandungan umbi bunga bangkai.

“Umbinya bermanfaat karena kandungan glucomannan yang memiliki kegunaan sebagai zat pengental, jelly kaya serat (dietary fibers) dan suplemen untuk diet kolesterol, gula darah, dan agen control berat badan,” tutur Dian.

Tumbuhan langka

Amorphophallus titanum sendiri masuk dalam kategori tumbuhan langka berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan keberadaannya dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Poerba dan Yuzammi (2008), kelestariannya memerlukan bantuan manusia dalam bentuk pembibitan massal dan cepat, misalnya kultur jaringan, dan diikuti reintroduksi di alam.

Kegiatan konservasi dan penelitian yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya berperan penting dalam mengupayakan pembudidayaan bunga bangkai untuk pemanfaatan berkelanjutan dan lestari.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/04/203049965/mengenal-bunga-bangkai-amorphophallus-titanum-yang-mekar-di-kebun-raya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke