Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Stupa Candi Borobudur Dianggap sebagai Local Genius?

Kompas.com - 19/03/2024, 12:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Struktur bangunan Candi Borobudur juga menggunakan batu andesit yang digunakan pada situs-situs pemujaan sebelum Hindu-Buddha masuk ke Indonesia.

Selain itu, penyusunan batu-batu candi menggunakan teknik yang disusun dengan tidak menggunakan semen (sistem lock) yang sudah digunakan masyarakat lokal pada punden berundak.

Baca juga: Apakah Candi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman?

Bentuk keseluruhan bangunan yang berundak-undak menyerupai punden berundak, merupakan gaya arsitektur zaman Megalitikum yang telah ada di Indonesia sejak zaman praaksara.

Makna Simbolis

Secara keseluruhan, bangunan Candi Borobudur melambangkan tingkatan spiritualitas dalam ajaran Buddha, dari Kamadhatu (dunia nafsu), Rupadhatu (dunia bentuk), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk).

Bagian Rupadhatu, yang merupakan tingkatan kedua dari Candi Borobudur, melambangkan tingkatan manusia yang sudah mulai meninggalkan duniawi.

Pada Rupadhatu, terdapat arca Tathagatha yang melambangkan seseorang yang telah tiba.

Dalam ajaran Buddha, Tathagatha memiliki arti tahapan Buddha atau pencapaian seorang Buddha.

Pembuatan arca Tathagatha pada Candi Borobudur menyerap kebudayaan India dan menyesuaikannya dengan tradisi lokal yang bisa dilihat melalui ukiran ornamen yang terdapat pada pahatan jubah.

Arca Tathagatha juga menjadi ciri dari gaya seni masa Dinasti Syailendra Kerajaan Mataram Kuno, yang mencapai kejayaannya pada abad ke-8 dan ke-9.

Baca juga: Siapakah Arsitek Candi Borobudur?

Integrasi dengan Alam

Candi Borobudur dibangun berdasarkan orientasi matahari dan arah mata angin.

Arca yang terdapat pada Candi Borobudur diletakkan mengikuti penggambaran kehidupan Buddha (Sidharta Gautama).

Perjalanan kehidupan Sidharta Gautama tergambarkan pada empat buah sektor dalam Candi Borobudur sesuai dengan arah mata angin.

Letak Candi Borobudur yang dikelilingi oleh gunung-gunung dengan tempat yang tinggi, juga menjadi ciri masyarakat lokal dalam membangun tempat ibadah.

 

Referensi:

  • Gaya Mentari. (2021). Kearifan Lokal Pada Perwujudan Tathagatha di Candi Borobudur. Jurnal Sejarah dan Budaya, 5(2).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com