Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Stupa Candi Borobudur Dianggap sebagai Local Genius?

Indonesia merupakan negara yang sejak dulu sudah menerima pengaruh budaya luar, misalnya budaya Hindu, Buddha, Islam, Eropa, dan lain sebagainya.

Local genius masyarakat Indonesia dapat dilihat dari caranya mengadopsi budaya luar untuk diakulturasikan dengan budaya asli yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

Hasilnya, local genius yang dimiliki masyarakat Indonesia tidak membuat budaya asing diterima begitu saja, melainkan akan diolah sesuai dengan kebudayaan asli yang sudah ada.

Contoh local genius masyarakat Indonesia dapat dilihat pada stupa Candi Borobudur.

Mengapa stupa Candi Borobudur dianggap sebagai local genius?

Alasan Candi Borobudur disebut local genius

Salah satu faktor yang menyebabkan stupa Candi Borobudur dianggap sebagai local genius adalah memiliki perpaduan antara budaya India dengan budaya lokal Indonesia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, stupa adalah bangunan dari batu yang bentuknya seperti genta dan biasanya merupakan bangunan suci agama Buddha (tempat menyimpan relik atau benda-benda suci sang Buddha).

Keberadan stupa menjadi salah satu ciri candi bercorak Buddha.

Gaya arsitektur stupa di dunia bermacam-macam, tetapi umumnya berbentuk kubah atau genta.

Stupa Candi Borobudur merupakan hasil perpaduan antara budaya India dengan budaya lokal Indonesia.

Pada Candi Borobudur, sebenarnya tidak hanya bagian stupa saja yang dianggap sebagai local genius, tetapi keseluruhan bangunannya.

Local genius atau perpaduan budaya India dan lokal pada Candi Borobudur dapat dilihat melalui beberapa aspek, di antaranya:

Gaya arsitekturnya

Mengutip World History, Candi Borobudur memiliki seni arsitektur perpaduan antara Jawa Kuno dengan Dinasti Gupta India.

Perpaduan tersebut dapat dilihat pada relief-relief candi yang ukiran-ukirannya mengandung ajaran Buddha dari berbagai naskah kuno India dan kehidupan masyarakat lokal Indonesia.

Struktur bangunan Candi Borobudur juga menggunakan batu andesit yang digunakan pada situs-situs pemujaan sebelum Hindu-Buddha masuk ke Indonesia.

Selain itu, penyusunan batu-batu candi menggunakan teknik yang disusun dengan tidak menggunakan semen (sistem lock) yang sudah digunakan masyarakat lokal pada punden berundak.

Bentuk keseluruhan bangunan yang berundak-undak menyerupai punden berundak, merupakan gaya arsitektur zaman Megalitikum yang telah ada di Indonesia sejak zaman praaksara.

Makna Simbolis

Secara keseluruhan, bangunan Candi Borobudur melambangkan tingkatan spiritualitas dalam ajaran Buddha, dari Kamadhatu (dunia nafsu), Rupadhatu (dunia bentuk), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk).

Bagian Rupadhatu, yang merupakan tingkatan kedua dari Candi Borobudur, melambangkan tingkatan manusia yang sudah mulai meninggalkan duniawi.

Pada Rupadhatu, terdapat arca Tathagatha yang melambangkan seseorang yang telah tiba.

Dalam ajaran Buddha, Tathagatha memiliki arti tahapan Buddha atau pencapaian seorang Buddha.

Pembuatan arca Tathagatha pada Candi Borobudur menyerap kebudayaan India dan menyesuaikannya dengan tradisi lokal yang bisa dilihat melalui ukiran ornamen yang terdapat pada pahatan jubah.

Arca Tathagatha juga menjadi ciri dari gaya seni masa Dinasti Syailendra Kerajaan Mataram Kuno, yang mencapai kejayaannya pada abad ke-8 dan ke-9.

Integrasi dengan Alam

Candi Borobudur dibangun berdasarkan orientasi matahari dan arah mata angin.

Arca yang terdapat pada Candi Borobudur diletakkan mengikuti penggambaran kehidupan Buddha (Sidharta Gautama).

Perjalanan kehidupan Sidharta Gautama tergambarkan pada empat buah sektor dalam Candi Borobudur sesuai dengan arah mata angin.

Letak Candi Borobudur yang dikelilingi oleh gunung-gunung dengan tempat yang tinggi, juga menjadi ciri masyarakat lokal dalam membangun tempat ibadah.

Referensi:

  • Gaya Mentari. (2021). Kearifan Lokal Pada Perwujudan Tathagatha di Candi Borobudur. Jurnal Sejarah dan Budaya, 5(2).

https://www.kompas.com/stori/read/2024/03/19/120000079/mengapa-stupa-candi-borobudur-dianggap-sebagai-local-genius-

Terkini Lainnya

Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Jawa Timur

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Jawa Timur

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke