Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Majapahit Dikenal sebagai Negara Nasional Kedua di Indonesia?

Kompas.com - 16/03/2024, 09:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang berdiri di Nusantara.

Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya pada 1293, dengan membuka Hutan Tarik di wilayah yang kini masuk dalam kawasan Mojokerto, Jawa Timur.

Majapahit mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh Hayam Wuruk, yang berkuasa sejak 1350 hingga 1389.

Oleh Muhammad Yamin, salah satu tokoh pendiri bangsa yang pernah menulis buku tentang Majapahit, Kerajaan Majapahit disebut sebagai negara nasional kedua.

Mengapa Muhammad Yamin menyebut Majapahit sebagai negara nasional kedua di Indonesia?

Baca juga: Mengapa Kerajaan Sriwijaya Dianggap sebagai Negara Nasional Pertama?

Apakah Majapahit negara nasional kedua?

Muhammad Yamin menyebut Majapahit sebagai negara nasional kedua di Indonesia karena wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia saat ini.

Dengan alasan yang sama, Muhammad Yamin menyebut Kerajaan Sriwijaya, yang lebih dulu berdiri daripada Majapahit, sebagai negara nasional pertama di Indonesia.

Dari rekam jejaknya, Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit memang diakui sebagai dua kerajaan maritim yang masyhur dan menyatukan hampir seluruh wilayah Nusantara.

Perluasan wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit tidak lepas dari peran Gajah Mada, yang dilantik menjadi mahapatih kerajaan pada masa kepemimpinan Tribhuwana Wijayatunggadewi, ibu Hayam Wuruk.

Setelah dilantik menjadi mahapatih, Gajah Mada mengikrarkan sumpahnya untuk menyatukan Nusantara, yang dikenal dengan sebutan Sumpah Palapa.

Sejak masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi, Gajah Mada mulai mewujudkan sumpahnya dengan memperluas wilayah kekuasaan Majapahit dan berhasil menaklukkan Bali serta beberapa kerajaan di Nusantara.

Ketika Tribhuwana Wijayatunggadewi turun takhta dan digantikan Hayam Wuruk, Gajah Mada tetap mendampingi raja sebagai mahapatih.

Baca juga: Wilayah Kekuasaan Kerajaan Majapahit

Hayam Wuruk dan Gajah Mada membawa Majapahit menuju puncak kejayaannya dengan memperluas wilayah kekuasaan hingga luar Nusantara .

Kerajaan Majapahit juga dikenal sebagai kerajaan maritim yang tangguh karena memiliki armada laut yang kuat dan berjaya di bidang perdagangan laut.

Wilayah kekuasaan Majapahit sangat luas, meliputi Bedahulu (Bali), Lombok, Palembang, Swarnabhumi (Sriwijaya), Tamiang, Samudera Pasai, Pulau Bintan, Tumasik (Singapura), Semenanjung Malaya, Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kandangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludug, Solok, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalong, Tanjungkutai, dan Malinau.

Di era Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit memperluas kekuasaannya hingga mencapai Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Batayan, Luwuk, Makassar, Buton, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.

Itulah mengapa Majapahit disebut sebagai negara nasional yang kedua.

Baca juga: Bagaimana Gajah Mada Dapat Menyatukan Wilayah Nusantara?

Kerajaan Majapahit mengalami kemuduran setelah Hayam Wuruk dan Gajah Mada wafat.

Salah satu faktor kemunduran Majapahit adalah pengganti Hayam Wuruk tidak cakap mengelola kerajaan dengan wilayah yang sangat luas, sehingga banyak daerah yang melepaskan diri.

Perebutan kekuasaan, pemberontakan, serta masuknya Islam juga melemahkan Majapahit.

Akhirnya, Majapahit runtuh pada abad ke-16 setelah Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak menaklukan Raja Brawijaya VII.

 

Referensi:

  • Muljana, Slamet. (2005). Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Jawa Timur

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Jawa Timur

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com